Jumat, 29 April 2011

Nonton Film Dokumenter Bareng "Inside Indonesia"

Malam Jumat biasanya dijadikan waktu yang tepat untuk pengajian. Tapi aku bareng temen-temen yang lain kayak Ozan, Miko dan Pungkit selalu menggunakan malam Jumat untuk mengadakan pengajian sastra. Malam Jumat kemarin pengajian sastra berubah jadi nonton film bareng sebuah film dokumenter dengan judul “Inside Indonesia” tempatnya di aula Student Center.

Nonton film bareng ini dihadiri oleh temen-temen dari berbagai jurusan. Kayak jurusan Aqidah Filsafat, Sosiologi, Tafsir Hadist dan beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) kayak Women Studies Center (WSC), Lembaga Pengkajian Ilmu Keislaman (LPIK) dan Lembaga Pers Mahasiswa Suaka Aku datang kesana sekitar jam 7.15 dan sudah terlihat banyak sekali yang datang dan siapa sangka aku yang ganteng ini langsung disuruh buat jadi MC malam itu.

“Inside Indonesia” adalah sebuah film dokumenter yang berkisah tentang perkembangan teroris yang ada di Indonesia. Teroris adalah masalah yang saat ini kembali muncul dan tengah hangat dibicarakan ditambah dengan hadirnya Negara Islam Indonesia (NII). Film dokumenter ini menayangkan tentang berbagai macam teror bom yang terjadi di Indonesia dan siapa yang ada dibalik itu semua. Jadi “Inside Indonesia” dibagi kedalam beberapa bagian tentang sepak terjang terorist di Indonesia. Yang aku tahu film “Inside Indonesia” dibuat oleh Australia dengan bahasa inggris sebagai pengantar.

Setelah menonton film dilanjut dengan diskusi bersama Bambang Q-Anees dan Julian Ashari. Pada awalnya Julian ditunjuk sebagai pembicara pertama, tapi kemudian ia melempar kesempatan itu kepada Beqi sapaan akrab dari Bambang Q-Aness. Aku melihat keduanya seperti mempunyai kedekatan. Itu terlihat dari beberapa sindiran yang selalu lahir dengan spontan. Beqi mengungkapkan apa yang terjadi di Indonesia ini adalah hal yang tolol. Bagaimana bisa sebuah negara dibuat negara Islam. Zaman nabi Muhammad saja sulit untuk mengusir umat yahudi dan nasrani. Nabi saja tidak sanggup apalagi kita. Semuanya tertawa lepas setelah Beqi mengucapkan itu.

Beda dengan pembicara kedua Julian Ashari yang seorang dosen Sosiologi. Dia mengungkapkan materi dengan presentasi power point. Isinya tentang definisi seorang terorist, tujuan, dan kesimpulan. Tapi aku lebih nyaman untuk mendengarkan materi dari Bambang Q-Aness.

Malam Jumat terasa tidak ada kesenyian di sekitar Aula Student Center semua berdiskusi dan bertanya banyak hal yang belum diketahui. Selalu ada saja yang menarik dari pertanyaan-pertanyaan mereka. Kadang terdengar teriakan yang membanggakan golongan mereka. Seperti yang terjadi pada temanku Ozan “Ah eta mah NU” ungkapnya sambil tertawa.