Selasa, 31 Juli 2012

Berbagi dan Bernyanyi di Konser Amal Hijabers

Bulan Ramadhan bukan cuma jadi bulan yang penuh rahmat dan ampunan. Di bulan ini juga Jannaration bisa ngerasain gimana indahnya berbagi dengan sesama. Pada hari Minggu, 29 Juli 2012 Hijabers Community Bandung (HCB) ngadain acara Konser Amal Musik Positif Hijabers Community Bandung Cinta Anak Yatim bersama DPU Daarut Tauhid di Graha Pos, Bandung. Konser musik ini jadi konser musik positif terbesar pertama di Kota Bandung dengan menghadirkan 24 tim nasyid seperti Teddy Snada, Edcoustic, Daud Sakty, Sotul Harokah, Tashiru, Hawari, Fitri Widjayanti, Iccachinantya, Ghaida Tsurayya, HCB Voice, dll.

Acaranya dimulai dari jam 10.00 pagi yang dibuka oleh Sekertaris Daerah Kota Bandung, Edi Siswadi. Setiap pengunjung yang datang dikenakan tiket Rp 5.000,- dengan harga segitu Jannaration turut berbagi dengan anak-anak yatim. Bukan cuma penampilan musik ada juga penampilan fesyen show dari Gda’s by Ghaida, Cuba Klik Shop, Aiesha Abia, Queenerikha, Rauda, Riham Collection, Rehab, Flows, Prugna, DnC Shoes, Femme Outfit, Internal by Erin dan Soleil Muslim Fashion. Semua itu hasil karya dari desainer-desainer muda kota Bandung.

Lagu-lagu yang dinyanyikan oleh setiap penyanyi dan grup nasyid bernafaskan religi. Menariknya setelah selesai penampilan musik diselingi oleh fesyen show. Setiap model yang berjalan catwalk nggak pernah lepas dari jepretan kamera fotografer. Aliesha Abia yang fokus ke scraft dan pashmina, Queenerikha ingin menginspirasi muslimah lewat desain working our dan Gda’s by Ghaida masih tetap dengan karakter khasnya bunga-bunga lewat tema “Picnic Romantic”

“Alhamdulillah nggak nyangka yang dateng banyak ternyata nggak cuma anak muda aja tapi anak muda yang bertambah umurnya.” Kata Ghaida saat naik ke panggung.

Menjelang waktu ashar ada penampilan spesial dari Dian Pelangi yang sengaja datang ke Bandung. Dia tampil cantik dengan gaya khasnya menyanyikan 2 buah salah satunya dari Maher Zain “Number One For Me” diiringi sama gitar akustik.

Mini Film Ramadhan di Kampung Hijabers
Waktu buka puasa terasa semakin dekat, sebanyak 200 anak yatim dari Dompet Peduli Umat (DPU) Daarut Tauhid sudah duduk manis di deretan bangku paling depan. Sajian konser musik berbeda sebentar lagi bisa dinikmati sama Jannaration. Konser musik bersama pemutaran film pendek “Ramadhan di Kampung Hijabers” berkisah tentang perjalanan seorang lelaki yang ingin memperdalam ilmu agama dengan pergi menuntut ilmu di kampung hijabers. Para pemain filmnya sendiri adalah penyanyi nasyid dan anggota Hijabers Community Bandung.

Cucu Hidayat perwakilan dari DPU Daarut Tauhid bilang kalau Jannaration punya harta berlebih ada baiknya dikeluarkan apalagi di bulan Ramadhan. “Adapun ketika kita punya harta berlebih ada baiknya kita keluarkan ketika Ramadhan karena sebaik-baiknya sedekah adalah di bulan Ramadhan,” katanya.

Mumpung masih bulan Ramadhan, udah saatnya Jannaration berbagi dengan sesama karena berbagi itu indah apalagi perhitungan pahala dari Allah buat orang yang sedekah berlipat-lipat. Salut buat Hijabers Community Bandung atas Konser Amal Musik Positifnya.

Indonesian Youth Conference 2012, Kita Yang Menentukan

Jurnalisme dan media sosial, kreativitas, dan kewirausahaan itulah tiga sesi yang aku ambil ketika mengikuti Indonesian Youth Conference 2012 di Thamrin Nine Ballrom. Forum IYC digagas oleh seorang wanita bernama Alanda Kariza banyak hal yang aku dapatkan termasuk ilmu dan pengalaman.

Rabu, 25 Juli 2012

Saat Janna Bertanya, Aku Menjawab

“Emangnya mau turun dimana?” tanya seorang pemuda berambut plontos kepadaku

“Mau turun di daerah Pejaten, Jakarta Selatan,” jawabku

Walau duduk di bis bersebelahan, percakapan antara aku dan pemuda itu baru dimulai saat ada pertanda dariku yang masih belum akrab dengan daerah di Jakarta. Malam itu bus Prima Jasa telah keluar dari gerbang tol, awan sudah gelap bercampur asap kendaraan bermotor yang tak hentinya membentuk kabut penuh polusi.

Obrolan kami berlanjut, “Sebentar, Pejatennya yang mana dulu? Ada Pejaten Pasar Minggu soalnya banyak daerah Pejaten di Jakarta Selatan,” tanyanya lagi

“Pokoknya daerah Pejaten aja yang ada di Jakarta Selatan,” jawabku sambil tersenyum

Aku disarankan untuk turun di daerah Cilandak lalu naik KOPAJA P20 karena jarak darisana lebih dekat daripada harus turun di terminal Lebak Bulus. Tibalah aku di daerah Pejaten dengan mengendarai KOPAJA P20 dari kejauhan terlihat sebuah gedung dengan tulisan REPUBLIKA itulah kantor yang aku cari. Laju kendaraan tak hentinya bergerak cepat tidak ada celah untuk melintas bagi pejalan kaki kecuali saat lampu merah menyala. Panas bercampur polusi mengiringi setiap langkah kakiku. Jangan tanya berapa banyak gedung pencakar lakngiit, apalagi jumlah setiap lantainya karena semakin tinggi gedung itu dan megah maka semakin bernilai harganya.

Iqbal datang menyapaku bersama temannya Faisal setelah selesai meliput rapat sidang isbat di Kementrian Agama RI. Aku pulang ke kostan Faisal untuk beristirahat. Besok masih belum puasa karena keputusan bersama awal puasa jatuh pada hari Sabtu, 21 Juli 2012.  Jika awal puasa hari Sabtu bukan berarti tidak ada yang puasa hari Jumat. Muhammadiyah mulai puasa hari Jumat lebih awal dari biasanya. Aku memilih untuk mulai berpuasa hari Sabtu bersama Iqbal dan Faisal.

Sejak pagi Faisal dan Iqbal sudah pergi ke kantor REPUBLIKA karena harus bertemu dengan redaktur menanyakan bahan liputan hari ini. Jam masuk kantor di Jakarta berlaku mulai dari jam 09.00 pagi itu juga biasanya kantor masih sepi waktu tersita saat perjalanan menuju kesana.

“Oiya, tapi besok loe interview di Kemang ya, bukan di Buncit. Takutnya salah,” itulah isi sms yang aku baca kemarin malam yang dikirim oleh Zelva Wardi reporter Majalah Janna.

Mandi, makan siang, mempersiapkan diri lalu berangkat menuju Kemang dengan menggunakan jasa ojek. Panggilan wawancara kerja membuatku penasaran dan merasa tertantang. Apa yang akan ditanyakan nanti oleh mas Agung Vazza, Editor In Chief dari Janna. Janna sendiri terbilang majalah baru dengan konsep mengedepakan anak muda yang islami. Petunjuk dari Zelva kantor Janna ada di belakang McD Kemang berjajaran dengan ruko-ruko No. 12H.

Saat melihat kantor Janna, bayang-bayang ketidakpercayaan hilang terhapus oleh keberadaan kantor yang aku tuju. Konsep kantor majalah anak muda dihadirkan lewat desain minimalis dan elegan. Beragam cover setiap edisi di tempel di dingding kantor dibingkai pigura berkaca. Mas Agung Vazza masih belum ada di kantor, aku menunggu sambil menikmati teh hangat yang disajikan.

Tidak perlu menunggu lama tiba-tiba ada suara yang menyapaku “Hamdi ya, tunggu dulu ya sebentar,” mungkin itu orang yang datang untuk menanyaiku sesuatu.

“Tau majalah Janna darimana? Hamdi suka ngerokok gak, saya gak apa-apa kan ngerokok?” Mas Agung melempar pertanyaan pertamanya kepadaku.

Aku sudah menjadi pembaca Janna sejak awal-awal majalah ini muncul. Desain dan isinya yang beda dari majalah yang ada menjadi alasan kuat kenapa Janna selalu aku nantikan. Apalagi setelah ulang tahun pertama ada perubahan dari segi ukuran, desain, dan kertas itu menjadi kekuatan baru untuk Janna. Gaya hidup anak muda yang kreatif sudah mulai masuk lewat bahasan gadget, gaya hidup hijau, komunitas dan industri kreatif anak muda.

Pertanyaan tentang diri pribadi termasuk kuliah harus aku jawab. Pertanyaan tentang kesiapan kerja sebagai reporter juga ditanyakan. Apakah aku siap untuk pindah ke Jakarta? Jika siap mulai besok sudah bisa ikut kegiatan semacam absen, rapat, dll. Aku masih belum bisa menjawab, memang untuk saat ini mas Agung bilang pemberitaan Janna masih fokus di Jakarta belum di kota-kota lainnya bukan menutup kemungkinan kedepannya akan ada di setiap kota karena permintaan untuk itu sudah banyak. Darisana aku berpikir ketika ada di Jakarta harus ada yang ditinggalkan. Tugas akhir mahasiswa lebih dikenal skripsi. Jujur tanggungjawab terbesar buatku itu bukan karena tuntutan dari orangtua lebih karena memang itu tugas yang tak terhingga bagi mahasiswa sebelum lulus.

Kiranya cukup pulang dengan membawa pengalaman, nasehat, stiker, dan majalah Janna edisi baru. Tidak lupa ucapan terima kasih kepada office boy atas sajian teh hangatnya. “Janna butuh orang-orang kayak Hamdan ini yang suka nulis dan mau belajar,” pesan itu menjadi gas pembakar buatku untuk kembali pulang ke Bandung esok hari.

Selasa, 03 Juli 2012

The Trees and The Wild Live at MAYDAY

Before I talks about the story, I want to tell you that I was resign from my job as operator. So, I work for one day to feel the work office situation. What do you think about that?

"Tuh kan Remedy lucu banget! sekarang jadi keliatan beda," ungkap salah seorang penonton cewek yang waktu itu histeris ngeliat Remedy vokalis dari band The Trees and The Wild beberapa detik terlewati ada lagi yang bilang kalau Charita Utami makin cantik aja sekarang. Sejak panggung terisi oleh band yang dikenal lewat lagu-lagu seperti "Irish Girl", "Berlin" dan "Malino" seluruh panca inderaku telah siap untuk menerima aliran musik dari mereka.

Lagu baru yang masih asing diperkenalkan kepada penonton di acara MAYDAY! Market to Divert Your Day musik yang memukau sedari awal tak hentinya membuat tubuhku bergerak mengikuti irama, raungan, dan hentakan drum yang menggetarkan area pertunjukan. Salman ada di barisan paling depan menemani sekumpulan wanita cantik yang sengaja datang untuk melihat betapa lucunya Remedy sambil sesekali memotret. Aku menikmati lagu kedua yang judulnya "Saija" ini adalah lagu baru TTATW yang pernah aku dengar sebelumnya di YouTube. Sayangnya "Our Roots" harus jadi lagu terakhir, karena alasan musik The Trees and The Wild yang terlalu keras di area mall Paris Van Java (PVJ). Sesingkat itu padahal mereka baru pulang bermain di Singapura dan langsung datang ke Bandung.

Untuk menuju ke mall PVJ tidak mudah, aku harus berjalan ke bawah dari daerah Setiabudi karena pada saat itu aku dan Salman sempat kehilangan arah tapi tidak tersesat. Jangan pernah sekali-kali menunjukan kalau kita tidak tahu daerah yang dituju bersikaplah santai dan seolah tahu. Kalau perlu berbicaralah bahasa Indonesia agar terlihat baru pertama kali datang itu kata Salman berdasarkan tips yang dibacanya. Mall PVJ yang luas belum membuat Salman yakin kalau aku tahu tempat yang dituju, aku bilang "Kalau kita sudah sampai disini kemungkinan untuk tersesat kecil karena tempatnya tinggal dicari."

MAYDAY! digelar selama 2 hari mulai dari hari Sabtu, 30 Juni 2012 sampai hari Minggu, 1 Juli dengan bintang tamu spesial The Trees and The Willd. Ada banyak barang yang dijual mulai dari baju kemeja, kaos, celana denim, sepatu sampai makanan yang semuanya merupakan hasil karya dari mahasiswa ITB. Dekorasi unik saat masuk dirancang untuk membuat suasana terlihat berbeda dan pengunjung tertarik untuk datang. Pada saat datang aku bertemu dengan generasi merunduk, generasi kaos polos dan generasi sundel bolong. Mengapa merunduk? karena generasi ini sibuk memainkan gadget tanpa menganal waktu sehingga kepala harus merunduk. Kaos dengan sablon sudah sedikit peminatnya, maka lahirlah generasi kaos polos biasanya digunakan oleh lelaki agar terlihat maskulin. Terakhir, ada generasi sundel bolong biasanya menghinggapi wanita cantik dengan pakaian bolong dibelakangnnya. Generasi ini bangga menunjukan punggung tanpa penutup tapi untungnya hanya kaos yang bolong bukan punggungnya.