tag:blogger.com,1999:blog-35545770476609109072024-03-13T13:07:01.660-07:00The Chakiman Journal .__.I'm The Chakimanhttp://www.blogger.com/profile/14151130601542056531noreply@blogger.comBlogger116125tag:blogger.com,1999:blog-3554577047660910907.post-5517578846781966412015-02-03T05:58:00.000-08:002015-02-03T05:58:07.602-08:00Apa Yang Terjadi Pada Mimpi? Ketika itu, aku tengah mengendarai motor melintasi sebuah daerah yang belum aku ketahui namanya. Kondisi lalu lintas terasa sepi hanya sesekali saja ada mobil dan motor menyapa pada jalanan. Sepanjang jalan sisa-sisa rumah belanda masih berdiri kokoh dan bersih selain itu ada juga para pedagang yang mampu mengundang keramaian orang-orang. Melihat sesuatu yang menarikk, perjalananku sempat terhenti sejenak di sebuah toko. Di toko itu keluarlah dua orang perempuan cantik berkerudung yang satu manis dan satunya lagi cantik tapi tidak terlalu istimewa. Keduanya menyambut dan menyapaku dengan ramah. Tidak jelas barang apa yang di jual di toko ini yang ingin aku miliki ketika itu adalah sebuah tas serut. Warnanya biru dan di belakangnya ada tali panjang yang biasa dikenakan di pundak. Seingatku harga tas serutnya 6.000 bisa juga memesan sesuai keinginan sendiri dan bahannya bisa dari kanvas atau blacu. <br />
<br />Tidak beberapa lama datanglah seorang lelaki, berjalan sempoyongan, rambutnya terlihat berantakan lalu duduk di kursi dengan muka kecut dan tangannya menahan dagunya. Seperti orang bangun terbangun dari kematian, kehadiranku di tokonya tidak disadarinya. Aku masih berhadapan dengan dua wanita tadi untuk melakukan tawar menawar harga tas serut. Belum ada kesepakatan harga dari jumlah tas yang akan aku pesan, semuanya masih menggantung tanpa keputusan lalu aku minta kartu nama dan nomor telepon sekiranya cocok nanti ada komunikasi lebih lanjut. <br />
<br />Tawar menawar tanpa kepastian telah berakhir, aku sejenak berkeliling-keliling sambil mengamati toko ini lebih jeli. Ada banyak screen tertata rapih di sebuah ruangan khusus. Tidak beberapa lama keanehan pun mulai terjadi suasana berubah seketika, dua perempuan yang melayaniku menghilang kemudian banyak orang-orang berkumpul. Kondisi ini sempat membuatku heran, lelaki pemilik toko juga tidak terlihat. Kuperhatikan orang-orang disini tengah mengamati sebuah proses shooting, ketika itu aktor yang tengah beradu peran adalah Raditka Dika, Ira Gunawan, seorang anak kecil dan satu lagi aktor senior yang namanya tidak aku tahu. Kalau diperhatikan sepertinya ini adegan santai keluarga yang sedang berkumpul bersama. Aku pun terbawa suasana orang-orang sampai-sampai ikut menonton. <br />
<br />Saat tengah memperhatikan sebuah proses pembuatan film atau lebih dikenal shooting. Aku dikagetkan oleh kedatangan seorang perempuan muda, dia mengaku begitu tergila gila padaku. Sampai-sampai aku dicumbuinya beberapa kali. Untuk detailnya seperti apa alangkah baiknya, aku menceritakannya langsung kepadamu saat malam Jumat atau saat munculnya bulan purnama. Baru kali ini aku merasakan dalam mimpi betapa bahagianya mendapat pujian dari seorang wanita. Wanita yang (mungkin) tergila-gila padaku sudah pergi lalu ada lagi lelaki misterius berwajah tampan. Selain tampan bagai artis karbitan dia juga tinggi dan tubuhnya atletis. Lelaki itu mengaku mengenalku secara dekat dari pengakuannya sebuah pelukan wanita atau cumbuan manis itu tidak berarti baginya, ia memilih untuk selalu suka berada di pojokan tempat yang gelap. Entah apa yang dipikirkannya disana. <br />
<br />Berakhirlah sudah kejadian yang tidak kumengerti ini. Toko sekaligus rumah ini keadaannya sudah kembali seperti semula tapi tidak ada seorang pun di sini. Cahaya rumah menjadi remang remang hanya sedikit saja yang masuk dari luar jendela. Kesepian kini mulai menyerangku, tak sanggup rasanya merasakannya sampai berlarut-larut. Keajaiban itu selalu ada ketika kita percaya akan kedatangannya. Keajaiban itu datang saat aku mendengar suara merdu tapi terasa sekali samar-samar di telinga ini. Suaranya sepintas aku kenal tapi lagu-lagu yang dinyanyikannya masih terdengar asing. Cahaya remang-remang menjelma menjadi seberkas cahaya putih yang terang berderang. Jendela yang bentuknya persegi panjang menjadi sebuah layar yang mampu menayangkan gambar gambar bergerak seperti halnya di televisi. Mulailah jelas suara itu dimiliki oleh RAISA wajah cantiknya tampak jelas di layar, ia sedang bernyanyi dengan mengenakan baju sekolah seperti di film-film jepang atau mungkin seperti murid di sekolah Hogward di film Harry Potter. <br />
<br />RAISA masih menebar keindahan suaranya lewat beberapa lagu yang hebatnya bisa sampai menembus proses dibalik layar pembuatan lagunya. RAISA kini tidak sedang menyanyi tapi dia sedang berakting dalam sebuah drama musikal. Beberapa cuplikan adegan muncil di mana ia tengah bersama pacarnya kalau tidak salah namanya Kaenan Pearce. Sungguh romantis dengan dipadukan konsep art yang kuat. Di sinilah, aku bisa melihat sosok bidadari secara dekat tapi sayangnya tidak dari depan hanya rambutnya saja terurai indah dari belakang. Gaun anggun warna merah muda itu mungkin akan sulit lepas dari ingatanku. Hai RAISA, aku mencintaimu<br />
<br />Aku lalu terbangunkan oleh pagi dan menyadari semua mimpi-mimpi yang baru saja terjadi adalah kumpulan kejadian yang berkaitan dengan kegiatanku dalam satu hari secara bersamaan dalam ruang yang tak terjamah bernama mimpi. <br />I'm The Chakimanhttp://www.blogger.com/profile/14151130601542056531noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3554577047660910907.post-78687271482215579102014-12-16T01:30:00.002-08:002014-12-16T01:30:46.911-08:00Mengenal Tintin Lewat Sosok Seno Gumira Ajidarma Setelah melewati Simpang Dago saya begitu yakin sebentar lagi akan sampai menuju ke Cigadung. Nama daerah ini masih terasa asing bagi saya biarpun begitu perjalanan tidak bisa berhenti sampai di sini. Berkat petunjuk dari beberapa orang mulai dari pengguna motor, pejalan kaki dan tukang parkir, saya tidak lagi merasa bingung. Untuk pertama kalinya motor Honda Beat hitam saya mulai memasuki daerah Tubagus Ismail. Atas arahan dari tukang parkir di Tubagus Ismail saat berada di depan rumah makan Ampera langsung belok kiri. Saya pun menemukan Ampera yang letaknya bersebelahan dengan Alfamart lalu belok kiri. <br />
<br />Setelah belok kiri beberapa ratus meter tampak sebuah gapura disana tertulis Komplek Perum UNPAD Cigadung I tugas saya selanjutnya adalah mencari jalan Sosiologi No. 14 yang menariknya di depan gapura pintu masuk ada plang yang memuat peta di komplek ini. Di peta jalan Sosiologi letaknya berdekatan dengan Paramita. Saya kini telah menemukan Jl. Sosiologi No.14 yang dimaksud . yaitu sebuah rumah minimalis yang menyatu dengan galeri juga perpustakaan. Terasa sekali nuansa art begitu kental seperti susu kental manis saat saya mulai memasuki ruangan setelah mendaftar ulang sebagai peserta diskusi. <br /><br />
Warna hitam begitu melekat pada sosok seorang <b>Seno Gumira Ajidarma</b> itulah yang saya lihat saat kali pertama bertemu dengannnya di sebuah perpustakaan dengan nama s.14. Dia datang dengan begitu santainya sambil menggendong tas ransel ketika itu memakai kaos polo hitam dimasukan ke dalam celana cargonya tidak ketinggalan jam tangan hitam mungkin mereknya g shock. Mas Seno duduk ditengah diapit oleh Ucok di sebelah kiri selaku moderator dan sebelah kanan Adhya Ranadiraksa seorang seniman yang tengah memamerkan karyanya tentang tokoh komik Tintin dengan judul “Si Tintin Positif”. Saya duduk di kursi nomor 5 letaknya ada di pojok sebelah kanan dekat dengan rak buku. <br /><br />
Sebelum diskusi dimulai terjadi obrolan ringan antara mas Seno dan bang Ucok yang mengometari kondisi perpustakaan s.14 yang dipenuhi oleh lighting yang cukup banyak. Cerpenis yang akrab dengan sosok Sukab ini pernah menemukan hal yang sama saat membaca koran Jakarta Post. Di Jakarta ada sebuah galeri juga perpustakaan yang konsepnya sama seperti ini. Tapi tentunya di s.14 yang ada di Bandung jaiuh lebih baik daripada yang di Jakarta begitulah katanya. <br /><br />
Mas Seno sepertinya punya keinginan untuk memasang lighting di rumahnya tapi niatnya itu enggan diwujudkan mengingat respon dari orang rumah. “Berapa ini,” seperti itulah ekspresinya Tapi seketika ia terbayang akan respon akan orang orang yang ada di rumahnya. Semua peserta diskusi sudah menempati kursinya masing-masing. Diskusi pun dibuka oleh bang Ucok sebagai moderatornya. Di awal awal diskusi sosok Seno Gumira Ajidarma dikenalkan lebih dulu kepada semua peserta. Pada saat bang Ucok kuliah ia bercerita pernah membaca tiga buah buku karya mas Seno diantaranya Saksi Mata, Jazz, Parfum dan Insiden dan buku terakhir ketika Jurnalisme Dibungkam Sasta Bicara. Masih dalam cerita perkenalan Seno diceritakan bang Ucok sebagai seorang yang senang memotret juga jalannya cepat. <br /><br />
Selesai perkenalan singkat kesempatan untuk bercerita banyak diberikan bang Ucok kepada mas Seno. Saya pun sudah tidak sabar untuk menyimak pemikirannya pada diskusi kali ini. Sebelum membahas tentang tema diskusi, mas Seno sedikit mengomentari tentang karya karya yang dipamerankan. Tema yang diangkat pada sosok Tintin berkaitan dengan agama ada poster, mug, boneka, postcard, dll. <br /><br />
Dalam diskusinya Seno menyampaikan bahwasannya semua orangtua percaya, kalau komik Tintin adalah bacaan komik yang baik untuk anak anak tapi ternyata tidak benar. Isi dari komik Tintin sendiri sebenarnya merupakan sebuah bentuk perlawanan Eropa terhadap Amerika, Eropa tidak ingin bangsanya tercuni oleh budaya Amerika. Komik Tintin sendiri lahir dari negeri Belgia di mana negara ini memang benar banar berdekatan dengan perancis. Dalam percakapan komik Tintin ada semacam realisme magis. Di Indonesia komik Tintin pernah menjadi perdebatan ketika versi terjemahannya salah menafsirkan ketika pesawat 714 mendarat di Indonesia. <br /><br />Pada saat bercerita tentang Tintin menurut sudut pandang seorang Seno, pikiran saya ini tidak bisa bergerak jauh melampauinya. Sejak awal pemaparan saja sudah menggunakan teori kontruksi. Dari teori kontruksi berlanjut pada teori ideologi. Sejujurnya saya agak kesulitan untuk menulis ulang teori teorinya secara detail. Pada sebuah kesimpulan mas Seno bilang hal yang tersulit adalah mengungkap sebuah kebenaran. <br />
<br />Kata itu seperti tekstil yang membuat 1000 serat menjadi benang. Benang kemudian menjadi kain dan kain menjadi baju. Seperti itulah kata kata dari satu kata bisa membawa banyak makna. Kata itu tidak terbatas kecuali dibatasi oleh interpretasi. Jawaban itulah yang secara utuh coba saya tuliskan dalam catatan ini. <br /><br />
Diskusi berakhir dengan menyenangkan karena penyelenggara menyediakan makanan dan minuman alakadarnya untuk para peserta termasuk saya. Setelah selesai banyak dari peserta yang minta foto bersama dan tanda tangan pada mas Seno. Saya pun tidak menyia-nyiakan moment ini dengan meminta tanda tangan di atas postcard Tintin yang dibagiakn secara gratis untuk peserta. Di atas postcard saya meminta mas Seno untuk menuliskan tanda tangan buat Hamdan dari Seno Gumira Ajidarma. <br />I'm The Chakimanhttp://www.blogger.com/profile/14151130601542056531noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3554577047660910907.post-65092901881599059422014-10-31T10:00:00.001-07:002014-10-31T10:00:38.095-07:00Setengah Kilo Gram Ikan Mas Tanah yang saya injak terasa lain, basah tapi tidak terlalu mengganggu langkah kaki selanjutnya. Bagi yang tidak suka becek dan kotor perlulah berhati-hati. Dalam keadaan seperti ini pasar tradisional kian tidak diminati utamanya bagi mereka yang betah bermalas-malasan. Pagi terasa indah saat berada di pasar walau yang terjadi tidak seindah apa yang tampak karena inilah pasar bukan mall atau supermarket. <br />
<br />
Saya mencoba masuk lewat gang sempit yang letaknya ada di tengah. Tampaklah di depan mata sebuah toko yang menjual baju anak-anak sudah mulai buka sepagi ini. Kemudian saya mampir di kios yang menjual snack dan kacang-kacang dalam plastik kecil. Harga per plastiknya sekitar Rp 4.00,- ada juga kios yang menjual kelapa tua untuk keperluan masak. Tidak ketinggalan kios makanan olahan seperti baso, chicken, sosis, makroni sedang dikunjungi oleh pembeli dari kalangan ibu-ibu. Makanan makanan olahan seperti ini besar kemungkinan akan dijual lagi untuk di konsumsi oleh banyak orang. <br />
<br />
Sejenak saya tertarik untuk memiliki tas karung warna putih yang ukurannya besar. Di sebuah kios yang menjual beragam macam plastik tas karung ini dijual seharga Rp 2.000,- tas karung biasa digunakan untuk membawa banyak barang belanjaan. Saya terpikir untuk membuat tas yang ukurannya sama besar dengan bahan dari blacu. Untuk kantong kresek hitam ukuran besar harga satuannya seribu untuk satu paknya Rp 18.000 dengan isi 48 buah.<br />
<br />
Mengingat tujuan saya datang ke sini untuk membeli ikan mas, maka ikanlah yang harus dibawa pulang bukan sayuran apalagi daging sapi. Ikan itu sudah jadi menu harian yang sering ayah saya santap baik itu waktu sarapan, makan siang, atau makan malam. Cara pengolahannya sendiri tidak digoreng tapi dipepes. Persoalan usia dan penyakit menjadi penyebab kenapa makanan saat usia tua harus dijaga. Kalau tidak, maka yang terjadi adalah korestorel tinggi juga gula darah naik.<br />
<br />
Penjual ikan mas segar di <b>pasar tradisional Soreang</b> tidaklah sulit ditemukan. Pilihan saya tertuju pada seorang pedagang dari sekian banyak yang ada. Letak kios ikan miliknya bersebelahan dengan kios penjual daging ayam. Kios daging ayam dimiliki oleh sepasang suami istri sang suami punya panggilan Ateng. Mungkin karena mukanya bulat juga tubuhnya pendek. Saya membeli ikan mas setengah kilo gram saja rasanya itu sudah cukup untuk sarapan ayah hari ini. <br />
<br />
Tentu ada alasan kenapa saya memilih untuk membeli ikan di kios ini. Alasannya sederhana karena penjualnya mau dengan senang hari membersihkan ikan-ikan itu, mengeluarkan isinya lalu mencucinya di dalam kios. Selesai dibersihkan, ikan ikan itu dimasukan ke plastik hitam. Untuk setengah kilo gram ikan mas dihargai sebesar Rp 11.000,- di depan kios ikan miliknya, ada sebuah kios yang menjual gorengan sekaligus juga jadi tempat nongkrong pegawai pabrik atau pekerja pasar. Ada sejuta cerita yang dilontarkan tentang kehidupan di kios itu. Di suatu pagi yang santai, saya mungkin akan mencoba minum kopi sambil menikmati pisang goreng di sana. Adakah yang ikut menemani saya? I'm The Chakimanhttp://www.blogger.com/profile/14151130601542056531noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3554577047660910907.post-30744681360248147362014-10-18T08:56:00.003-07:002014-10-18T20:51:54.468-07:00Lika Liku Belanja Bahan Untuk Produksi Tote Bag Bagi yang sedang merintis sebuah usaha terutama di bidang fesyen tentu belanja bahan untuk keperluan produksi sudah menjadi sesuatu yang tidak asing lagi. Baru-baru ini saya menerima pesanan tote bag dari Jakarta dengan jumlah yang cukup banyak. Hari Sabtu ini akan saya gunakan untuk membeli bahan tepatnya di Pasar Baru setelah itu baru ke Cigondewah. Saya masih sebatas tahu dua tempat itu untuk <b>referensi belanja kain di Bandung</b>. <br />
<br />
Pukul 10 lebih, saya berangkat dari rumah menuju tempat yang dituju. Di tengah perjalanan, saya memutuskan untuk pergi ke <b>Cigondewah</b> dulu. Belum sampai ke sana, saya malah tertimpa kesialan. Motor hitam saya dihentikan oleh polisi karena siang itu sedang ada razia. Kelengkapan surat surat saya pun diperiksa, saya hanya bisa menyerahkan SIM yang ada di dompet dan STNK tidak ada karena tertinggal di rumah. <br />
<br />
Akibat dari STNK tertinggal, saya disuruh untuk turun dari motor dan mengikuti polisi tadi ke ujung jalan yang sepi. Saya sempat dicurigai dan ditanya dengan beragam pertanyaan. Ada dua pilihan ketika itu, ingin damai di tempat atau damai di kantor polisi. Kalau ingin damai di tempat, saya harus mengeluarkan uang Rp 250.000,- mendengar nominal itu saya memilih untuk tidak berdamai di tempat. Lagi pula untuk apa uang sebesar itu diberikan kepada polisi yang jelas-jelas mata duitan. Apa mau dikata surat tilang mulai ditulis, motor saya terancam akan diangkut ke kantor. Dengan benar-benar terpaksa sebuah negoisasi pun terjadi, uang saku pribadi saya sebesar Rp 30.000 harus keluar untuk berdamai dengan polisi. Saya pun melanjutkan perjalanan menuju Cigondewah.<br />
<br />
Bagi yang belum pernah ke Cigondewah, di sepanjang jalan menjual berbagai macam jenis kain. Seperti katun, batik, jeans, denim, polyester, dll. Dari apa yang saya tahu dan orang orang bicarakan, kalau harga kain disini terbilang murah. Untuk kualitasnya tergantung dari kepintaran kita memilah dan memilih mana bahan kain yang bagus. Tujuan saya siang ini adalah mencari weebing, bahan loreng digital juga motif zebra. Weebing itu tali yang digunakan pada tas biasnaya bahannya dari katun dan polyester. Tidak banyak yang menjual weebing jadi perlu berkeliling-keliling untuk bisa menemukan yang saya cari. <br />
<br />
Di sebuah toko dengan penjual yang sudah terlihat tua renta, saya berhenti sejenak untuk membeli weebing.Selain sudah tua ciri khas dari pemilik toko ini adalah berpeci putih juga berjenggot panjang. Dari cara bicaranya menunjukan kalau dia berasal dari Padang. Orang-orang Padang dikenal sebagai orang yang pandai bergadang. Saya mencari-cari weebing warna putih tapi tidak menemukannya. Kebanyakan weebing yang dijual sudah berdebu karena memang sulit mememukan yang masih baru. Saya pun mencari warna lain yaitu hitam, warna hitam pun tidak ada yang membuat saya ingin membelinya pilihan terakhir tertuju pada weebing cokelat yang akhirnya saya beli dua roll. Dua roll weebing dihargai dengan Rp 80.000 seharusnya Rp 81.000 saya mendapat potongan harga seribu saja.<br />
<br />
Pak tua tadi sempat bercerita, kalau ia ingin berhenti berdagang karena sudah lelah dan bosan. Beberapa kali terlihat kesehatannya sudah terganggu dengan menguap dengan cara tidak biasa juga agak sedikit aneh. Tapi, jangan salah kemampuannya dalam hal merayu dan membujuk pembeli tidak bisa diremehkan.<br />
<br />
Membeli resleting murah adalah tujuan saya selanjutnya. Hanya melangkahkan kaki beberapa langkah saja, saya sudah sampai di toko sleting. Cerita dari pegawainya, pemilik toko sleting ini masih sekeluarga dengan toko yang menjual weebing. Sama-sama dari Padang, saya awalnya mengira harga sleting di sini murah tapi nyatanya masih ada yang lebih murah. Toko yg menjual sleting dengan harga yang lebih murah letaknya berhadapan dengan toko ini. Di toko ini saya membeli sleting selusin harganya Rp 15.000 tapi di toko depan harganya Rp 10.000 selusin dan mereknya YKK. <br />
<br />
Belanja bahan di Cigondewah selesai, selanjutnya perjalanan berlajut ke Pasar Baru mungkin <b>Tamim</b> lebih tepatnya. Tamim adalah nama sebuah Jalan yang letaknya berdekatan dengan Pasar Baru daerah ini dikenal sebagai tempat pembuatan jeans satuan, celana chino, jaket, dan kemeja untuk anak muda. Harga yang ditawarkan terbilang cukup murah. Di Tamim saya masuk ke toko Indah Mas untuk mencari bahan kanvas motif zebra. Saat bertanya ke salah satu pegawainya, dia menjawab kalau motif zebra tidak ada dan datangnya barang pun jarang sekali. <br />
<br />
Belanja bahan itu memakan lelah tapi yang terpenting apa yang saya cari bisa didapatkan. Saya senang saat menemukan bahan loreng digital dengan motif sesuai pesanan. Dari pasar baru saya berhasil membawa oleh-oleh lima meter kain loreng digital. Harga per meternya Rp 45.000,- saya harus mengingatkan diri sendiri untuk mencatat setiap pengeluaran saat belanja. Belanja hari ini dicukupkan saja, ada saja lika liku belanja bahan baik itu di Cigondewah atau Pasar Baru. Tapi itulah bagian dari kejutan kehidupan. I'm The Chakimanhttp://www.blogger.com/profile/14151130601542056531noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3554577047660910907.post-14086615744539554742014-08-31T08:47:00.000-07:002014-08-31T08:47:07.974-07:00Sebuah Tulisan Dalam Draft Mari kita bisa tentang cara setiap orang untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Setiap orang pasti punya cara untuk menggapai keinginan mereka. Tentu itu tidak didapatkan hanya dengan diam. Bulan Agustus sudah sampai di punghujung bulan di mana tidak bisa terurang lagi bulan ini.<br />
<br />
Aku punya rencana untuk berjualan snack di KOPMA ya dijual dengan harga 1000 per plastik aku rasa itu sebuah harga yang murah. Snack yang aku jual ini memang mudah ditemukan dimana mana jadi jangan heran. Ibu berpesan utnuk menjalani bisnis yang aku geluti seperti membuat kaos, sablon<br />
<br />
Bulan ini aku mengumpulaj beberapa berita tentang kabar baik. SSebuah kabar yang menunjukan kedewasaan seseorang dalam mengambil langkah. Sebut saja Miko yang telah berhasil menikah dengan Nabilah kisah cinta mereka bukan tanpa hambatan perlu proses untuk bisa menyatukan dua hati mereka. Lanjut lagi ada Fiqri yang telah meminang Ninit perempuan berkacamat yang setahuku di kenalkan oleh Tri Ona. Kemudian beberapa minggu kebelakang ada Godi yang Khitbah dengan perempuan yang dicintainya yaitu Dinda.<br />
<br />
Memang tidak terasa perubahan perubahan telah terjadi. Aku masih saja berbuat itu itu saja, semoga aku bisa menebus I'm The Chakimanhttp://www.blogger.com/profile/14151130601542056531noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3554577047660910907.post-40358141072109353532014-08-27T21:40:00.001-07:002014-08-27T21:40:45.408-07:00Siapa Yang Pertama Kali Menemukan Cappucino Cingcau? Mahasiswa yang hidup di era<i> smartphone</i> setiap obrolan mereka pasti ada kaitannya dengan dunia sosial media. Kali ini giliran Path yang jadi keriuhan dalam obrolan di kantor redaksi SUAKA siang itu. Berawal dari Salman yang sibuk dengan smartphone barunya yang memancing Rama untuk iseng mengomentari kalau dia pasti sedang ngepath. Salman malah menjawab kalau Path miliknya sudah di delete. Rama bilang kalau Path itu kebanyakan digunakan untuk eksis. Setiap kali pergi pasti cek in dulu, pas lagi nongkrong update Path, nonton film dan dengerin musik juga ngepath, sampai-sampai sebelum tidur juga update Path dulu. Kalau Rizal mengomentari para pengguna Path itu sebagai orang yang alay. Aku sendiri tidak berkomentar apa-apa cukup menjadi pendengar yang ingin tahu saja. <br />
<br />
Keriuhan tentang Path tidak bertahan lama sebatas komentar itu-itu saja. Rama mulai mengeluhkan kalau dia saat ini butuh admin dan meminta infonya padaku. Aku jawab saja tidak punya karena teman-teman di jurusanku rata-rata bekerja sebagai pengajar bimber dan guru di sekolah. Aku akan tercengang kalau ada lulusan dari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) yang jadi pemadam kebakaran, pemburu hantu atau barista. Ah mana mungkin juga leluconku ini terlalu mengada-ngada. Kalau pun mungkin itu bisa terjadi pasti akan menjadi sesuatu yang baru di tengah kebiasaan yang terjadi. <br />
<br />
Menurutku untuk bisa bekerja di luar jurusan yang kita pilih perlu dukungan soft skill yang mumpuni karena dunia kerja/industri benar-benar membutuhkan tenaga yang profesional. Soft skill itu bisa didapatkan lewat proses yang dijalani berdasarkan apa yang menjadi passion dari seseorang. Contoh terdekat adalah teman kita sendiri, ada yang sejak awal menggeluti dunia fotografi pada akhirnya, ia bisa menjadi seorang fotografer dengan skill yang dimilikinya. <br />
<br />
Saat tenggorokan mulai menjerit-jerit kehausan maka yang terbayang saat ini juga adalah <b>Cappucino Cingcau.</b> Aku ingin meminumnya tapi cuaca yang panas membuatku malas untuk keluar ruangan. Melihat ada gelas yang berisikan cappucino aku langsung meminumnya tanpa permisi.Sungguh tragis galon di sekre SUAKA tidak terisi air jadilah tidak ada seorang pun yang membuat kopi ketika itu. <br />
<br />
Tiba-tiba saja muncul pertanyaan, siapa sebenarnya orang yang pertama kali menemukan Cappucino Cingcau? Dari semua teman yang aku tanyai tidak ada yang bisa menjawabnya dengan penuh keyakinan. Mungkin bagi mereka pertanyaan ini jauh lebih sulit dari soal-soal UAS. Pari peneliti dari kalangan akademisi harusnya bisa meneliti juga tentang hal ini. Sudah saatnya para inovator di bidang kuliner harusnya mendapat juga pengakuan yang layak.<br />
<br />
Masih banyak lagi inovasi di bidang kuliner seperti cireng isi, es krim goreng, mocilok, dll. Mereka yang telah membuat inovasi itu pasti bersusah payah untuk bisa membuat sebuah racikan makanan yang nikmat di lidah. Indonesia sendiri kayak akan makanan yang nikmat dari soto saja ada
beberapa macam seperti soto betawi, soto lamongan, soto madura dan
masih banyak lagi. Setahuku belum ada yang membukukan para penemu makanan dari masa ke masa. Kalau ini bisa diwujudkan maka para pembacanya akan tahu kalau makanan ini ternyata punya sejarahnya tidak sebatas makanan saja. <br />
<br />
Anisa bilang pada kita semua, kalau kakek buyutnya adalah penemu dari Goyobod yang terkenal di jalan Kliningan, Buah Batu. Ia bercerita yang menjadi ciri khas dari Goyobod yang dirintis kakek buyutnya adalah bahannya yang terbuat dari sagu. Seiring berjalannya waktu usaha kakek buyutnya itu kemudian berkempang dan diwariskan ke semua cucu-cucunya. Ibunya Anisa adalah salah seorang dari cucunya. Saudaranya yang ada di Garut juga berjualan Goyobod, yang membedakan kalau di Garut gulanya terbuat dari gula aren yang dicampur dengan gula putih. <br />
<br />
Nisa berkali-kali bilang kalau dia tidak bisa bisnis. Di akhir cerita ia mempromosikan kepada kita semua bagi yang ingin memesan goyobod untuk pesta pernikahan bisa menghubunginya. Untuk soal harga bisa murah sekitaran Rp 500.000,- untuk seribu gelas. Ada yang tertarik untuk memesannya? Kembali lagi ke pertanyaan awal, Siapa yang pertama kali menemukan Cappucino Cingcau? I'm The Chakimanhttp://www.blogger.com/profile/14151130601542056531noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3554577047660910907.post-59538288818028763042014-07-20T18:32:00.001-07:002014-07-20T18:50:50.500-07:00Pengalaman Pertama Singgah di Karnivor Kehadiran teman-teman baru tentu akan membawa pada cara baru untuk menikmati hidup. Saya sudah hampir jarang bisa berbuka bersama dengan teman-teman sejurusan yang ada di kampus karena hampir semuanya sudah lulus. Sebagian dari mereka ada yang menetap di Bandung dan sisanya pulang ke kampung halamannya masing-masing. Jadi ajakan untuk buka bersama itu pasti datang dari teman-teman baru yang saya kenal atau bisa juga dari teman lama. <br />
<br />
Belum lama ini, saya memang punya teman-teman baru yang saya dapatkan ketika bekerja beberapa bulan di Mizan Application Publisher (MAP) hebatnya hubungan pertemanan ini masih terjaga. Setiap kali ada janji untuk berkumpul di suatu tempat maka di hari itu juga setiap dari kita yang tidak berhalangan pasti akan datang ke tempat itu.<br />
<br />
Momen Ramadhan membuat semua tempat makan khususnya yang ada di kota Bandung menjadi penuh sesak dengan pengunjung. Tidak jarang juga banyak orang yang rela menunggu demi bisa makan di tempat yang mereka inginkan. Salah satu cara untuk tidak menunggu adalah datang lebih awal atau bisa juga membookingnya terlebih dahulu. Pada hari yang tidak direncanakan Riva mengajak kita semua untuk berbuka bersama di <b>Karnivor</b>, sebuah cafe yang letaknya di jalan Riau Bandung. Riva sudah membooking kursi ke tempatnya langsung pada jam 4 sore bersama dengan Nuy. <br />
<br />
Sesuai dengan kesepakatan, kita semua berkumpul disana jam 5 sore. Komunikasi antara kita dihubungkan lewat aplikasi chatting WhatsApp dalam sebuah grup yang namanya sering diganti-ganti. Saya berangkat dari rumah sekitar pukul setengah lima sore. Perjalanan bisa dibilang cukup lancar tidak ada hambatan paling sedikit macet di titik-titik tertentu yang sering terjadi kemacetan. Saya sampai di Karnivor tepat sesudah adzan maghrib. Area parkirnya benar benar dipenuhi oleh kendaraan mulai dari mobil sampai motor. Bagi yang tidak kebagian tempat harus rela menunggu masuk deretan waiting list yang jumlahnya tidak sedikit. <br />
<br />
Memasuki Karnivor seperti melihat sebuah hutan di tengah perkotaan. Pintu dirancang seperti sebuah rumah koboy pelan pelan saya berjalan mencari dimana tempat duduk yang sudah di pesan. Saya berjalan lurus berkeliling keliling melihat suasana di sini. Ada menja panjang yang ditempati oleh banyak orang, kemudian ada juga meja yang tempatnya di dalam. Sungguh penataan tempat yang menyenangkan. Saya mengintip kembali dari depan, apa mungkin mereka duduk di dalam. Saya masuk ke dalam dari jauh terlihat Riva, mas Hasan dan teman-teman yang lain. Lalu saya yakin meja yang letaknya di pojok itu sedang menunggu salah satu anggotanya yang belum datang yaitu saya.<br />
<br />
Saya duduk di kursi kemudian mulai mulai membuka teh kotak yang dibeli di Indomart sebelum adzan maghrib. Ternyata makanan sudah siap untuk di santap karena masing masing sudah pesan lebih dahulu. Saya juga mendapat saran untuk segera memesan makanan. Saya melihat lihat dulu menu yang ada disini setelah menemukan yang cocok dengan isi dompet kemudian saya memesannya. Rata-rata menunya dibuat dari bahan dasar daging seperti steak, beef, sirloin dan masih banyak lagi. Tempat ini memang untuk para pemakan daging yang datang karena ingin memburu rasanya.<br />
<br />
Saya juga sempat bertanya kepada Riva apa makanan yang dipesannya kemudian dia menjawab sirloin. Cukup puas memandangi daftar menu saya kemudian menetukan pilihan makanan pada nasi goreng Karnivor. seperti ini nasi goreng andalan yang sengaja nama terakhirnya ada kata Karnivor. Saya memesan makanan saja tidak dengan minumannya karena minuman sudah beli dalam takaran besar jadi bisa diminum bersama sama yaitu orange juice dan satu lagi saya tidak tahu apa namanya.<br />
<br />
Selama nasi gorengnya belum tampak di depan meja, saya menyempatkan untuk shalat maghrib di musolla yang letaknya ada di paling belakang cafe ini. Selesai shalat wujud nasi goreng karnovor pun sudah tampak dalam porsi yang cukup besar. Saya kemudian mengambil sendok untuk memastikan rasanya saat mendarat di mulut ini. Nasi goreng ini memang kuat dengan bumbu rempah rempahnya juga daging yang potongannya besar-besar. Tidak cukup sampai di situ warna nasi gorengnya kuning dan aromanya pun khas. Nasi goreng Karnivor kurangnya satu yaitu tidak pakai kerupuk.<br />
<br />
Porsi nasi goreng yang cukup besar membuat saya tidak mampu menghabiskan semuanya jadilah nasi gorengnya tersisa tapi saya telah sekuat tenaga untuk menghabiskannya. Teman teman yang lain juga turut menyemangati untuk menghabiskannya. Semua telah selesai makan tiba waktunya untuk menghitung total pembayaran perorangnya. Tugas untuk menghitung diserahkan pada Liesna the cave man yang ndeso, dialah satu satunya perempuan yang rela ditugasi dalam hal hitung menghitung pengeluaran makan. Total pesanan saya sendiri jumlahnya Rp 45.000,- yang lain totalnya ada yang jauh lebih besar dari saya. Setelah semua uang terkumpul Rivalah yang membayarkannya semua ke kasir.<br />
<br />
Saat pulang saya sempat merasa gelisah karena kunci motor tidak ada di saku celana. Yang lain masih duduk duduk di area parkir sambil menikmati suasana malam di Karnivor. Saya sempat masuk kembali untuk mencari kunci motor. Beruntungnya ada Ega yang membantu menghubungkan dengan tukang parkir, kunci motor saya ternyata tertinggal di spake board. Tukang parkirnya benar-benar orang baik, ia masih menyimpan kuncinya dan memeriksa STNK saya untuk memastikan kalau sayalah pemilik kunci itu. Kita tidak tahu malam itu harus pergi kemana lagi tapi semua sepakat untuk singgah sejenak di Indomart Point yang letaknya ada di Buah Batu. Pada akhirnya berangkatlah kita semua meninggalkan Karnivor menuju Buah Batu dengan empat motor yang masing-masing membonceng satu orang dari kita. Selamat tinggal Karnivor, terima kasih telah membuat kami menjadi pemakan daging hari ini. I'm The Chakimanhttp://www.blogger.com/profile/14151130601542056531noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3554577047660910907.post-80192106232241065032014-03-31T08:22:00.000-07:002014-03-31T08:22:05.618-07:00Untuk Apa Belajar Branding? Saya bisa dibilang mendadak tau informasi kalau ada pelatihan Brandung UKM karena melihat dari timeline milik @yuswohady seorang marketer yang tulisan tulisannya suka saya bacca. Brandiung untuk UKM diadakan oleh komunitas Memberi yaitu sebuah komunitas yang berdiri belum lama dengan maksud dan tujuan untuk membuat UKM merdeka dan bebas dari serangan produk produk asing. <br />
<br />Acara kelas Pengetahuan ini sedniri diadakan di gedung Infomedia yang letaknya ada di jalan Malabar No. 37 saya sempat berkeliling keliling dulu untuk bisa sampai ke tempat ini. Dari depan memang lebih tampak seperti pabrik karena menutur teman saya dulunya memang pabrik kemudian digunakan untuk kantor Tribun Jabar dan terakhir digunakan untuk kantor infomedia yaitu sebuah perusahaan turunan milik TELKOM Indonesia. Saya yakin banyak pembacca juga yang belum tau tentang infomedia ini. <br />
<br />Sebelum ke dalam saya sempat di tanya dulu oleh Satpam atau security dalam bahasa kerennya mamaksud kedatangannya ke kantor infomedia kemudian saya menjawab untuk ikut pelatihan atau seminar. Kemudian salah seorang security menunjukan jalan untuk masuk ke dalam. Saya masuk dan melihat halaman di kantor cukup luar juga apalagi area parkirnya. Saat sampai rasanya belum banyak peserta yang datang lalu saya mengambil kesimpulan sendiri kalau saya ada 10 orang peserta yang datang tepat waktu. <br />
<br />Salah satu keuntungan datang ke seminar yang didanai oleh p[erusahaan besar seperti TELKOM adalah bisa dapat makan gratis. Hal ini terbukti sebelum dimulai semua peserta mendapat jamuan coffee break dan snack dari tuan rumah. Saya langsung senang ketika itu karena bisa menikmati kopi juga creamer di waktu pagi.<br />
<br />Pemateri yang di undang untuk memberi ilumunya adalah <b>Subiakto</b> dia seorang legenda branding Indonesia. Beberapa brand terkenal di Indonesia sudah dia tangani dan terbukti berhasil oleh karena itu dia menjabat julukan maestro branding Indonesia. Sebagai seorang pelaku industry kreatif tampilannya kala itu santai berkemeja jeans dilapisi kaos juga ramput panjang yang diikat sanggung kebelakang. Pak bi berkacamata kala itu. <br />I'm The Chakimanhttp://www.blogger.com/profile/14151130601542056531noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3554577047660910907.post-21757542006778337142014-03-08T06:58:00.000-08:002014-03-08T07:00:34.270-08:00Good Profit is Comes From a Good ServiceSaya termasuk orang yang sangat memperhatikan pelayanan dari para pedagang baik itu saat belanja ke pasar, warung dan juga tempat makan. Karena bagi saya pelayanan itu bisa jadi daya tarik tersendiri terutama bagi konsumen yang ingin dimanjakan. Sebuah ungkapan pernah bilang “Pembeli Adalah Raja” seorang raja itu sudah selayaknya diberi pelayanan terbaik demi tercapainya tingkat kepuasan. <br />
<br />
Pada tulisan kali ini, saya akan bicara sedikit tentang Koperasi Mahasiswa disingkat KOPMA di kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Sejak semua UKM, UKK, HMJ dan Senat menempati Gedung Student Centre yang baru letaknya ada di ujung paling atas kampus, KOPMA sudah mulai berjualan kembali dengan membuka kedainya. Saya melihat banyak sekali yang dijual di sini mulai dari makanan ringan, minuman, juga Koran ikut juga dijual ditambah lagi ada merchandise kampus berlabel AMUBA (Anggoan Mahasiswa UIN Bandung) yang menawarkan kaos, pin, stiker dengan kualitas terbaik. <br />
<br />
Bicara tentang pembeli, sederhananya yang akan datang ke<b> kedai KOPMA</b> adalah mahasiswa yang secara sengaja atau tidak berkunjung ke Student Centre. Dari sinilah muncul berbagai jenis karakter pembeli. Ada pembeli yang sekedar membeli makanan atau minuman sehabis itu pergi lagi. Ada yang membeli sambil menunggu waktu kuliah dan ada yang menjadikan kedai KOPMA sebagai tempat untuk berkumpul bersama dengan teman-teman. Dengan banyaknya pembeli yang datang tentu akan membawa pengaruh pada naiknya omset. <br />
<br />
Lantas yang jadi pertanyaan, adakah cara lain yang bisa mendatangkan pembeli baru untuk datang ke kedai? Disinilah seorang pengusaha harus kreatif dalam menjawab tantangan ini. Saya melihat kedai KOPMA menempati ruangan yang baru tapi kalau ditelisik lebih jeli suasananya belum memberi kenyamanan bagi pembeli. Lantai masih kotor, meja dipenuhi oleh sisa makanan, bekas kopi dan dibalik kaca jendela terlihat debu jelas menempel. Saya harus berkata jujur, kalau kebersihan kedai masih kurang dan mengecewakan. <br />
<br />
Saya selaku konsumen yang teramat perhatian ingin menekankan soal kebersihan sebagai modal utama. Kedai KOPMA yang bersih itu bisa memberi kenyamanan tersendiri bagi para pembeli. Tidak menutup kemungkinan mereka akan betah berlama-lama di kedai dan membeli banyak makanan atau minuman di sini. Sebagai solusinya lantai harus dipel setiap hari anggap saja lantai KOPMA itu seperti lantai di rumah sendiri. Gunakan pembersih lantai secukupnya agar lantai bersih dan juga harum aroma bunga atau buah-buahan. <br />
<br />
Setelah lantai bersih, langkah selanjutna adalah membersihkan meja yang kotor karena biasanya noda amis juga minyak menempel disana. Biasakan kepada petugas yang menjaga kedai untuk sigap membersihkan meja setelah pembeli meninggalkan kedai. Jangan sampai memberi kesan yang tidak nyaman saat pembeli baru ingin duduk di meja itu. Kalau melihat kaca sudah tidak berkilau lagi maka harus cepat-cepat membersihkannya cukup seminggu sekali dengan menggunakan pembersih kaca Cling. <br />
<br />
Sekarang saya sudah senang, kalau melihat kedai KOPMA itu bersih. Selanjutnya mari kita bicara tentang pelayanan (service). Saya menilai selama menjadi pembeli di sini pelayanannya sudah cukup baik. Tapi, apakah itu sudah cukup? Jawaban dari saya tentu saja belum karena pelayanan yang baik itu harus mampu meninggalkan kesan bagi para pembeli. Buatlah diri kita seakan-akan dekat dan benar-benar melayani mereka dengan hati. Perbaikilah cara menyapa, tersenyum, berinteraksi dan memberikan pujian yang baik untuk mereka. Pelayanan yang menyentuh hati mampu meninggalkan kesan bagi para pembeli. <br />
<br />
Terakhir, saya akan bahas tentang variasi menu dan juga display makanan dan minuman di kedai KOPMA. Kalau bicara tentang makanan dan minuman rasa juga ikut bicara. Maka dari itu memberikan menu yang baru adalah cara untuk menawarkan pengalaman dan juga rasa. Contohnya dari minuman, saya ingin di kedai KOPMA itu menyajikan minuman cokelat hangat dengan tampilan yang apik. Minum cokelat hangat itu dipercaya bisa memperbaiki mood seseorang. Lewat menu-menu baru kelak akan muncul rasa penasaran yang akhirnya membawa pada pemasaran. Untuk display makanan dan minuman baiknya tidak melulu ditempatkan di tempat yang sama cobalah untuk merubahnnya sesekali karena itu perlu. <br />
<br />
Tugas saya sekarang sudah selesai. Rasanya menyenangkan kalau KOPMA sudah melaksanakan apa yang saya tulis ini dengan sepenuh hati. Setelah ini, saya yakin pengurus, pengawas dan anggota KOPMA akan tersenyum lebar karena puas dengan naiknya omset menjadi lebih besar dari biasanya. <i>Always remember in your mind that good profit is comes from a good service.</i><br />
<br />
<i>(Hamdan Yuapi, mahasiswa bahasa Inggris yang senang menulis bahasa Indonesia) </i>I'm The Chakimanhttp://www.blogger.com/profile/14151130601542056531noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3554577047660910907.post-89925965720868893432014-02-28T07:09:00.003-08:002014-02-28T07:09:44.370-08:00Celana Dalam Luna Maya Perhatikanlah sosok lelaki ini, namanya Jasi bukanlah dasi walaupun terdengar sedikit agak mirip dengan dasi.Ia suka menonton tayangan film-film dokumenter tentang alam, musik, film dan sejarah. Ia seperti tergila gila pada tayangan documenter aplagia tentang sejarah. Apalagi kalau tentang presiden pertama Indonesia, Soekarno ia bisa tiba tiba berubah jadi orator ulung. Akibat dari tindakannya itu tidak jarang teman-temannya memusuhinya karena tidak mengikuti gossip tentang artis. Ibunya juga kerap kesal saat ia tidak tahu nama artis kesukaannya di sinetron.Sungguh hebat bukan peranan artis dalam merubah perilaku manusia. <br />
<br />Artis artis yang biasa tampai di layar televise terbiasa untuk menebar manis tidak jarang juga kesedihan dalam hidup mereka jadi bumbu untuk menuai popularitas. Fonomena ini sudah tidak asing bagi para pemuja artis tapi tidak untuk Jasi, ia adalah seorang yang tidak tahu nama artis satu pun. Karena ia merasa tidak perlu mengurusi artis karena tugasnya jauh lebih berat dari mereka yaitu mendamaikan pedagrang yang sering berkelahi di pasar. <br />
<br />“Artis ini kurang kerjaan sekali setiap kali muncul malah menangis tersedu-sedu,” keluhnya. <br />Ibunya di rumah adalah seorang dewi senetron yang mana ketika menonton semua hal bisa lupa. Memasak juga bisa ditunda sampai sinetron itu berakhir. Menurut ibunya kehidupan di sinetron itu jauh lebih indah tidak seperti kehidupannya sekarang yang penuh dengan kesusahan. Ayahnya adalah seorang pengamat politik kelas atas di desanya semua masyarkat bahkan pak RT sekali pun percaya pada ramalah-ramalan politiknya. Kemampuannya dalam menangkap isu politk terbaru jauh lebih hebat.<br />
<br />Masyarkat di kampung ini polohidupnya sudah diatur mulai dari berpakain, mengkonsumi barang juga dlam berksikap. Mereka hidup seadanya tapi berusaha mengadakan apa yang tidak ada. Perempuan di sini setiap sore bahkan malam sering menggunakan rok mini untuk menarik simpati mata lelaki. Dari beberapa perempuan bisa terlihat mana yang pintar merawat diri dan mana yang tidak tercemari oleh tangan-tangan jahil. <br />Jasi biasa menghabiskan waktu di warung kopi tempat berkumpulnya para p[ekerja yang menunggu istri mereka pulang. Kata salah seorang lelaki disana “pabrik sekarang tidak perlu lagi tenaga-tenaga kita maka pantas saja mereka lebih menyukai pola kerja perempuan yang rajin,” katanya diiringi dengan tawa. <br />Pandangan orang-orang yang ada di dalam dialihkan untuk menatap siapa lelaki yang datang itu. Jasi lelaki kurus berkulit hitam tapi pemberani dalam menolak budaya popular. Pada waktu itu jasi menata dirinya bersama kegelapan kaos hitam dan celana hitam ditambah kulitnya juga sama-sama hitam. Lihatlah sekaranng orang orang disana meledeknya dengan hina. Untung saja ia sudah kebal bahkan kuat dikata-katai sampai mulut sang pembual lelah menghinanya. <br />Kenapa ada artis yang banting stir jadi politikus sedangkan saat sudah terpilih masih main sinetron dan layar lebar. Jasi heran ia tidak sekolah tapi logikanya berjalan dalam hal hati nurani ini. Hukum sudah tidak berpihak lagi pada yang lemah uang bisa membeli segalanya. Bahkan keperawanan saja bisa dihargai sekarang. Mimpi hidup enak di kota harus dibayar dengan hilangnya mahkota perempuan. Mereka berakhir pada suatau waktu dimana harus menerima dengan hati bagaikan lapang. <br />Para pedagang kaki lima dan kios kios pakaian di pasar sampai terpengaruh juga dengan nama besar artis. Sesungguhnya mereka menggunakannya untuk mantra mantra pemanggil pembeli. Misalnya untuk baju digunakan nama artis manohara untuk kerudung digunakan nama artis Syahrini bahkan untuk celana dalam ada nama Luna Maya yang video asusilnya telah mendunia bersama Ariel<br />“Ayo dijual celana dalam Luna Maya, Ayo….Ayo” terika salah seorang pedagang yang datangnya dari tanah seberang. <br />Begitulah kehidupan dan beginilah kenyataan. Jasi memlilih utnuk tetap menjadi Jasi lelaki yang tidak bisa memberi kemewahan pada perempuan yang dicintainya secara diam-diam. Sampai menikah ia hanya mampu menyendiri di sudut gudung dekat rumanya yang sepi tak berpenghuni. <br />Celana dalam yang ditawarkan lelaki berkulit sawo matang itu seakan memanggil namanya <br />“Jasi…..jasi….ayo belilah aku Jasi,” telinganya seperti dihampiri oleh suara yang tidak jelas datangnya dari mana. <br />
<br />Menyusul setelah itu ada suara erangan yang menandakan wanita tengah bahagia merasakan surge dunia. Celana dalam itu muncul bersuara mulaialah rasa penasaran menghantui diri lelaki muda yang polos ini. Jasi merasa terpanggil untuk mencari tahu siapa sebenarnya Luna Maya itu sedangkan kalau saja dia tahu nama perempuan ini telah mendunia karena video asusila dengan seorang vokalis band telah mendunia. Celana dalam Luna Maya masih menyimpan misteri bagi Jasi tak peduli siapa pembeli celana dalamnya ia hanya ingin tahu kenapa harus ada nama Luna Maya menyertai celana dalam. <br />I'm The Chakimanhttp://www.blogger.com/profile/14151130601542056531noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3554577047660910907.post-30445969675319480922014-01-31T08:22:00.001-08:002014-01-31T08:22:07.624-08:00Teori Produktivitas Dalam Bekerja Senin, 27 Januari 2013 <br />
Bangun pagi dan bergegas pergi kini tengah menimpaku saat ini. Waktu pagi yang biasanya digunakan untuk bersantai perlahan harus aku lepas dan tinggalkan. Pada pukul tujuh tepatnya aku langsung bermain-main dengan gas motor. Siapa pun pasti setuju kalau hari Senin itu jalan di sudut manapun tengah padat padatnya. Jangan heran kalau kemacetan itu jadi teman akrab selama beberapa puluh menit. Sepanjang perjalan telepon genggamku tidak berhentinya berbunyi, nama orang yang sama muncul untuk memastikan aku bisa bertemu dengannya hari ini. <br />
<br />Aku harus berputar beberapa kali di jalan yang sama untuk menemukan sosok lelaki yang tengah menungguku. Kesamaan nama kampus STMIK IM dan STMIK AMIK sempat membuatku tertipu. Sampai dugaanku dari awal memang benar. Motorku sudah terparkir di sebuah rumah yang digunakan untuk tempat distribusi buku-buku sebuah penerbit. Tempat ini pernah aku datangi sebelumnya, kalau tidak salah tahun 2013 kemarin. Aku bertemu dengan Zaki lelaki yang dimaksud dalam cerita ini, ia menyalamiku dan menjelaskan sedikit tentang keperluannya padaku. Ia juga bilang kalau para pegawai di dalam sedang berdoa bersama dan rapat belum dimulai. <br />
<br />Aku diminta untuk membantu sebagai tim promosi online atau online marketer untuk produk aplikasi dari <b>Mizan Application Publisher (MAP)</b>. Zaki bercerita sedikit kalau terpilih dirinya sekarang karena proposal darinya berhasil terpilih alhasil dia harus memenuhi undangan untuk rapat bersama tim hari ini. Awalnya dia menolak tapi pikirannya berubah setelah mengobrol dengan<b> Irfan Amalee</b>, CEO dari MAP. Dia mengaku kalau pengalamannya dalam online marketing masih sedikit oleh karena itu ia mengajakku untuk bergabung ke dalam tim ini. <br />
<br />Dibalik teriknya matahari dan debu-debu jalanan yang liar. Terlihat seorang lelaki berjalan mendekat kita berdua, dia adalah Irfan Amalee. Aku masih ingat ia berkemeja abu-abu dan tangannya memegang minuman penyegar cap kaki tiga. <br />
<br />Irfan Amalee sudah jauh lebih dulu masuk ke dalam rumah disusul dengan Zaki kemudian aku juga turut masuk. Lantai bawah dari rumah ini banyak dipenuhi oleh kardus-kardus yang isinya buku kebanyakan buku anak-anak setahuku. Langkah kedua kakinya berlanjut naik ke lantai dua dan disinilah tempat para pegawai bekerja. Belum lama datang Irfan Amalee meminta seluruh staff yang tengah bekerja untuk berkumpul karena akan ada rapat tentang keseluruhan produk digital yang saat ini tengah digarap. <br />
<br />
Rapat diawali dengan pengenalan apa itu MAP berikut juga aplikasi mobile apa saja yang sudah dirilis ke pasaran. Ada aplikasi dari MAP yang target pasarnya untuk internasional terutama bagi keluarga muslim, aplikasi ini nantinya harus benar-benar menjadi aplikasi untuk keluarga muslim di seluruh dunia. Selanjutnya juga sang CEO muda ini membocorkan tentang aplikasi Hafidz Qur'an dan eHajj. Dalam benakku ini sudah tergambar sedikit apa tugas yang harus dikerjakan nantinya berkaitan dengan promosi online dan beberapa kampanye di dalamnya.<br />
<br />
Pada semua staff kang Irfan menjelaskan dalam bekerja, kita harus punya target mulai dari tahunan, bulanan, mingguan sampai harian. Kalau misalnya target kita tidak bisa tercapai hari ini maka kita harus berusaha untuk mencapainya besok. Kalau tidak ada usaha itu dipastikan taget harian, mingguan atau tahunan tidak akan tercapai. Selepas itu kang Irfan membetikan gambarannya tentang pekerjaan. Kebanyakan dari kita bekerja sesuai dengan kemampuan namun sebenarnya dalam teori produktivitas bekeja itu harus diluar batas kemampuan tapi dengan jam kerja yang sama sekitar delapan jam cukup. Dengan begitu kita tidak perlu lagi membawa pekerjaan ke rumah. Itu yang terjadi pada Google mereka bekerja diluar batas kemampuan manusia. <br />
<br />Setelah semua disampaikan bagian produksi dimintanya untuk kembali bekerja. Sementar itu aku belum beranjak dari kursi rapat karena harus mendapat arahan tentang bagaimana melakukan kampanya media sosial untuk aplikasi-aplikasi <b>Mizan MAP</b> yang tengah dibuat. Untuk itu mizan membuat sebuah platform 1001 hafidz quran untuk memudahkan segalanya. Aku juga dituntung untuk bisa membawa aplikasi ini mencapai target yang ditentukan yaitu 500.000 pengguna selama satu tahun.Ini akan jadi pengalaman baru sekaligus tantangan buatku yang tentunya perlu strategi kreatif. <br />I'm The Chakimanhttp://www.blogger.com/profile/14151130601542056531noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3554577047660910907.post-32237661813891632192013-07-14T17:41:00.001-07:002013-07-14T17:45:37.013-07:00Mimpi Kirana Aku berdiri menahan serangan angin sore yang cukup mengganggu, di depan mataku berdiri sebuah panti asuhan yang kondisinya sudah seperti pemukiman kumuh. Suara keceriaan anak-anak yang seharusnya menggema tidak terdengar sedikit pun. Tempat untuk berlindung dan termenung nasibnya kini bagai daun yang berguguran tidak jelas arahnya kemana. <br />
<br />
Menurut cerita dari masyarakat disini panti asuhan ini dulu seperti surga bagi anak-anak. Mulai dari pagi hingga malam tidak pernah sepi. Di waktu pagi sampai siang anak-anak biasa belajar membaca dan menulis. Sore harinya jadi waktu untuk bermain dan bernyanyi dengan riang. Malam harinya mereka semuanya mengaji di saksikan oleh bintang-bintang dan sang rembulan. Namun sejak seseorang pergi, tempat ini berubah menjadi sunyi dan sepi. <br />
<br />
Semua perubahan ini pasti ada penyebabnya kemudian rasa penasaranku mulai hadir pada sosok seseorang. <br />
<br />
“Siapakah orang itu?” ucapku dalam hati. <br />
<br />
Orang itu pasti punya pengaruh besar untuk panti asuhan ini. Aku memang hanya seorang mahasiswa yang belum menjadi siapa-siapa tapi setidaknya aku pernah beberapa kali singgah disini sampai berkenalan dengan anak-anak panti seperti Eko, Molen dan Rama mereka bertiga itu selalu bersama-sama kemana pun pergi. <br />
<br />
Pada sebuah kesempatan Molen pernah mengajakku untuk bertemu dengan seorang wanita, katanya dia itu orangnya cantik, manis, pintar juga hatinya baik. Sempat ada juga niat usilnya untuk menjodohkanku dengan wanita itu. Sampai sekarang keinginan Molen untuk mempertemukanku dengannya belum dikabulkan oleh Tuhan. <br />
<br />
Beberapa menit setelah ingatan itu muncul, aku ingin menggali lebih dalam informasi tentang wanita itu. Wanita yang sepertinya punya tempat spesial di hati anak-anak.Wanita yang mampu menerbitkan senyuman mereka. Wanita itu pasti berbeda dan punya pesona. <br />
<br />
Malam datang lebih awal dari biasanya, aku kemudian mengambil langkah perlahan untuk pulang ke rumah. Usahaku untuk mencari identitas wanita itu akan dimulai esok hari. <br />
<br />
Sisa-sisa tenagaku hari ini aku gunakan untuk berpikir sejenak dan menangkap apa yang melintas di pikiran ini. Aku terbaring di kasur sambil menatap ke atas langit-langit rumah. Sekilas ada bayangan seorang wanita cantik yang menari-nari dimataku. Wajah cantiknya belum aku kenali sama sekali. Wanita itu mengisyaratkanku untuk segera berlayar menuju pulau mimpi. <br />
<br />
Siapakah sebenarnya wanita cantik itu? Apakah benar dia Kirana!<br />
Kelanjutan cerpen ini bisa dibaca di <b>Buku #12 #ProyekMenulis 'Kejutan Sebelum Ramadhan' dari nulisbuku</b>. Untuk pemesanan bukunya bisa lewat <a href="http://nulisbuku.com/blog/2013/07/inilah-daftar-lengkap-buku-proyekmenulis-kejutan-sebelum-ramdhan/"><b>link ini</b></a><br />
<br />
Selain cerpen Mimpi Kirana masih ada 23 cerpen dari penulis lainnya dengan cerita yang tidak kalah menarik. Hasil penjualan dari buku ini nantinya akan digunakan untuk kegiatan amal. Jadi buat kamu yang mau menambah pahala di bulan Ramadhan, ayo segera pesan bukunya di nulisbuku.com.I'm The Chakimanhttp://www.blogger.com/profile/14151130601542056531noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3554577047660910907.post-91018273676959591042013-06-24T09:09:00.000-07:002013-06-24T09:21:56.563-07:00Tiga Wejangan Sakti Bagi Lelaki Sejati Minggu, 23 Juni 2013<br />
Hari ini, aku sekeluarga sepakat untuk makan malam diluar karena ayah baru saja mendapat honor dari kantor. Sore itu senja menyala-nyala, aku sekeluarga berangkat dari rumah menuju tempat makan terdekat yaitu sate Cilampeni yang letaknya di daerah Katapang. Warung sate ini bersebelahan dengan tukang bajigur durian. Di sepanjang perjalanan mulut ibuku tidak pernah lelah bicara, ada saja topik yang disiarkannya kepada kita. Lain halnya dengan ayah yang bicara seperlunya saja. Jadi tidak perlu dijelaskan lagi siapa yang lebih sering bicara ketika ada di rumah. <br />
<br />
Walaupunn ayah sedikit bicara, sekalinya memberi wejangan bisa panjang dan bercabang. Pada kesempatan kali ini, ia pelan-pelan memaparkan tiga hal yang harus dimiliki oleh orang Sunda yaitu Paseug, Fisik dan Pesak. Aku tangkap dan simpan baik-baik ketiga wejangan ini, ayah kemudian menjelaskannya satu persatu. <br />
Wejangan pertama adalah Paseug kata ini diambil dari bahasa Sunda yang punya arti pondasi. Sebagai contoh rumah yang mewah tanpa pondasi kuat akan mudah roboh begitu juga hidup agar hidup kita tidak kehilangan arah perlu adanya pondasi. Salah satu pondasinya adalah agama. Apabila keimanan kita kuat maka di mana pun kita berada akan ingat selalu kepada Tuhan. Kewajiban seperti shalat dan puasa tidak akan ditinggalkan karena sudah menjadi sebuah kebutuhan. <br />
<br />
Melangkah ke wejangan kedua yaitu Fisik, fisik seorang lelaki harus kuat. Bagaimana caranya supaya fisik kuat? Yaitu dengan membiasakan diri hidup sehat, berolahraga dan tidak sering makan makanan yang mengandung bahan pengawet kimia. Makanan yang sehat adalah makanan yang berasal dari alam. Dengan menjalani hidup sehat maka fisik kita akan terjaga dan tidak mudah sakit. Berolahraga di waktu pagi juga bisa membuat tubuh sehat dan pikiran cemerlang. <br />
<br />
Wejangan terakhir adalah Pesak, apabila hal satu ini belum bisa terpenuhi semua hal yang kita lakukan bisa kehilangan gairah dan tidak jarang malah kacau. Pesak adalah bahasa Sunda yang artinya saku. Apa yang biasanya ada di dalam saku adalah dompet atau uang. Uang memang bukan segala-galanya tapi tanpa uang tidak bisa membeli apa-apa. Untuk apa manusia bekerja keras, salah satu alasannya pasti untuk mendapatkan uang. Ayah mencontohkan dari ayam dan burung yang pagi-pagi sudah bangun untuk mencari makan, apabila manusia tidur di waktu pagi dan bermalas-malasan maka rezekinya akan dipatuk oleh ayam dan dimakan oleh burung. <br />
<br />
Kalau ingin hidup bahagia dan lebih daripada orang lain, ketiga wejangan itu harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Ayah dengan baik hatinya mengulangi tiga wejangan sakti itu pertama Paseug, kedua Fisik dan ketiga Pesak. Tidak terasa perjalanan ke <b>Sate Cilampeni</b> sudah sampai, aku tidak sabar untuk menyantap sate sapi di tempat ini yang dikenal empuk dan bumbu kacangnya yang sulit dilupakan oleh lidah. I'm The Chakimanhttp://www.blogger.com/profile/14151130601542056531noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3554577047660910907.post-17157624739996414842013-06-22T08:35:00.005-07:002013-06-22T08:35:52.754-07:00Pembalap Jalanan Aku Regi terlahir dari keluarga kaya yang sudah bosan dengan hidup mewah maka dari itu aku ingin mencari sesuatu yang bisa membuatku menjadi lelaki sejati seutuhnya. Menurutku jalanan adalah tempat yang tepat. Jalan berlubang, kerikil, kemacetan, debu dan polusi udara sudah akrab denganku seperti teman dekat. Ketakutan yang mengancam aku gilas lebih dulu sebelum aku dicemooh oleh sang juara. <br />
<br />Jutaan kali cedera tidak bisa menghentikan keliaranku untuk terus bermain-main dengan kecepatan. Jangan heran ketika melihatku bertelanjang dada banyak sekali bekas luka goresan, sayatan, memar bahkan beberapa kali aku hampir menyerahkan nyawaku satu-satunya ke jalanan. Ini semua demi menjadi orang nomor satu di jalanan. <br />
<br />Di akhir tahun ini akan menjadi pertarunganku paling sengit menghadapi pembalap jalanan dari berbagai latar belakang. Balapan motor itu tidak bisa ditebak hasilnya kadang bisa terang bagi kita bahkan bisa tidak ada cahaya sama sekali. Konon nama jalannya adalah jalan Keresahan, aneh terdengarnya bukan memang jalan itu menyimpan misteri walaupun tak ada buktinya satu pun. <br />
<br />Motor kebanggaanku adalah Kawasaki Ninja warna hitam bisa mejalu sekencang angin dengan kekuatan keberanian. Bahkan tanpa bensin pun, motorku masih bisa berjalan. Jaket kulit tebal dan sarung tangan tidak bisa lepas dariku. Suara knalpot motor adalah irama terindah yang menyegarkan telingaku. Kala malas untuk bicara aku cukup menarik gas saja karena darisanalah kata-kata hatiku keluar. <br />
<br />Satu-satunya lawan terkuatku di jalanan adalah Bima cuma entah di mana dia sekarang. Jalan sesulit apa pun sanggup dilaluinya dengan mudah, baginya nyawa sudah tidak berarti lagi. Bima semoga dirimu bisa ikut bertanding nanti di jalan Keresahan. Satu kelemannya dia tidak bisa balapan motor kalau tubuhnya belum dipenuhi kafein bisa itu dari minuman atau rokok dia anti sekali untuk meneguk alkohol jahanam. <br /><br />
Pada malam tanpa bintang, aku dilanda rindu menggebu-gebu pada wanita ini. Dekapan eratnya memberi kehangatan yang sulit aku gilas dari otak ini. Sanda itulah nama wanita bergaya lepas tapi pantas kelebihannya menurutku bukan dari fisiknya tapi dari cara dia melayani lelaki. Dia biasa aku temui malam menjelang pagi di salah satu kedai kopi. Dia punya panggilan tersendiri padaku yaitu Gila, katanya dia baru bertemu lelaki segila aku. Dasar Sanda kenapa aku bisa menyimpan rasa suka pada wanita seperti dia. <br /><br />
Waktunya untukku mengusik jalanan, aku mulai memainkan gas motor terdengar suara keras keluar dari knalpot, beberapa pasang mata liar melirik padaku seakan merasa terganggu keheningannya oleh motorku. Sarang tempatku berlindung berada diantara lorong-lorong gelap, dari sinilah aku bisa melihat jelas kejamnya kehidupan. Preman-preman saling berebut kekuasaan, anak-anak jalanan disiksa jika tidak memberi setoran, para pencopet beraksi mencari mangsa. Rasanya tidak ada celah bagi sang pahlawan yang ingin berbuat kebaikan di daerah ini. Satu lagi jika ada anak gadis yang melewati lorong ini bersiaplah untuk menyerahkan keperawannanya pada para preman bengal dan sadis. <br /><br />
Motoku melaju kencang kecepatannya diatas rata-rata, setiap tikungan tajam aku lewati seperti jalan lurus lalu apabila ada jalan yang terus lurus aku malah memilih untuk menikung. Firasatku mengatakan berhentilah di depan karena disana ada pembalap tangguh yang akan menantangmu dan bahkan ia bisa membunuhmu di jalanan. Aku penasaran maka gas kutarik lebih cepat sampai akhirnya aku melihat segerombolan orang dengan menggunakan motor besar berhenti di tengah jalan. <br /><br />
“Ini dia penantangku malam ini,” kataku berucap dalam hati.<br /><br />
“Kita kedatangan penantang baru yang nekad datang menyerahkan nyawanya,” kata lelaki botak meremehkanku. <br /><br />
Lima motor berbeda warna berjejer rapih. Pandangan sinis dari mereka tidak aku tanggapi sama sekali bahkan aku tetap santai seperti tidak ada rasa takut. Satu orang berambut panjang dari mereka melangkah ke arahku, tatapan matanya bengis, kedua bola matanya adalah bara api yang membara-bara sekan ingin menghanguskanku menjadi abu. Dia tidak bicara apa-apa hanya aku bisa membaca bahasa tubuhnya yang jelas ingin menantangku balapan. <br /><br />
Aku jawab tantangan itu dengan kesiapan, motorku langsung bergabung sebagai tanda balapan liar akan segera bergulir. Syarat dari balapan liar ini siapa yang ada di garis depan, dialah yang memenangkan balapan. Bagi yang kalah harus menuruti keinginan dari yang menang termasuk juga harus rela menjadi budak. Seorang wanita berkaki jenjang yang memakai rok mini keluar dari persembunyiannya. Dialah yang memberi apa-apa kapan balapan harus dimulai. <br /><br />
“Satu....., duaaaa......tiga......,” balapan pun dimulai. <br /><br />
Aku menarik gas dengan cepat, posisiku masih berada di urutan paling belakang dari enam orang pembalap liar. Lelaki berambut lebat itu memimpin di urutan paling depan. <br /><br />
“Lumayan cepat juga motornya,” kataku. <br /><br />
Jangan sebut aku pembalap jalanan liar kalau belum bisa melewati satu persatu dari mereka, motorku sudah menyusul motor tiger milik si botak, posisiku kini berada di urutan kelima. Kecepatan motorku melesat kembali melewati dua motor sesekali decit suaranya menghampiri kedua telingaku. Langit malam mungkin saja menyimpan rasa ketakutan melihat tingkah laku dari para pembalap jalanan. Aku harus segera menyusul dan berada di urutan pertama. Posisi kedua aku raih dengan mudah, aku tidak tahu apa mereka bisa menyusulku kembali. <br /><br />
Balapan belum berakhir sebelum ada yang keluar sebagai pemenang. Aku kini berada di posisi saling bersampingan dengan motor lelaki berambut panjang itu. Kami sama-sama punya kecepatan diatas rata-rata hampir menyamai kecepatan angin. Jalanan di depan mata kini banyak dipenuhi oleh manusia inilah tempat pusat keramaian dimana kehidupan benar-benar terasa. Aku mulai kesulitan menghadapi jalanan yang dipenuhi oleh pejalan kaki juga pedagang kaki lima. <br /><br />
Beda sekali dengan lelaki berambut panjang itu, setiap orang yang menghalanginya akan menjadi korban tabrak lari. Seorang kakek tua yang menyebrang dia tabrak lalu digilasnya tanpa mengenal rasa bersalah. Melihat itu semangatku terbakar ingin segera menyusulnya lalu memberi pelajaran atas apa yang dia telah lakukan. <br /><br />
“Jahanam sekali lelaki tengil itu,” kataku meluapkan kekesalan padanya. <br />
<br />Entah kenapa tiba-tiba saja lelaki itu memperlambat laju motornya sehingga mudah bagiku untuk menyusulnya. Aku tidak menyimpan pikiran apa-apa padanya malah aku senang diberi jalan menuju juara. Kemenangan sudah di depan mata, aku berada di posisi pertama dan terus mempertahankan posisi ini. Jalanan tanpa manusia sudah terlewati kini aku bebas untuk bermain-main dengan keseimbangan. Gas semakin aku kencangkan tidak karuan . Dalam dunia balap, jangan pernah lengah sedetik pun jika tidak ingin terselip orang lawan kita. Pertarungan belum berakhir, aku terus melaju, melesat dan menghilangkan kesempatan lawanku untuk menyusul. <br />
<br />Sampai hal yang tidak aku inginkan pun terjadi, kecurangan dari belakang tidak bisa aku lewati. Lelaki berambut panjang itu menikamku dari belakang dengan pentungan besi. Kesadaranku direnggut dengan mana, keseimbanganku terkikis, jalanan penuh kerikil kini menampung tubuhku yang tersungkur dari motor.<br />
<br />
Gubrakkk.......motorku terjatuh dengan keras, tubuhku terlempar, darah mulai bercucuran dari keningku, aku mengaduh sambil menjerit-jerit, kulitku mengelupas parah sampai tulang putihnya terlihat. Belum puas menikam dari belakang, dia kemudian menyiksaku yang terlihat tak bisa berbuat apa-apa. Aku kalut empat orang temannnya juga turut andil. Mengijak tubuhku dengan sepatu.<br /><br />
“Awwww.........kalian semuanya bangsat,” kata-kata itu aku keluarkan sebagai bentuk perlawanan ketika lemah.<br /><br />
“Perlu kamu tahu, kita adalah pembalap yang dikenal tidak segan membuhuh demi menang dalam balapan,” kata si botak tertawa bagaikan preman yang sedang menindas. <br />
<br />“Oke kawan-kawan, waktunya kita menghabisi satu nyawa lelaki paling tidak beruntung sedunia ini. Lihatlah lemah sekali dia,” kata lelaki bengis itu. <br />
<br />Lelaki itu memasukan tangan kanannya ke dalam jaket, aku kehilangan kekuatan untuk bicara. Darah terus bercucuran. Kematian rasanya sudah hampir dekat karena aku kehilangan setengah rasa sakit. Pisau tajam dikeluarkannya dari balik jaket, mata pisaunya menyilaukan kedua mataku. Kemudian dengan sekejap tanpa jeda jantungku ditusuk-tusuk olehnya. Inilah akhir hidup dari seorang pembalap jalanan yang dilindah dengan piciknya. Hilanglah sudah nyawaku demi mengejar gelar juara jalanan. <br />I'm The Chakimanhttp://www.blogger.com/profile/14151130601542056531noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3554577047660910907.post-42102263097175966322013-06-20T08:25:00.000-07:002013-06-20T08:25:01.680-07:00Akta Kelahiran Ayah jarang sekali menyuruhku, ia memanggilku ketika membutuhkan sesuatu. Rentetan keperluannya selalu aku ingat. Misalnya saja tolong masak air hangat untuk ayah, tolong ambilkan air minum, tolong siram tanaman, tolong belikan lampu, dan tolong bantu ayah mencuci mobil. Satu permintaannya yang belum bisa aku penuhi adalah lulus kuliah dan menjadi sarjana pendidikan. Kulewati sore di rumah bersama ayah, sehabis pulang kerja ia memanggilku. <br />
<br />“Aa... turun dulu sebentar bapak mau nyuruh,” kata ayah. <br />
<br />Kamarku yang letaknya di atas membuatku tidak langsung bergegas mangambil langkah untuk turun ke bawah, aku masih menerka apa yang ayah suruh padaku. <br />
<br />“Iyaaaa pak,” aku jawab panggilannya dengan berteriak. <br />
<br />Aku turun ke bawah lewat tangga yang terbuat dari kayu, ayah sudah ada tepat di depan meja makan sambil tangannya membawa sebuah map. Dipegangnya erat map biru itu, mulutnya mulai komat-kamit merajut kata-kata perintah untuk aku jalankan. Setelah penjelasan berakhir, map biru itu dipindah tangankan padaku. Lantas aku bergegas pergi ke luar rumah untuk menuju tempat yang dituju. <br />
<br />Sore itu, aku melihat awan tersenyum cerah, aku pikir suasana hatinya sedang bahagia. Kini aku sudah sampai di sebuah rumah yang pagarnya dibiarkan terbuka lebar. Aku melangkahkan kaki tanpa ragu mencari orang yang dituju. Pemilik rumah pasti gemar sekali mengoleksi tanaman bonsai. Seorang lelaki mengahampiriku, ia bertanya maksud tujuanku datang kesini. <br />
<br />“Bisa ketemu sama pak Ramlan,” kataku <br />
<br />Seakan mengerti keinginanku, lelaki berkaos hitam itu memanggil pak Ramlan agar keluar rumah menemuiku. Aku melihat lelaki berkacamata sudah berdiri dihadapanku dan masih asing melihat wajahku, rambutnya hampir semuanya sudah memutih. Belum bicara apa-apa kedua matanya menatapku, ia bertanya lebih dulu tentang apa keperluanku padanya. <br />
<br />“Saya anaknya pak Agus mau ketemu sama yang kerja disini namanya Ndi,” <br />
<br />Pak Ramlah sepertinya tidak pernah mengenal Ndi itu terlihat dari gelagatnya yang sedikit bingung. <br />“Disini nggak ada yang namanya Ndi,” katanya. <br />
<br />Lalu, ia mencoba memanggil salah seorang lelaki dengan nama aa di dalam rumah. <br /><br />
“Aa.......Aaaa...... kesini sebentar,” teriaknya dari pelataran rumah. <br />
<br />Lelaki bertubuh kurus dan berkulit sawo matang itu menghampiriku. Ia memenuhi panggilan dari pak Ramlan. Map biru yang sedari tadi aku dekat erat, perlahan aku berikan pada lelaki itu bukan Ndi tapi kakaknya yang belum aku ketahui namanya. Aku memberi penjelasan singkat, kertas di dalam map ini harus ditanda tangan oleh orang yang bersangkutan dan dua lagi oleh saksi mata. <br />
<br />Seakan sudah mengerti pak Ramlah dan lelaki itu masuk kembali ke dalam untuk untuk menandatangani kertas yang ada di dalam map. Aku berdiri menunggu dengan perasaan tenang. Tawaran untuk masuk ke dalam rumah mulai dilancarkan oleh pak Ramlan, namun aku menolak dengan halus sambil sesekali tersenyum. <br />
<br />Kertas putih dalam map biru sudah dikembalikan padaku dengan tanda tiga buah tanda tangan, lelaki itu dan pak Ramlah mengucapkan terima kasih. Aku pamit pulang untuk mengembalikan map biru itu pada ayah. <br />Ayah kemudian bercerita kalau kertas yang ada di map biru itu adalah akta kelahiran seorang anak laki-laki dengan nama Rizky Aditya anak dari kakaknya Ndi yang sehari-hari bekerja menarik becak atau jadi tukang kebun di rumah pak Ramlan. Yang jadi herannya anak-anak tukang becak sekarang punya nama yang keren-keren, ayah juga mengumpulkan data-data untuk anak dari tukang becak. Kalau untuk perempuannya sendiri nama yang sering digunakannya adalah Nazwa. <br />
<br />Ayah sudah tahu nama-nama itu pasti diambil dari nama para pemain sinetron yang setiap hari menjadi hiburan setelah menarik becak. Mungkin ibu mereka menamai nama yang sama punya harapan kelak ketika sudah besar bisa menjadi tampan seperti pemain sinetron atau ada harapan lain yang dirahasiakan dalam hati yang Kelak jika sudah besar nanti bisa diberi tahu kepada anaknya. <br />
<br />Nama-nama seperti Entis, Asep, Ujang, dll mungkin akan sulit ditemukan lagi. <b>Akta kelahiran</b> bukan hanya selembar kertas saja tapi ini adalah bukti perjalanan awal dari seorang anak. Menjelang masuk SD, mengurus pekerjaan di Instansi pemerintahan sampai dengan pergi naik haji. <br />I'm The Chakimanhttp://www.blogger.com/profile/14151130601542056531noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3554577047660910907.post-11017907576679007712013-06-12T07:23:00.002-07:002013-06-12T07:23:46.424-07:00Membongkar Kenangan Cinta Dalam Kardus“Acaranya udah mulai ya mas?” tanyaku pada salah seorang panitia lalu ia menjawab<br />
<br />“Iya mas ini baru aja pembukaan” jawabnya singkat sambil menujukan mukanya yang sedikit gelisah. <br />
<br />Aku belum diperbolehkan masuk ke Aula Pascasarjana UNPAD karena setiap peserta harus menunjukan tiket terlebih dahulu, aku berdiri melebarkan dada menunggu temanku keluar membawakan tiket seminar. Dari balik pintu keluarlah wanita berkerudung, pancaran auranya menyapaku dari dekat. Lalu ia menunjukan potongan tiket ke panitia acara untuk menegaskan aku adalah temannya. Aku masuk ke dalam aula dibekali makanan snack dan air minum gelasan. Duduk di kursi paling belakang bukan pilihanku karena hampir semua tempat duduk sudah ditempati. Aku tidak kecewa karena kursi yang aku duduki sama empuknya dengan kursi-kursi lainnya. Inilah salah satu keunggulan Aula di kampus UNPAD. <br />
<br />Suara riuh dan teriakan memecah kesunyian di dalam ruangan yang terasa sekali intimnya. Saat pembicara pertama Salman Aristo dipanggil oleh pembawa acara, sambutannya hanya terdengar puluhan suara saja berbeda ketika Raditka Dika hadir dengan topi khas yang menutupi kesendirian hatinya sejuta sambutan terdengar lebih meriah. Salman Aristo mengawali kisah dibalik pembuatan<b> film Cinta Dalam Kardus</b>, pada awalnya ia bertemu dengan Raditya Dika kemudian ada obrolan tentang membuat sebuah karya. Saat mendengar cerita dari Dika tentang 21 satu barang dari mantan gebetan yang di simpan di dalam kardus kemudian dia tertarik untuk membuat filmnya. <br />
<br />Film berawal dari cerita dalam hal membuat sebuah cerita harus ada premisnya dulu. Premis itu apa yang ingin kita bicarakan atau apa yang ingin kita cob angkat. Dalam film Cinta Dalam Kardus sendiri yang ingin kita bicarakan adalah tentang seorang lelaki yang menyimpan kenangan bersama 21 orang mantan gebetannya dalam sebuah kardus. <br />
<br />Salman Aristo menuturkan uniknya dari film ini ada di divisi art director yang merancang setting tempat dengan menggunakan kardus. Tidak terhitung berapa banyak kardus yang dihabiskan untuk menggarap film ini. Untuk mendalami film ini ia dan Raditya Dika sampai masuk ke dalam kardus. Sayangnya budget total keseluruhan film dan sumber pendanaan tidak dibeberkan disini. <br />
<br />“Kita bisa saksikan seperti apa kardus-kardus itu ditata sedemikian rupa di filmnya nanti,” katanya. <br />
<br />Aku sendiri heran pada moderatornya setiap pertanyaan yang dilemparkannya terlalu berbelit-belit sampai muncul kesan membingungkan. Mungkin maksudnya ingin kritis tapi cara komunikasinya malah melelahkan tidak singkat, padat dan jelas. Itu terus berlanjut sampai giliran Raditya Dika yang berkisah tentang proses kreatifnya. <br />
<br />“Mungkin dari Raditya Dika sendiri gimana proses kreatifnya,” kata moderator bertanya<br />
<br />Lalu Raditya Dika menjawab “Super sekali, gila dia sampai gak nafas satu setengah menit cuma buat nanyain gue aja haha,” suara kocaknya terdengar lepas sampai ke telingaku. <br />
<br />“Mungkin disini masih ada yang sampai sekarang nyimpen barang dari mantannya mau itu baju atau sepatu dan gue yakin itu barang masih loe simpen nggak dibuang”<br />
<br />Sendirian demi sindiran terus dilemparkan terlebih pada orang-orang yang jomblo <br />
<br />“Ada yang jomblo seumur hidup nggak? Kalau ada keluar sekarang itu hina sekali,” katanya dengan penuh kepuasan. <br />
<br />Dalam film ini ia akan bercerita tentang 21 mantan gebetannya dalam bentuk Stand Up Comedy, setiap mantan-mantannya itu punya cerita tersendiri. Dika menulis skenarionya tidak sendiri tapi dibantu oleh Salman Aristo. Pada waktu itu hadir juga Anizabella Lesmana salah seorang aktris di film tersebut. <br />
<br />Pada kenyataannya materi tentang creative writing minim sekali yang akan hanya beberapa komedi Raditya Dika yang terus diulang-ulang. Menulis itu adalah proses pembiasaan diri menuangkan gagasan itu bisa dilatih dari hari ke hari. Bagi yang ingin jadi penulis sebaiknya sejak awal acara sudah keluar dari Aula Pascasarjana UNPAD dan langsung menulis. <br />
<br />Video dibalik layar Cinta Dalam Kardus turut dipertontonkan ke semua peserta sudah jelas alasannya sebagai bentuk promosi film. Tidak lupa beberapa potongan adegan dalam bentuk foto diperlihatkan diawali foto Miko (Raditya Dika) bersama Putri (Anizella Lesmana) duduk saling bersebelahan menatap jauh ke langit yang dilintasi oleh pesawat terbang dan foto-foto adegan filmnya lainnnya. Hanya lewat foto saja para peserta sudah dibuat tertawa tanpa beban melihat wajah dari Miko ditambah mendengar komentar lucu dari Raditya Dika tentang fotonya sendiri. <br />
<br />Memang bukan perkara mudah untuk membongkar kenangan 21 satu mantan gebetan dan menceritakan satu persatu barang pemberian dari mereka semua. Namun kardus mampu menampung cinta yang bersarang dalam hati untuk bisa disimpan dan kelak suatu hari nanti akan menjadi kenangan yang utuh. <br />I'm The Chakimanhttp://www.blogger.com/profile/14151130601542056531noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3554577047660910907.post-12548402028186901102013-05-30T21:32:00.001-07:002013-05-30T21:32:36.883-07:00Membongkar Rahasia Cinema Ciromedo Sudah lama aku menyimpan rasa penasaran ini darimana sebenarnya film-film baru itu didapatkan. Aku dibuat kaget setiap kali membuka folder bertuliskan Cinema Ciromedo didalamnya dipenuhi oleh puluhan film baru, dari sekian banyaknya judul selalu terselip folder bertuliskan X-Art mungkin itulah puncak klimaks dari itu semua. Adanya poster adalah sebagai bentuk gambaran sebagian isi dari film dan sebuah totalitas dari <b>Cinema Ciromedo</b>. <br />
<br />Tidak butuh waktu lama dari Cileunyi untuk pergi ke Ciromed jarak tempuhnya dekat ditambah jalan menuju kesana tidak padat oleh kendaraan. Salah satu kampus negeri terkenal di daerah Jatinangora aku lewati, sekilas pandanganku tertuju pada kehidupan malam disana yang tidak pernah sepi. Dari kegagalan membeli martabak untuk mang Omed aku belajar bahwa membeli sesuatu itu lebih baik ketika sang penjual itu ada di depan mata dan jangan menunggu nanti. <br />
<br />Melewati jalanan terjal dan menungkik menjadi tantangan terberat untuk menuju Ciromed disamping jalannya yang licin, aku sendiri khawatir pada kondisi ban motor yang karetnya sudah menipis. Akhir dari perjalanan membawaku pada sebuah rumah sederhana disekelilingnya dipenuhi oleh pepohonan rimbun rasanya sejuk sekali. Suara-suara dari alam mengalun indah dengan jujur. <br />
<br />Aku berdiri tepat di depan pintu rumah, Ozan mengetuk pintu rumah itu sambil mengucapkan salam dan berteriak pelan nama “Omed” belum ada jawaban dari pemilik rumah. Aku menunggu sebentar sambil berharap pintu segera dibuka. Sampai akhirnya keluarlah sosok lelaki bertubuh besar dengan tatapan genit layaknya seorang tante muda atau bisa dibilang mamah muda dalam bahasa kerennya mahmud. Ia mempersilahkan kita masuk dan langsung menuju kamarnya. <br />
<br />Disinilah aku melihat kamar dari seorang lelaki lajang kesepian yang sehari-hari mengumpulkan film demi menuntaskan hasrat dan mengusir kegelisahan. Dalam keadaan haus berlebih, aku disuguhi minuman hangat yang pas yaitu segelas teh tarik belum lagi ada ali agrem makanan manis yang bentuknya menyerupai donat. Terlihat satu film di komputer yang belum habis ditonton. Aku masih belum tahu darimana film-film baru itu didapatkan karena rahasianya belum terbongkar. <br />
<br />Obrolan tentang mahmud menjadi penting sebagai pembuka karena hampir semua dari kita terkagum-kagum setiap kali melihat sepak terjang mereka, aku misalnya lebih suka melihat mahmud di pusat perbelanjaan, mang Omed suka melihat mahmud di pasar-pasar dekat rumahnya dan Ozan lebih suka mengincar mahmud di undangan perkawinan atau acara sunatan. <br />
<br />Kembali lagi ke tujuan awal, kedatanganku kali ini lebih tepatnya untuk meminta koleksi film-film terbaru dari Cinema Ciromedo sambil sedikit ingin tahu perkembangan film-film di Eropa kepada pengamat film terkemuka yaitu mang Omed. Ketika itu di ruang produksi Cinema Ciromedo sedang heboh dengan film bergenre komedi romantis yang diperankan oleh <b>Cameron Diaz </b>berjudul<b> “Gambit”</b>. Cukup dengan satu modem dan kesabaran satu film bisa selesai di waktu malam itulah sedikit rahasia yang mulai aku ketahui. <br />
<br />Aku merasa perut ini belum disesaki oleh makanan apa pun. Tanpa perlu isyarat dan permintaan mang Omet pergi meninggalkan kita berdua untuk memasak mie di dapur. Tidak lama dua mangkuk mie kuah tersaji, aku tidak menyangka ia bisa memasak mie rebuh dalam waktu sesingkat itu. Sebuah teko yang isinya teh hangat dituangkan dengan penuh kelembutan. Aku dan Ozan sendiri jadi terharu dan ingin meneteskan air mata ketika itu. Keinginan untuk meneteskan air mata seakan sirna saat semangkuk mie kuah menghampiri lidahku rasa nikmatnya melupakan segalanya. Terima kasih tante genit Omed atas nikmatnya malam dalam semangkuk mie dan secangkir teh. <br />
<br />Malam sudah semakin larut tiba waktunya untukku pergi meninggalkan ruang pertunjukan Cinema Ciromedo, tiga film baru sudah aku simpan dengan baik di sebuah flashdisc hitam milik Ozan. Aku pulang dengan perut kenyang dan hati riang. I'm The Chakimanhttp://www.blogger.com/profile/14151130601542056531noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3554577047660910907.post-55660361655355515042013-02-16T04:39:00.000-08:002013-02-16T04:39:05.460-08:00Daily Inspiration From Qur'an <i>"Katakanlah, 'Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)."</i><br />
(QS Al-Kahfi (18); 109). I'm The Chakimanhttp://www.blogger.com/profile/14151130601542056531noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3554577047660910907.post-6460286685120989362013-02-13T07:30:00.002-08:002013-02-13T07:30:37.419-08:00Skenario Penjebakan Iqbal Sudah sejak lama lelaki itu memelihara rambutnya untuk tetap panjang, mengikatnya dengan karet demi membuat rambutnya tertata rapih membentuk gelembung di kepalanya. Tercipta kesan santai dari setiap gerak geriknya. Hari ini, aku tidak lagi melihat rambut keriting sepanjang dulu. Penampilannya kini sudah seperti pegawai kantoran. Tidak hanya aku yang keheranan tapi juga teman-temannya yang lain di kampus. <br />
<br />Aku dibuat terkejut ketika mendengar cerita dari Norman tentang kegiatannya selama magang di salah satu bank syariah. Bukan tentang nominal uang yang ia ceritakan tapi malah menyebutkan satu persatu nama pegawai wanita disana seperti Ibu Novi, Ibu Endah, dll. Temanku ini magang sebagai bagian marketing yang tugasnya mempromosikan setiap layanan, membagikan brosur dan mengikuti kemana manager pergi misalnya datang ke sebuah acara di hotel Savoy Homan. Berada di lingkungan pegawai bank membuat uangnya cepat habis untuk nongkrong dan membeli konsumsi. Aku menulis kali ini bukan dalam rangka <b>promosi Bank Syariah Mandiri</b>. Setiap pagi sebelum bekerja harus membaca ayat-ayat Al-Qur’an terlebih dahulu dan mendengarkan tausiah yang disampaikan oleh manager atau dari pegawai sendirinya. Sebagai kampus islam mahasiswa UIN dipercaya bisa untuk menyampaikan ceramah sampai-sampai ia mendapat kesempatan untuk ceramah. <br />
<br />Bank Syariah mandiri punya layanan tabungan priority yaitu tabungan untuk nasabah dengan saldo awal sekitar 500 juta. Kelebihannya bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Untuk meningkatkan pelayanan tidak jarang ada pelatihan untuk customer service. Di kantor ada ruangan untuk tenis jadi sehabisa jam kerja biasanya para pegawai langsung bermain tenis. <br />
<br />Cerita beralih pada surat pengunduran diri bertuliskan sebuah nama Penny, dia menjabat sebagai bagian sekretaris umum di kepengurusan tahun ini. Pengunduran diri ini terjadi belum begitu lama, ada tiga alasan yang sempat aku baca salah satunya adalah sudah tidak fokus dan produktif lagi. Penny yang aku kenal adalah seorang wanita yang lembut itu terlihat dari caranya bicara pelan dan temponya tidak pernah secepat laju detak jantung ketika berdegup kencang. Untuk memastikan berita itu, aku sampai bertanya ke Norman tiga kali dengan pertanyaan yang sama. Obrolan sengit sempat terjadi antar sesama anggota SUAKA karena Penny mengundurkan diri. <br />
<br />Seorang lelaki biasanya punya rencana terpendam untuk membuat temannya ikut merasakan kepedihan hatinya. Hal ini terjadi secara nyata tidak pernah didasari oleh apa pun. Salman mengenal baik seorang Iqbal itu dibuktikan dari setiap smsnya yang dikirimnya ke Alin sampai hafal secara detail. Pradi punya rencana untuk membuat Iqbal menjadi khawatir pada pacarnya. Mungkin selama di lokasi KKM bisa saja terjadi cinta lokasi mengingat dibalik uniknya wanita berkacamata ini ada semacam magnet yang bisa mengundang cinta untuk datang. Pradi telah membuat skenario untuk menjebal Iqbal, dia membuat kabar kalau Alin terlibat cinta lokasi bersama teman sekelompoknya. Tujuan penjebakan ini Cuma satu ingin membuat Iqbal patah hati. <br />
<br />Iqbal sudah berdiri dari luar dan mulai masuk menyapa semua yang ada di sekre. Ia mendapat serangan pertanyaan awal tentang kabar terbaru seputar KKM? <br />
<br />“Bal, kamu tahu nggak selama Alin di Sukabumi kegiatannya apa aja?” tanya Salman<br /><br />
Dari dalam suara sorak tidak berhenti untuk meruntuhkan keyakinan cinta Iqbal. Aku, Pradi, Norman, Salman dan Ozan. Belum sampai ke tahap selanjutnya, Alin sudah datang dibalik pintu itu artinya rencana Pradi untuk membuat Iqbal patah hati gagal. Untuk meluapkan kegagalan bersama ini, kita terus berteriak-teriak dan mengeluarkan pertanyaan yang tidak bisa dikontrol oleh pikiran. Jangan pernah bayangkan bagaimana ekspresi dari wajah Alin ketika itu. Ia sengaja pulang ke Bandung dari Sukabumi untuk pergi ke Jakarta menghadiri acara <b>Indonesia Fashion Week 2013</b>. <br />
<br />KKM dijalani tidak sendiri tapi berkelompok dimana setiap kelompoknya diisi oleh orang yang berbeda-beda. Alin bercerita kalau semua anggota wanita di kelompoknya pernah menangis karena dibentak oleh ketua kelompok alasannya sederhana karena makan sendiri-sendiri. Apa yang dibutuhkan bukan hanya bicara tapi tindakan nyata.Konfilik bisa saja terjadi silih berganti tapi kebersamaan antar kelompok itulah yang sulit dilupakan untuk menjadi cerita di kemudian hari. <br />
<br />Tidak lama Iqbal pergi untuk mengantar Alin, pada akhirnya juga rencana Pradi telah berhasil digagalkan oleh Alin sendiri. Kini giliran kita untuk menggoyahkan keyakinan cintanya pada Wulan. Pradi senang di kelompok KKM wulan tidak ada yang ganteng kekhawatiran akan cinta baru itu sedikit tersingkir. Aku bisa melihat betapa gelisahnya Pradi membalas setiap sms dari pacarnya. Sampai-sampai ia bilang kalau Wulan membalas smsnya dengan marah dan bilang <br /><br />
“Bagus ya sekarang udah gampang lupa”<br />I'm The Chakimanhttp://www.blogger.com/profile/14151130601542056531noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3554577047660910907.post-40181879593739789442013-01-31T06:35:00.001-08:002013-01-31T18:31:04.184-08:00Melepas Urat Kemaluan Demi Dua Snack KotakRabu, 30 Januari 2013<br />
Sama seperti hati, tidak ada seorang pun yang bisa menebak apa isi dari sebuah kotak. Bisa saja kotak itu berisi pertanyaan atau pesan bukan dari manusia. Aku telah dibuat tidak berdaya dan hati ini seakan luluh demi mendapatkan satu kotak di dalam plastik besar yang tersusun rapih. Ternyata sebelum aku sudah ada orang lain yang mencicipi isi kotaknya. Saat kupegang beratnya tidak seberapa. Tidak lama setelah itu, aku malah menyimpan kotaknya di sudut ujung yang tidak terjamah oleh mata elang. I'm The Chakimanhttp://www.blogger.com/profile/14151130601542056531noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3554577047660910907.post-85420994748867116012013-01-08T05:07:00.000-08:002013-01-08T05:07:03.062-08:00Diam-Diam Lelaki Juga Suka Membaca Majalah WanitaMinggu, 6 Januari 2013 <br />
Pundakku memikul tas hitam yang lebih berat dari biasanya karena di dalamnya ada laptop, aku pergi dibekali uang jajan dari ibuku hasil jerih payah ayah bekerja. Motorku ada sedikit masalah sehingga terdengar suara benturan antara rantai dan besi tapi itu tidak membuatku kalah sebelum berperang di jalanan. Hari ini ada janji tertulis tapi tidak terucap untuk bertemu dengan Bayu di Perum Damri Soekarno Hatta, ia tidak ada uang sama sekali sehabis lulus jadi sarjana masih mengais-ngais pekerjaan. <br />
<br />Sepanjang jalan peredaran anak-anak punk berkaos hitam bertambah banyak. Kehadiran mereka tidak lain untuk menonton acara konser musik metal. Hitam menjadi warna pengukuh identitas. Aku melihat seorang pasangan dari kelompok ini berjalan saling berdampingan, mereka berdua sama-sama mengenakan kaos hitam, kesannya kumuh dan sang lelaki berpotongan rambut layaknya personil band metal. Sejak musim hujan kondisi jalan raya banyak dipenuhi oleh lubang ditambah dengan genangan air. Jika aku terlalu cepat melaju dan tidak hati-hati bisa berakibat kecelakaan. Motor dan mobil bagaikan kendaraan harapan menuju tempat tujuan.<br />
<br />Metro Soekarno Hatta sudah aku lewati artinya Perum Damri telah dekat. Sampai di depan Perum Damri aku menunggu di persimpangan jalan. Puluhan tukang ojek tengah bersantai sambil menunggu penumpang. Mungkin Bayu sudah melihat sosokku dari jauh sehingga tidak perlu lagi susah mencariku. Ia tampil menawan dengan kemeja kotak-kotak biru dan celana jeans cokelat. Aku mengendalikan laju motor dengan arah tujuan menuju asrama dua saudara. Dari belakang ada motor yang mendekat ke arahku pengemudi motor itu berteriak, aku menengok ke belakang wajahnya kukenali dengan baik, dia Salman. Kini dua motor melaju bersamaan, liburan semester ganjil membuat suasana terasa tepi itu terasa ketika aku sampai di Asrama Dua Saudara. <br />
<br />Salman bercerita kalau dirinya berkumpul bersama para jomblo di malam minggu kemarin di rumah Pradi. Baginya masih ada sisa kasih sayang yang tercurahkan lewat tayangan FTV. Lain dengan Bayu yang mengenalkan produk goodie bag produksinya bersama Aziz. Produk ini dipasarkan di Museum KAA sebagai marchandise dengan harga Rp 35.000,- ia mengaku desain goodie bag karyanya lebih banyak yang memesan daripada desain buatan Aziz. Sebelum hujan turun di waktu sore, kita bertiga langsung melesat pergi ke Gramedia.<br />
<br />Toko buku Gramedia Bandung terletak di lokasi yang strategis tapi masih belum bisa menarik banyak anak muda untuk berkunjung ke toko buku ini. Aku pertama kali melempar tatapan kedua mata ini ke arah rak berisikan majalah-majalah edisi terbaru. Dari setiap sampul tertuang berjuta keindahan, aku seperti menemukan kesegaran perawajahan media di tahun ini. Wajah-wajah cantik dan populer tercetak sempurna, bagi lelaki yang ingin lebih memahami wanita seharusnya membeli majalah untuk wanita. Alasannya karena apa yang wanita inginkan semua ada disana. <br />
<br />Aku dan Salman menyukai desain apalagi Bayu, kita bertiga sekarang berdiri di depan rak buku-buku impor tentang arsitektur rumah dan desain. Semua buku tertutup rapat oleh plastik tipis, aku menyentuhnya pelan-pelan, sayangnya buku semahal ini tidak bisa aku miliki. Malam datang menandai berakhirnya kunjungan kita bertiga di toko buku Gramedia. <br />
<br />Malam ini perutku belum terisi makanan, bunyinya berkoar-koar seperti aksi demontrasi mahasiswa terhadap kebijakan pemerintah. Aku melangkah masuk ke Angkringan di jalan Ganesa berdekatan dengan kampus ITB. Sambil menikmati makanan yang sudah dipesan, kita bertiga mulai mengobrol. Awal tahun ini AddictedArea akan hadir dengan tampilan baru dan Bayu resmi bergabung sebagai bagian <b>creative marketing</b>. Setelah perut terisi dan ide-ide terlontarkan, aku kembali pulang ke tempat peristirahatan. Bintang perlu gelap untuk bisa bersinar dan manusia perlu waktu untuk berisrirahat. <br />
<br />Keesokan harinya, aku pergi ke<b> toko buku Gunung Agung</b> untuk membeli <b>majalah Go Girl! edisi Januari 2013 </b>secara diam-diam tanpa Salman dan Bayu. Ketertarikanku tertuju pada ulasan bulan ini tentang pop writing. Diam-diam lelaki juga suka membaca majalah wanita. <br />I'm The Chakimanhttp://www.blogger.com/profile/14151130601542056531noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3554577047660910907.post-12845445835011698682013-01-04T00:16:00.001-08:002013-01-04T01:33:54.249-08:00Perayaan Tahun Baru Mereka Selamat tahun baru 2013 <br />
<br />
Aku harus membuka kembali ingatan tahun lalu, diceritakan ada dua anak magang SUAKA punya kedekatan lain dari biasanya. Hubungan keduanya masih sebatas teman waktu itu, tapi tidak tahun ini. Ada cerita cinta baru lahir dari SUAKA. Apa yang menonjol dari keduanya adalah sama-sama memakai kacamata tapi berlainan jenis kelamin. Setahuku tidak pernah ada panggilan sayang, keromantisan mereka berdua tidak pernah ditunjukan kepada publik. Pada malam perayaan tahun baru keduanya saling berjauhan, aku mengetahuinya dari tulisan di blog <a href="http://www.alinimani.blogspot.com/"><b>recycle bin</b></a> no right click. no empty recycle bin would be. <br />
<br />
Alin dialah wanita yang dimaksud menulis di blognya dengan judul “New Years Eve. So What?” isi tulisannya menceritakan tentang perayaan tahun baru bersama keluarga. Ia tidak suka mengikuti kebiasaan orang lain merayakan tahun baru dengan pergi ke sebuah tempat dan ia tidak ingin membiasakannya. Apa yang menarik dari tulisan Alin adalah seseorang bernama Kryptonite, Tuhan mempertemukan mereka berdua tahun ini. Kryptonite yang dimaksud adalah Iqbal dia mahasiswa jurusan jurnalistik aktif di sebuah lembaga pers mahasiswa. Ia rela memotong rambutnya yang panjang untuk berkunjung ke rumah Alin mungkin yang terbesit di otaknya waktu itu tipe menantu idaman mertua adalah lelaki berambut pendek dan rapih. <br />
<br />
Setiap orang punya harapan masing-masing di tahun baru ini contohnya Alin yang berharap bisa fokus KKN, proposal, skripsi dan lulus tahun ini benar-benar gambaran tepat mahasiswi tingkat akhir. Harapan lainnya adalah setelah lulus nanti bisa bekerja dan menikah tanpa harus menunggu berlama-lama. Alin ingin berat badannya kembali ke semula di angka 40 sedangkan Iqbal akan kembali berkunjung ke rumahnya sesuai dengan waktu yang telah direncanakan olehnya. <br />
<br />
Cerita lain tentang tahun baru aku dapatkan dari seorang wanita yang usianya genap 20 tahun, aku bisa merasakan masih ada sisa kenangan lama pada dirinya. Hatinya belum terobati sepenuhnya, sisa jahitan luka tidak tampak tapi kepedihannya bisa dirasakan. Wanita itu merayakan tahun baru di tengah-tengah hangatnya sebuah keluarga, berkumpul dan menonton TV. Ia tidak pernah merasakan malam tahun baru bersama seseorang yang spesial. <br />
<br />
Sentuhan lembutnya di malam tahun baru, ia berikan pada blog miliknya dengan nama <a href="http://srimoelz.blogspot.com/%20"><b>Bukan Tulisan Luar Biasa</b></a> tercatat tulisan terakhirnya di blog pada bulan September tahun 2012. Rasa sesal menghinggapi dirinya karena dalam satu tahun tidak mencapai 20 tulisan sama sekali. Waktunya terbuang dengan mengenaskan. Kemalasan mengalahkan segalanya. Ia menulis sebuah harapan yaitu “aku harus mampu menulis dan mengisi blog ini lebih banyak dan berbobot dibandingkan tahun 2012,” seperti itulah harapannya yang di tulis di blog. <br />
<br />
Cerita ketiga masih berlanjut, Desti pertama kalinya merayakan tahun baru bersama teman sekelasnya. Bagi wanita manis ini tahun 2012 dilalui dengan banyak kenangan indah, ia mengikuti ajang putri jurnal dan selain itu <b>RINTIS</b> mulai terbentuk. Awal terbentuknya sendiri berawal dari obrolan-obrolan ringan penuh impian dan harapan. RINTIS beranggotakan dua orang mahasiswa yaitu Saepul Hamdi, Fahmi Islami dan satu orang mahasiswi yaitu Desti Puspaningrum. <br />
<br />
Kosan Opa menjadi tempat berkumpulnya Desti dan teman-temannya, ia datang bersama Lele pukul 13.00 Faqir, Oma dan Omet sudah ada di kosan lebih dulu. Menjelang sore Desti dan Oma mulai memperiapkan ayam untuk dimasak, satu persatu teman yang lain mulai berdatangan menambah semarak perayaan seperti Ojak dan Mamang. Langsung menuju kesimpulan, acara makan, melihat pesta kembang api dari luar pagar, bermain Uno sampai subuh itu semua terjadi pada Desti dan teman-temannya. Mungkin itulah manisnya pertemanan di semester-semester awal. <br />
<br />
Untuk cerita keempat ini, aku seharusnya masuk ke dalam cerita dari empat orang pria yang merayakan tahun baru di Asrama Dua Saudara. Sejak hujan menahanku di rumah, aku memutuskan untuk tidak pergi kemana-mana. Salman memberitahuku kalau di SUAKA tidak ada acara sama sekali baik dari pengurus atau pun anggota magang. Ia bercerita di malam tahun baru melihat pesta kembang api gratis di gunung Manglayang. Momen ini bisa dibilang spesial karena kehadiran Efrin, Andika dan Dodi di malam tahun baru untuk saling menukar cerita cinta bersama wanita pujaan mereka. Salman beruntung bisa mendengar kisah cinta Efrin dan Dodi. <br />
<br />
Postingan pertamanya di tahun ini membuat Salman kalut, dia dipaksa menjalani hari-hari yang berantakan. Semoga kalut tidak berubah menjadi kemelut. Dosen dan mata kuliah adalah dua hal yang membosankan, kini yang tertanam di kepalanya hanyalah mengejar karir. Mungkinkah dia akan meninggalkan aktivitas seperti mengobrol, nongkrong dan percintaan. Aku tidak bisa menjawab, silahkan tanyakan langsung pada dia. Salman tidak mungkin menolak ajakan wanita apalagi wanita itu punya nilai spesial di hatinya. <br />
<br />
Itulah empat cerita berbeda tapi ada sedikit kesamaan tentang perayaan tahun baru. Semua cerita ini aku ambil dari blog temanku. Sekali lagi aku mengucapkan selamat tahun baru 2013. <br />
<br />
PS: <b>Mulailah menulis dari hal yang kamu ketahui </b>I'm The Chakimanhttp://www.blogger.com/profile/14151130601542056531noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-3554577047660910907.post-55388675155547551792012-12-29T21:55:00.001-08:002012-12-29T22:10:21.029-08:00Membeli Air Mata Langkahku terhenti di depan sebuah tangga menuju bioskop <b>21 Jatos</b>, aku mengetik sms untuk mengetahui keberadaan temanku. <br />
<br />
“Utee lagi di mana?” begitulah isi smsnya <br />
“Aku di foodcourt,” balasnya<br />
Aku membalas lagi smsnya “Aku udah ada di depan foodcourt,” kataku. <br />
<br />
Tampak dari jauh dua orang wanita berjalan mendekat dan menunjuk ke arahku, kursi di dekatku yang tadinya kosong mulai ditempati olehku dan mereka berdua. Foodcourt ini sering digunakan sebagai tempat berkumpulnya anak muda. Mereka datang, saling bertemu, memesan makanan, dan mengobrol sampai berjam-jam membicarakan banyak hal. Uteee dan Lia tengah menikmati minuman yang mereka beli. Minuman itu menarik perhatianku untuk mencobanya, aku bertanya pada Uteee “Itu minuman apa te.” Kataku.<br />
<br />
Lalu ia menjawab “Gak tau sih ini apaan, mau nyobain gak?” katanya.<br />
<br />
Aku membaca nama minumannya Air Mata Kucing , minuman kesehatan khas Malaysia. Warnanya coklat muda sama seperti teh, aku mulai mencoba menyedotnya. Rasanya tidak terlalu manis dan agak sedikit asam. Dalam hati aku berucap, kenapa minuman dari Malaysia ini bisa dijual di Indonesia terlebih rasanya terasa aneh di lidahku.<br />
<br />
<a href="http://www.air-matakucing.com/home.htm"><b>Minuman Air Mata Kucing</b></a> aku berikan kembali kepada Uteee, es di dalamnya sudah mencair tak tersisa lagi. Tinggal beberapa menit lagi film 5cm akan tayang di bioskop. Aku menjadi pendengar setia obrolan dua wanita di depanku. Obrolan panjang keduanya sempat terpotong sebentar karena kedatangan dua orang teman mereka. Satu dari mereka duduk dan satu lagi memilih untuk berdiri.<br />
<br />
Aku, Uteee dan Lia sudah masuk ke studio, kita bertiga mendapat kursi di jajaran depan dekat dengan layar bioskop. Kursi di studio hampir terisi semua oleh penonton. Lampu studio mulai di gelapkan dan akhirnya aku bisa mulai menonton film 5cm. Film ini diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Donny Dirgantoro berkisah tentang persahabatan 5 anak muda dengan segala keunikan masing-masing, mereka adalah Genta, Arial, Zafran, Riani dan Ian. Mimpi mereka berlima adalah menaklukan puncak gunung tertinggi di pulau Jawa yaitu <b>gunung Mahameru</b>.<br />
<br />
Sejak awal pengenalan karakter seluruh penonton sudah dibuat tertawa. Hal-hal lucu ditampilkan dengan polos dan tidak ada kesan dibuat-buat. Kehadiran para pemain muda seperti Herjunot Ali, <b>Raline Shah</b>, Fedi Nuril, Pevita Pearce, Igor Saykoji, dan Denny Sumargo menjadi daya tarik dari film yang disutradari oleh Rizal Mantovani ini. Selain itu film 5cm mulai tayang di bioskop di tanggal cantik 12.12.2012.<br />
<br />
<b>Genta</b> merasa persahabatan mereka selama ini hanya begitu-begitu saja. Ia mengusulkan untuk tidak bertemu dan menghentikan komunikasi antara mereka berlima selama tiga bulan. Setelah tiga bulan, mereka berlima akan bertemu di sebuah tempat yang masih dirahasiakan. Genta menjanjikan ini akan menjadi pengalaman yang sulit dilupakan selama hidup. Dari sinilah mimpi untuk menaklukan puncak gunung tertinggi di Jawa dimulai.<br />
<br />
Pendakian demi pendakian membawa mereka berlima pada tantangan terakhir menaklukan puncak gunung Mahameru. Suasana romantis berubah menjadi ketegangan, aku bisa melihat itu dari raut muka Uteee dan Lia. Dikuatkan oleh scoring musik yang menegangkan. Arial merasa tidak sanggup lagi menuju ke puncak karena kedinginan, Ian terus berusaha mendaki,. Tiba-tiba banyak bebatuan dari puncak jatuh ke bawah. Dinda terjatuh, telinganya terluka dan Ian tidak sadarkan diri. Mata Lia dibanjiri air mata karena sedih dan khawatir Ian akan mati. Uteee juga mulai meneteskan air mata tapi tidak dengan aku. Ian terus dibangunkan, keempat sahabatnya tidak ingin ia mati. Ian akhirnya bisa kembali sadar, mereka berlima berhasil mewujudkan mimpi menaklukan puncak gunung Mahameru di tanggal 17 Agustus.<br />
<br />
Seandainya tadi sebelum menonton Uteee dan Lia tidak membeli minuman air mata kucing mereka berdua tentu tidak harus menangisi lelaki bernama Ian yang matinya hanya pura-pura. Aku bangga bisa tinggal di Indonesia karena keindahan alamnya. <b>Film 5cm mengajarkan</b> untuk percaya pada kekuatan mimpi, persahabatan, dan cinta. I'm The Chakimanhttp://www.blogger.com/profile/14151130601542056531noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3554577047660910907.post-48918607569455203312012-12-27T20:05:00.000-08:002012-12-27T20:13:12.840-08:00Belajar Keaktoran Bersama Andika Akbar Kamis, 27 Desember 2012 <br />Aku punya seorang teman namanya <b>Andika Akbar</b> dia adalah mahasiswa jurusan Teknik Elektro. Selain kuliah di jurusan tersebut dia aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yaitu Koperasi Mahasiswa (KOPMA) dan <b>Teater Awal</b> nama sebuah teater di kampusku. Hari kemarin aku bertemu dengannya di Asrama Dua Saudara, dalam keseharian Dika tampil apa adanya. Aku duduk di sebuah kursi lalu ia mendekatiku dengan santai. <br />
<br />“Dan, punya rokok gak?” pertanyaan itu dilemparkannya padaku. <br />
<br />Aku tersenyum dan bilang kalau aku tidak punya. Dika mulai mengeluarkan pesonanya sebagai lelaki yaitu senyuman menawannya. Suanana Asrama Dua Saudara ketika itu sepi karena para penghuni kamar No. 11 dan 12 sedang pergi menonton film “Kingdom of Heaven” di Museum Konfrensi Asia Afrika. Ia menceritakan tentang kepedihan hatinya padaku. Belum lama berhubungan, pacarnya sudah meminta untuk putus itu pun melalui pesan pendek. Aku bisa merasakan kepedihannya, terlihat dari sedikit kata yang terucap darinya. Hatinya pasti tersayat luka dan bertabur air mata. <br />
<br />Tidak usah membahas lebih jauh lagi, biarkan luka yang membekas itu hilang dengan sendirinya. Aku punya keinginan besar untuk belajar teater kepada Dika temanku Aad juga begitu. Kita berdua hari ini akan mendapatkan sedikit pengenalan tentang teater dari salah satu aktor teater awal. Dika memintaku dan Aad untuk masuk ke dalam. Ucok teman dekat Aad ikut bergabung bersama kami bertiga di klinik teater sore itu. Pengenalan teater mulai dari sejarah mulai dikenalkan kepada kita bertiga. Dilanjutkan dengan 10 elemen yang harus ada dalam sebuah pertunjukan dan terakhir<b> 4 unsur keaktoran dalam dunia teater</b>. <br />
<br />Selama <b>klinik keaktoran</b> berlangsung tak hentinya secangkir kopi susu aku teguk sedangkan Dika setelah penjelasan selesai mulai menyebarkan asap dari sebatang rokok miliknya. Dari hasil catatanku, 4 unsur keaktoran diantaranya olah tubuh, olah vokal, olah mimik dan olah sukma. Agar bisa dimengerti Dika memberikan contoh dengan mempraktekannya dan kita bertiga mengikuti misalnya olah vokal mengucapkan huruf A, I, U, E, O dengan jelas mulai dari tempo pelan sampai paling cepat. Olah sukma adalah ditingkatan terakhir karena ini merupakan pamungkas dan berkaitan dengan latihan fokus. <br /><br />
Pada waktu prakter Dika bilang kita bertiga masih kalah oleh anak SMA yang diajarkannya. Apabila keempat unsur itu sudah bisa dikuasai dengan baik maka semuanya bisa mudah termasuk dalam mengolah akting, presentasi di hadapan dosen dan menghadapi jutaan penonton. <br />
<br />“Ini masih awal belum sampai tingkat 1% sama sekali,” ujarnya. <br />
<br />Selesai klinik keaktroan, kita bertiga diberikan tugas untuk mengulang kembali materi hari ini. Biasakan sesudah bangun pagi sebelum jam 6 untuk bergumam sebagai latihan olah vokal. Mulai untuk mengucapkan huruf vokal dengan jelas. Apa yang aku ingat dari Dika adalah ketika muka kita mulai terasa kaku lakukanlah olah mimik “hancurkan mukanya sekarang”. Siapa pun bisa mencobanya dan jangan pernah ragu. <br />I'm The Chakimanhttp://www.blogger.com/profile/14151130601542056531noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3554577047660910907.post-30067391773703801082012-12-25T20:39:00.001-08:002012-12-25T20:48:19.971-08:00KematianBelum hilang dari ingatanku waktu hari kemarin paman masih mengenali satu persatu wajah saudara yang berkumpul pada waktu itu. Kondisinya belum juga membaik kedua kakinya bengkak seperti disengat jutaan lebah. Tubuhnya lemas dan sedikit kesulitan dalam hal bicara. Ayahku duduk disampingnya, memberikan semangat dan harapan kalau penyakitnya bisa sembuh. Kedua mata pamanku terus memandang ke arah jaket hitam yang digunakan oleh ayah. Sepertinya jaket itu begitu menggugah dirinya sampai-sampai mulutnya tertatih untuk mengucapkan sesuatu. <br />
<br />
"A cing abdi hoyong nyobian jaket teh," katanya pada ayahku.<br />
<br />
Ayah melepas jaket hitamnya perlahan-lahan lalu setelah menanggalkan dari tubuhnya, ia membantu memakaikan jaket itu di tubuh paman.Aku menyaksikan belaian kasih sayang seorang kakak kepada adiknya. Wajah paman terlihat bahagia setelah mengenakan jaket hitam milik ayah. Sesuai kesepakatan seluruh keluarga pada hari Senin paman akan dibawa berobat ke rumah sakit di Bandung. Rumah sakit di tempat pamanku tinggal sudah tidak sanggup lagi menangani penyakitnya.<br />
<br />
Selama sakit istri pamanku setia merawat, tidak pernah terpancar sama sekali keluhan dari wajah cantiknya. Tiada hari tanpa cinta dan kobaran semangat dari istrinya. Waktu sudah mulai sore, hari esok ayah harus bekerja kembali. Dengan berat hati aku, adik perempuanku dan ayah berpamitan pergi meninggalkan paman. Senyum kesedihan tampak jelas di wajah pamanku. Sebelum pergi satu persatu dari kita diberinya senyuman, aku tahu paman ingin kembali sehat dan tidak lagi merepotkan orang lain.<br />
<br />
Kita bertiga sudah sampai rumah, ayah berharap dengan membawa paman berobat ke Bandung kondisinya bisa lebih baik. Setidaknya kakinya tidak bengkak lagi dan buang air kecil bisa lancar. Hari Senin ini, aku pergi meninggalkan rumah menuju ke kampus. Kabar dari bibiku paman akan berangkat ke Bandung di waktu siang.<br />
<br />
Selasa siang ayah meneleponku, katanya paman sudah ada di Bandung. Ia belum dirawat dirumah sakit sekarang masih tinggal dirumah om Kudus<a href="vhttp://www.rsadventbandung.com/"><b>. Rumah sakit advent </b></a>di Bandung harganya terbilang mahal dan tidak bisa menggunakan kartu Askes. Untuk itu paman akan dirawat di <b>rumah sakit Hasan Sadikin Bandung. </b>kata ayah mengakhiri percakapan singkatnya denganku. Ayahku berpesan untuk menyempatkan diri menengok paman di rumah sakit.<br />
<br />
Melihat cuaca yang begitu cerah, siang menjelang sore aku pulang ke rumah. Siang terasa menyengat kulitku ditambah polusi dari asap kendaraan bermotor dan debu jalanan. Perjalananku terasa cepat, kini aku sudah sampai ke rumah disambut senyum rindu dari ibuku. Ayah tidak pulang hari itu karena sedang menjaga paman di rumah sakit. Aku mengobati kelelahanku hari ini dengan tidur. Selamat merajut mimpi kataku berucap dalam hati.<br />
<br />
Tidur itu sebuah kenikmatan tidak berasa. Jangan pernah membawa banyak pikiran ketika tidur kelak itu bisa membangunkanmu. Malam sudah habis dan mulai terasa kenikmatan pagi biasanya menjelang subuh ibu sudah membangunkanku. Tiba-tiba ada suara menghentak tangga rumahku. Apakah ini sebuah pertanda sesuatu sedangkan tubuhku masih terlentang bebas di atas kasur.<br />
<br />
"Aa bangun si mang cepi meninggal," kata-kata itu kelar dengan cepat dan jelas dari suara yang aku kenali.<br />
<br />
Seketika aku terperanjat dan kaget mendengar kabar itu. Seakan masih tak percaya tapi tidak mungkin itu sebuah pesan kebohongan mulutnya mengalir mengucapkan kata "Innalillahi wa inna ilaihi rajiun," kataku.<br />
<br />
Hari Kamis pagi keluargaku diselimuti oleh duka mendalam atas meninggalknya paman. Dalam sadarku aku bertanya, Tuhan mengapa kau panggil pamanku begitu cepat?. Aku, adik perempuanku dan ibu bergegas meninggalkan Bandung dengan membawa pakaian ganti secukupnya. Kami bertiga berharap semoga paman belum menyatu bersama tanah di liang kubur.<br />
<br />
Suasana duka pekat terasa ketika kami bertiga sampai di rumah paman. Ada tangis dan haru dari setiap wajah saudaraku dan warga sekitar kampung yang melayat. Aku mendekat ke tempat pemandian jenazah, aku melihat wajah paman pucat dan matanya terpejam tenang. Kesedihan mendalam tentu saja sedang dirasakan oleh bibi dan anak mereka berdua yang ditinggalkan.Paman dan bibi dikaruniai tiga orang anak dua orang lelaki dan satu orang perempuan.<br />
<br />
Selesai dimandikan jenazah pamanku dibawa masuk ke rumah. Sekujur tubuhnya mulai dipasangkan kain kafan putih. Air mata kesedihan di tempat itu belum juga mengering semua mencoba untuk tabah dan berserah diri pada Tuhan. Jenazah paman sudah harum wewangian surga selanjutnya siap untuk di shalatkan. <br />
<br />
Keranda jenazah diangkat oleh beberapa warga, paman akan dimakamkan di tanah dekat rumahnya. Aku dan saudara lainnya berada di barisan depan mengiringi jenazah ke tempat pemakanan. Doa demi doa terus dipanjatkan semoga semua amal ibadah pamanku diterima di sisi Tuhan pemilik alam semesta. Paman berasal dari tanah dan pada akhirnya akan kembali juga ke asal. Inilah <b>kematian</b> tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan datangnya semua hanya menjadi rahasia Tuhan. I'm The Chakimanhttp://www.blogger.com/profile/14151130601542056531noreply@blogger.com1