Sabtu, 22 September 2012

BBQ Party Membuatku Gagal Fokus

Sabtu, 22 September 2012
Doni dan Kika sudah berdiri saling berdekatan di depanku dan youth leader lainnya. Doni mulai menyampaikan ucapan terima kasihnya atas kedatangan kita semua pada acara BBQ Party di BCCF Simpul Space 2. Setelah itu giliran Kika yang menyampaikan kesimpulan saat kumpul di Potluck Kitchen,  dari kalimat pembuka saja sudah jauh meloncat dari topik pembahasan. Merasa ada yang ganjil salah seorang temanku berteriak “Gagal fokus tuh si Kika,” katanya.

Kata “Gagal Fokus” bisa secepat itu menyebar lewat aplikasi whats app para anggota MTV EXIT Youth Leader. Kika melanjutkan topik pembahasan pada malam itu, Grace muncul untuk membantu Kika menyampaikan program apa yg harus dikerjakan lagi oleh kita semua. Lilin-lilin kecil masih menyala, hentakan musik disco bertempo up beat berhenti untuk sejenak. Kata Grace,youth leader akan membuat sebuah pameran eksibisi tentang human trafficking. Pameran bisa dalam bentuk foto atau karya desain yang penting waktunya dulu ditentukan oleh kita.

Hasil kesepakatan bersama terpilihlah Ojan sebagai ketua untuk eksibisi nanti. Waktunya sudah ditentukan di awal Desember. Penggarapan konsep harus sudah matang selama satu minggu. Bowo dipilih sebagai pendamping Ojan dan Yanyan ada di tim kreatif. Lagi-lagi kita semua gagal fokus. Belum selesai obrolan satu, fokus berpindah ke masalah jomblo. Merasa mendapat peluang untuk menunjukan eksistensi salah seorang jomblowan berteriak “ Gue gak jomblo tapi single,” katanya lega.

Jangan sebut nama skripsi karena itu bisa membuatku gagal fokus. Tidakkkkkkkk!!! Mendengar namanya saja membuatku teringat pada wajah dosen pembimbing. Pepatah “banyak jalan menuju Roma” tidak berlaku dalam hal mengerjakan skipsi. Satu-satunya orang yang harus aku temui adalah dosen pembimbing bukan orang lain seperti Asmirandah atau Nikita Willy. Ingatlah mahasiswa tingkat akhir itu mudah tersinggung.

Pada malam itu pandanganku hanya tertuju pada apa yang ada di depanku yaitu beberapa tusuk sate sosis dengan paprika dan daging ayam yang masih belum dibakar. Makanan itu semua tidak bisa membuat perutku kenyang. Acara BBQ Party seharusnya dirubah menjadi Padang Party atau Warteg Bahari Party, kenapa? Karena makanan yang sidajikannya bukan hanya membuat perut kenyang tapi juga bisa dibungkus untuk dibawa pulang ke kosan.

Senin, 10 September 2012

Gelang Ungu Untuk Riska

Sabtu, 8 September 2012
Dari judulnya saja sudah seperti judul cerpen atau judul salah satu bagian dari novel. Aku sedang belajar membuat serangkaian cerita yang menarik. Kali ini mari kita memulainya dari janji. Apa yang pernah aku tawarkan pada seseorang lantas belum bisa aku penuhi, buatku itu menjadi sebuah janji. Seseorang yang pernah membuat janji pasti akan terus teringat kalau janjinya belum ditepati terlebih janji pria pada seorang wanita.

Sejenak kita pindah ke cerita lain, pada waktu pagi saat mentari sedang giat-giatnya bekerja. Aku sudah bertarung mengalahkan diri sendiri pergi menuju ke sebuah toko yang menjual beragam makanan dan minuman. Toko itu letaknya berdekatan dengan kampusku namanya Toko Dani mungkin itu nama dari pemiliknya atau nama salah setu orang yang paling disayangi oleh pemilliknya. Belum lama duduk di bangku panjang, Pungkit datang menyapaku. Aku sudah bisa menebak apa yang akan dibelinya. Kalau tidak rokok pasti kopi. Dia baru saja pulang dari Ujung Berung untuk mengecilkan baju. Jemariku tak hentinya mengetik sms menanyakan dimana keberadaan dirinya sekarang. Beberapa sms sudah aku kirim tapi belum ada sama sekali jawabannya di kotak masuk. Sampai akhirnya aku harus pergi dari Toko Dani menuju Asrama 2 Saudara.

Handphoneku bergetar pertanda ada sms yang masuk. Sejuta rasa penasaran muncul saat nama Riska Q Sakinah tampil di kotak masuk.

“My mother is sick. So, I’ll go after dzuhur. Sorry,” itulah isi sms singkat darinya.

“Well cha never mind. Get well soon for your mom. Leave a massage if you already come.” balasku sambil menunggu kiriman sms itu sampai.

Pada hari yang sama di waktu berbeda, aku kembali datang ke Toko Dani untuk kedua kalinya. Kursi yang tadi aku duduki masih saja kosong. Tempat itu sepertinya sudah dipersiapkan untuk aku tempati bersama Icha. Mataku masih terus menatap setiap barisan kata yang tercetak di dalam buku “Semiotika Visual” karangan Kris Budiman. Ada sedikit kejutan kecil di hatiku, katanya ia sudah datang coba pindahkan tatapan matamu kedepan. Benar saja hati tidak bisa bohong Icha sudah datang mendekatiku lalu tangan lembutnya bersentuhan dengan tanganku. Inilah kali pertama aku bertemu dengannya.

“Maaf icha jadi ke kampusnya siang soalnya tadi pas mau berangkat pagi mamah Icha sakit,” katanya meminta maaf padaku. Aku dan Icha sudah duduk berdekatan di satu tempat. “Maaf ya, kalau aku orangnya cerewet” katanya lagi. Seberapa cerewetnya dirimu yang terpenting jangan ada seorang pun yang mengusik kita walaupun hanya butiran debu.

Wajahnya imut, bibirnya manis tanpa polesan lipstick. Senyumnya mampu mengundang hujan setidaknya gerimis juga iri. Aku jadi teringat akan gelang ungu yang aku bawa untuknya. Gelang itu warnanya ungu, aku berikan kepadanya dengan tulus. Tangannya dengan lembut penerima gelang ungu pemberianku. Kini gelang itu sudah melingkar indah di tangan kirinya. Rasa bahagiaku kian bertambah saat apa yang aku lihat itu nyata. Warna baju yang Icha kenakan sama warnanya dengan kaos milikku. Ia mengenakan rok, tas kecil bentuknya kotak berwarna biru dan 2 buku tebal dibawanya.

Seandainya ada kamera disampingku pasti sekarang sudah ada beberapa foto cantiknya tersimpan dengan baik di ruang hatiku. Icha bercerita tentang perkuliahannya. Hampir semua dosen sudah masuk dan memberikan tugas cukup banyak. Selesai kita bertemu, ia harus pergi untuk mengerjakan tugas di kosan temannya.

Sudah beberapa pasang mata lewat mengamati dan mengawasi kita. Dirimu terus menyemangatiku untuk tidak galau. Maaf kalau jawaban yang keluar dari mulutku hanya kata “galau” ketika dirimu bertanya apa kegiatanku sehari-hari sekarang? Dirimu pergi meninggalkan rindu bagiku bersama sebuah pesan “Jangan galau lagi ya”

Jumat, 07 September 2012

Tempatkanlah Kegantengan itu Pada Tempatnya

Saat loe punya temen yang ganteng pintar-pintarlah untuk menempatkannya pada posisi yang tepat terutamanya saat loe harus berada di tengah kerumunan cewek cantik. Kenapa gue bilang gitu? Soalnya mau segimana gede usaha loe, cewek-cewek itu pasti lebih tertarik buat cari perhatian dan kenalan sama temen cowok loe yang ganteng. Kalau loe belum merasa ganteng itu artinya nasibnya sama kayak gue. Gue punya temen namanya Bayu, orangnya ganteng, kulitnya putih, rapih dan wangi. Kurangnya cuma satu sih, dia sering banget ngelucu yang ngebuat tingkat kegantengannya menurun, itu menurut gue. Misalnya “Sebentar ya, saya mau ke WC dulu takut ee di celana.” Buat cowok ganteng gak perlu kan kalau ke WC itu dijelasin mau ngapainnya.

Bayu kebeneran harus dipertemukan bareng gue di sebuah organisasi kampus namanya SUAKA. Seberapa gantengnya seseorang belum tentu bisa terbebas dari bencana patah hati. Seringkali Bayu ngalamin patah hati, gue dapet kabarnya dari temen yang telah menderita syndrom kepo sejak lama. Darisana gue ngambil kesimpulan jadi ganteng itu gak selamanya menyenangkan.

Tapi, semua itu berubah ketika Bayu terpilih jadi Pimpinan Umum di organisasi gue. Kegantengannya kini punya daya jual. Waktu dia ngomong semua anggota fokus dan hening karena gue yakin bukan omongannya yang didengerin. Tapi, terpesona sama kemilau wajahnya yang ganteng. Gue punya temen yang nasibnya sama namanya Ozan. Kita berdua sering kehabisan kesempatan buat kenalan sama cewek karena banyak yang lebih memilih kenalan sama Bayu. Puncak-puncaknya pas waktu peresmian FKPMB dimana banyak cewek-cewek yang dateng. Waktu itu Bayu dateng dengan gayanya yang casual, baju kotak-kotak dan celana levis. Dari jauh banyak cewek dan juga cowok yang bertanya-tanya itu siapa sih? Gue dan Ozan yang kenal baik sama cowok itu langsung aja ngejawab tanpa perlu disuruh “Itu Pimpinan Umum SUAKA yang baru” kata kita berdua sambil coba tebar pesona. Perih rasanya respon yang dateng dari cewek-cewek itu cuma kata “Ohhhhhh”

Selesai gue ngasih tahu, tiba-tiba aja cewek-cewek yang tadinya pada ngumpul langsung ngedeketin Bayu ada magnet apa mereka kesana. Kejadian itu ngebuat gue dan Ozan kehilangan keperjakaan. Untungnya kita berdua belum jadi operasi plastik buat ngerubah muka jadi ganteng. 

“Ini sama Bayu ya Pimpinan Umum SUAKA yang baru,” kata cewek-cewek itu. Bayu ngebales mereka sambil ngeluarin jurus senyumannya. “Iya, saya Bayu Pimpinan Umum SUAKA yang baru,” katanya.

Buat menarik perhatian lawan jenis cewek gak kalah pintar sama cowok. Habis kenalan sama Bayu salah seorang cewek ada yang ngajak foto bareng “Eh Bayu bisa foto bareng gak sama kita.” katanya genit. Nggak tahu kenapa waktu itu Bayu gak ngasih respon sama sekali, cuma kata “sebentar” yang terus-terusan keluar dari mulutnya. Gue dan Ozan bingung harus berbuat apa. Gue coba bujuk dia supaya mau foto bareng sama tiga cewek itu. Bujukan gue belum berhasi, Bayu terlihat sibuk dengan handphonenya dan mencoba keluar dari situasi ini. Pada akhirnya nggak ada seorangpun cewek yang berhasil foto bareng sama Bayu.

Gue berdua dateng ke Bayu buat nanyain, kenapa tadi nggak mau foto bareng sama mereka? Bayu ngejawab “Nggak mau ah malu” katanya. Dalem hati gue bilang “ada juga ya cowok ganteng yang masih malu-malu. Gimana kalau dia nggak ganteng?”

Dari semua kejadian yang pernah terjadi, gue suka ngambil kesimpulan penting. Kejadian waktu itu ngebuat gue dan Ozan sadar betapa pentingnya buat pergi kemana-mana tanpa harus ada Bayu. Seandainya dia ada kesempatan kita berdua buat kenalan dan bisa ngedapetin nomer handphone cewek cantik semakin sulit. Tempatkanlah kegantengan itu pada tempatnya cuma itu solusinya.

Rabu, 05 September 2012

Pengalaman Menjadi Youth Leader di Konser MTV EXIT

Intro lagu “ Muda dan Berani” dari Speaker First di waktu sore menemaniku untuk membuat laporan Konser MTV EXIT Stop Human Trafficking ini. Tepatnya pada hari Sabtu, aku berhasil menembus jalanan dengan cepat memberanikan diriku untuk menjadi yang terdepan di jalanan ketika itu. Aku sudah sampai di lapangan Gasibu, disana berdiri panggung yang megah. Semangat dari sekumpulan anak muda yang ingin menonton konser MTV EXIT telah merasuk pada jiwaku. Gate masih belum dibuka penjagaan dari security begitu ketat. Bagi siapapun yang ingin masuk harus menunjukan id cardnya. Aku masuk lewat pintu belakang dan langsung bergabung dengan anggota MTV EXIT Youth Leader yang sudah datang terlebih dahulu.

Sebelum gate di buka ada briefing terlebih dahulu, kami bagi-bagi tugas untuk menjadi setiap sudut yang nantinya akan dipadati oleh ribuan orang yang datang bukan hanya dari Bandung tapi daerah laiinya juga. Aku mendapat kesempatan untuk menjaga stage di paling depan sebelah kanan. Tugas dari Youth Leader adalah menyampaikan pesan tentang apa itu perdagangan manusia dan membagi-bagikan gelang ungu. Gate telah dibuka satu persatu pengunjung yang kebanyakan dari anak muda mulai memadati lapangan Gasibu. Gaya mereka beragam ada yang datang dengan kaos hitam, baju kemeja kotak-kota, kaos dipadukan jaket, dll. Satu persatu anggota Youth Leader mulai menyapa pengunjung termasuk juga aku. Terkadang ada juga pengunjung yang sengaja datang untuk meminta gelang. Saat ditanya tentang apa itu Human Trafficking? Sebagian sudah ada yang tahu dan mengerti sebagian lagi ada yang baru mengetahui dan mengdengar lewat penjelasan dari kami. Gelang ungu habis lebih cepat karena banyaknya permintaan.

Satu persatu band pengisi acara mulai naik ke panggung MTV EXIT. Ketika ditanya band apa yang paling ditunggu? Kebanyakan jawaban yang keluar dari pengunjung asal Bandung adalah ROSEMARY. Bukan hanya ROSEMARY yang akan tampil ada juga Speaker First, Glory of Love, D’Masiv, The Changcuters, Bondan Prakoso feat Fade 2 Black, Winner, Pas Band dan band indie asal Australia Xpatriate. Walau konser MTV EXIT gratis banyak dari pengunjung yang belum mendapat tiket sehingga harus menontonnya dari luar. Selain sajian musik ada juga berbagai macam stand yang memberikan banyak pengetahuan tentang apa itu perdagangan manusia dan bagaimana cara menanggulanginya. Dari Bandung sendiri ada stand kreatif dari Bandung Creative City Forum (BCCF), Komunitas Air Foto Network, dan BULB (Barudak Urban Light Bandung). 

Dari sekian banyak pengunjung di lapangan Gasibu, aku menemukan banyak dari temanku yang datang ke konser. Salman, Dody, Aad dan Ucok datang lebih awal diwaktu sore. Selanjutnya menyusul Miko Alonso, wartawan Bisnis Indonesia ditemani pacarnya Nabila. Rangga ada ditengah-tengah kerumunan penonton konser datang menanyakan kabar diriku dan ia sedikit bercerita tentang pacarnya Ifuu. Puncaknya pada saat sekumpulan mahasiswa tingkat akhir datang Ozan bersama Elia, Haveuk, Lette, Karyo, Fadil dan teman wanitanya. Gelang ungu yang masih tersisa aku bagikan kepada mereka.

Panggung yang megah, suara sound yang memuaskan ditambah percahayaan luar biasa menambah semarak konser MTV EXIT apalagi ditambah dengan ROSEMARY yang sekarang sudah ada dipanggung. Lagu “Heroes” membuka penampilan dari mereka. Penonton konser seketika larut dalam alunan lagu, bernyanyi dan bergoyang bersama. Band pop punk ini menyampaikan pesan untuk menghentikan perdangan manusia “Daripada jualan manusia mendingan oge jualan seblak jeung cireng” kata Ink

Konser berjalan dengan damai tidak ada kerusuhan karena pengamanan begitu ketat. Band asal Australia Xpatriate mendapat sedikit respon dari penonton karena nama dan lagu mereka masih asih di kalangan pendengar musik di Bandung. Sudah saatnya pulang karena tidak ada lagi band yang harus aku tonton. Menjadi Youth Leader merupakan sebuah pengalaman berharga. Aku, Bayu, dan Hardi yang terpilih dari kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Jangan lagi ada dari Indonesia yang menjadi korban perdagangan manusia. Masih banyak peluang kerja atau menciptakan pekerjaan di Indonesia, jadi buat apa harus pergi ke luar negeri. Sadarlah manusia bukan untuk diperjual belikan. Stop Human Trafficking.