Untuk datang kesini, Forfriends tidak perlu mengeluarkan uang sedikitpun. Karena acara ini tidak dipungut biaya alias gratis. Fete de la Musique dimulai sejak siang hari yang terasa sejuk di sekitar Dago Tea House dan dibuka oleh penampilan ciamik dari band indiepop Baby Eats Crackers. Mereka menghadirkan musik yang ringan dan ceria. Lagu lagu seperti “Kissh Kissh”, “Cleo Radio”, dan “Aloha Opa” yang menceritakan tentang dosen mereka dinyanyikan vokalis Ay dengan ceria. Penampilan selanjutnya dari seorang solois bernama Budie lengkap dengan gitarnya. Budie yang biasa bermain secara solo, kali ini ditemani oleh teman-temannya yang cukup membangun suasana semakin ramai.
Penonton sepertinya belum mau mendekat ke depan crowd. Tapi itu tidak bertahan lama. Saat Mocca tampil sebagian mulai mendekat ke depan crowd sehingga tercipta sebuah kebersamaan dalam kehangatan. Arina, vokalis dari Mocca terlihat anggun dengan gaun merah yang ia kenakan. Ia mulai bernyanyi sambil sesekali tersenyum, penonton di crowd depan ikut bernyanyi di nomor-nomor yang sudah tidak asing lagi seperti “Only One”, “I Remember” dan “Do What You Wanna Do”. Tidak lupa Mocca memperkenalkan single barunya yang berjudul “Lucky Me”. Lagu ini akan ada di mini album terbaru mereka berjudul “Sneak Peek”. Mocca menutup penampilannya d Fete de la Musique dengan lagu berjudul “Happy” dan penonton pun tampak happy dengan penampilan Arina Cs hari itu.
Setelah istirahat sejenak, Homogenic telah siap untuk memeriahkan perayaan musik ini. Kehadiran Amandia sebagai vokalis baru memberikan warna baru pada band electropop ini. Malam ini mereka dibantu oleh additional player diantanya Iman (bass), Gebeg (drum), dan Maradila (backing vocal). Homogenic langsung membuka penampilannya dengan lagu “Surealism”, jepretan kamera tidak henti tertuju pada sosok Manda yang kini menjadi idola baru di Homogenic. “Am I” jadi lagu kedua yang diambil dari album terbaru mereka “Let A Thousand Flowers Bloom” dilanjutkan dengan lagu ”Destiny”, “Something I Can’t Hide” dan “Weeping Mother Earth”. Hampir sepuluh lagu dibawakan oleh Homogenic termasuk lagu lama yang diaransemen ulang berjudul “Utopia” yang menjadi penutup penampilan mereka.
La voila! Miliana adalah satu-satunya penampil internasional yang mejeng di Fete de la Musique. Yes, Miliana band asal Perancis yang tampil malam ini yang beranggotakan Emilie Garcia (vokal, gitar), Laurent Cochini (gitar), Franck Da Silva (drum) dan Mathys Dubois (bass). Mereka mengusung aliran musik pop akustik dengan lirik lagu berbahasa inggris. Sehabis bernyanyi beberapa lagu, Miliana mencoba menyapa penonton dengan bahasa Sunda “Kumaha Damang?” dan penonton membalasnya dengan teriakan “Damang”. Di akhir penampilannya band ini mengabadikan moment bersama penonton dengan kamera ponsel mereka. Kehadiran Miliana yang berasal dari negeri menara Eiffel berhasil menghadirkan atmosfir Perancis di kota Bandung, dats the good point of Fete de la Musique.
Kini tiba saatnya di penghujung acara Fete de la Musique. Pure Saturday jadi band penutup malam ini. Penampilan mereka malam itu menepis kabar tentang bubarnya band ini. Kehadiran Pure Saturday selalu di tunggu-tunggu oleh pecinta musik di Bandung, penonton di crowd depan berdiri dan merapat ke dekat panggung. “Elora” jadi salam pembuka dan membuat penonton hanyut dalam alunan musik dari Pure Saturday. Iyo cs tampak bersemangat sekali malam ini. “Bangku Taman”, “Desire”, “Pagi”, “Awan” terus dimainkan untuk memuaskan penonton. Semuanya bernyanyi dalam kegembiraan pesta di tengah cuaca kota Bandung yang sedang bersahabat hari itu. Sesuai dengan permintaan dari semua penonton, Pure Saturday menutup penampilanya dengan encore berjudul “Kosong”. Fete de la Musique berakhir pada pukul 22.00. Terima kasih kepada CCF yang telah membuat perayaan musik indah untuk semua golongan ini. Sampai berjumpa di Fete de la Musique tahun depan.
Tulisan ini dimuat di media online Formagz.com
http://formagz.com/for-event/fete-de-la-musique-pesta-musik-untuk-semua-golongan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar