Jumat, 31 Agustus 2012

Stop Human Trafficking Campaign at Taman Cempaka Bandung

Kampanye MTV EXIT Stop Human Trafficking kedua kalinya digelar pada hari Kamis (29/08) di Taman Cempaka Bandung, sebuah taman yang letaknya berdekatan dengan Taman Pramuka.Sejumlah anak muda dan komunitas-komunitas kreatif di Bandung sudah berkumpul sejak sore hari. Acara berlangsung sampai malam dengan berbagai macam kolaborasi yang unik seperti kolaborasi shuffle dance dan BULB Bandung, live graffiti dari BULB, Levitasi, dan yang tidak kalah menarik ada penampilan firewok dance. Waktu kemarin juga ada bagi-bagi tiket gratis Konser MTV EXIT Stop Human Trafficking hari Sabtu di Lapangan Gasibu Bandung oleh 50 orang youth leader.






















































Rabu, 15 Agustus 2012

Betapa Beruntungnya Diriku

“Halo kaka :) aku lg di kebun loh, ada acra bukber sm anak” jalanan. Trharu :(” tertulis jelas di depan layar handphoneku sms itu datang dari Anisa Isti, biasanya dibalik sebuah sms ada sesuatu yang ingin disampaikan. Aku biasa memanggilnya Isti, dia mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Pendidikan Indonesia lebih dikenal UPI. Ketertarikan besarnya terhadap dunia sastra membuat Isti banyak menyukai kegiatan-kegiatan sastra di Bandung. Satu jam sudah aku melewatinya bersama Ucay. Sudah tidak terhitung berapa makanan yang aku habiskan di Angkringan Magelang. Percayalah betapa intimnya kita berdua. Mengapa tidak ada satupun anggota pers mahasiswa yang berani untuk bergabung?

“Aku juga lagi di ITB, aku kesana ya. Udah pulang belum?” sms balasan itu aku kirim.

Selamat tinggal angkringan, aku pergi  menjauh meninggalkan jalan Ganesa menuju Kebun Seni. Dari kejauhan sudah terdengar bebunyian lain belum bisa ditebak darimana bunyi itu berasal. Saat sampai di Kebun Seni puluhan anak jalanan sudah duduk tidak beraturan di depan dan belakang panggung diterangi lampu seadanya. Lelaki kesepian sepertiku jarang sekali bisa mendapatkan kesempatan untuk berduaan dengan wanita. Tapi lain dengan malam ini. Rasa-rasanya sepi itu telah menjauh ditelan malam. Isti masih mencari-cari keberadaanku dimana? Dari depan panggung menuju ke belakang. Berjalan manis mencariku. Terima kasih Tuhan kita berdua sudah dipertemukan.

Saat berkenalan dengan Anisa Isti logat sundanya melekat pekat. Sulit untuk melupakan wajah semanis ini. Tiada warna hijau seindah baju dan kerudung yang dipakainya. Obrolan demi obrolan tak hentinya mengalir. Jika wanita ingin mendapat perhatian maka lelakilah orang yang tepat untuk memberi perhatian itu. Aku sengaja datang dengan membawa susu wedang jahe untuknya. Sungguh senyumnya semakin manis. Sebenarnya masih ada yang ingin kuberikan yaitu jaket sebagai pengusir rasa dingin. Sepertinya itu terlalu cepat  di awal-awal masa perkenalan.

Kata Isti anak-anak jalanan ini datang sekitar pukul 17.00 dengan membawa bendera. Ada nama lain yang baru aku tahu tentang Anisa Isti, teman-teman di Kebun Seni biasanya memanggilnya Cha. Anak-anak jalanan di Kebun Seni menunjukan kreasi seninya diatas panggung mulai dari menyanyi, menari sampai membaca puisi. Mereka datang dari daerah Sudirman, Dewi Sartika dan Pasir Kaliki. Aku menikmati setiap serangan pertanyaan dan senyuman darinya.

Cha membuatku merasa nyaman. Sebuah keberuntungan buatku bisa berdiri disampingnya menikmati aroma malam dan nyanyian anak-anak jalanan. Dia ingin sekali membeli buku-buku sastra mulai dari novel Promoedya Ananta Toer, kumpulan catatan pinggir Goenawan Mohamad. Bahasanya sulit dimengerti memang yang terpenting terus membacanya itu katanya. Satu lagi buku dari Putu Wijaya. Sastra sudah akrab sejak Cha SMA kegemarannya menulis puisi berlanjut sampai masuk kuliah di UPI.

“Pas awal-awal sih ngerasa beda dari yang lain soalnya kan mereka habis kuliah biasanya jalan-jalan. Kalau aku sama Resti biasanya janjian di kantin buat ngebahas puisi.” Kata-kata itu mewakili perasaan hati dari wanita penyuka sastra yang berdiri tepat disampingku.

Terima kasih Cha atas keceriaan dan senyuman terindah darimu. Minumlah susu wedang jahe dariku supaya tubuhmu hangat. Tolong jangan larang aku menulis tentangmu. Mungkinkah hubungan kita bisa lebih dari sekedar teman?

Senin, 13 Agustus 2012

Buka Puasa Bersama FKPMB di Punclut

Kemacetan di Punclut menjelang buka puasa. Minggu (12/08).















Karena kemarin ada acara buka bersama teman-teman dari Forum Komunikasi Pers Mahasiswa Bandung (FKPMB) aku menunda kepulangan ke rumah. Ramadhan tinggal tersisa beberapa hari lagi sudah dipastikan jalanan di Bandung pasti macet terutama di hari Minggu. Aku, Ozan, Lette dan HVK berangkat dari kostan sekitar pukul 15.00 menuju kampus STIE Equitas untuk bertemu dengan Tiara. Perjalanan singkat telah membawa kami sampai di kampus Equitas, Ozan turun dari mobil untuk bertemu Tiara. Setelah bertemu Tiara belum ditentukan tempat mana yang akan kita kunjungi. Rencana awal di Punclut namun masih ada rasa ragu dari Ozan sedangkan Tiara sendiri sudah yakin. Maka diputuskan Punclut jadi tempat tujuan buka bersama FKPMB. Tiara langsung sibuk dengan menghubungi teman-teman yang lain yang dipastikan akan ikut kesana.

Belum lama Siti muncul dari kejauhan dan langsung naik ke dalam mobil. Dia adalah salah satu anggota dari ISOLA Pos yang baru pulang KKN dari Garut. Saat melewati jalan-jlaan strategis di Bandung seperti Gasibu dan Dago belum terasa sama sekali kemacetan. Mobil dan mobil masih bisa berjalan seperti biasa tanpa harus menunggu. Waktu adzan maghrib sudah semakin dekat, kita mulai memasuki daerah Ciumbeluit. Saat aku masih menunggu Isman, ada-ada saja kelakuan dari Lette dan HVK mereka yang duduk di jok paling belakang ke luar untuk mencari gorengan dan air minum. Perjalanan kembali dilanjutkan langit sudah mulai gerimis Isman masih ada diluar lalu masuk ke dalam mobil.

Laju mobil harus terhenti saat jalanan sudah dipenuhi oleh tumpukan mobil dan mobil. Jalan menuju Punclut mulai macet terlebih waktu buka puasa sebentar lagi. Keputusan tepat harus diambil, aku mengusulkan untuk buka puasa di warung yang ada didepan. Ozan memarkirkan mobilnya di lahan kosong yang hampir dekat dengan jurang. Lahan itu memang bukan tempat yang tepat untuk parkir. Belum juga satu menit berselang sudah ada mobil lagi yang parkir disana mengikuti jejak kita. Jadi, kalau di Indonesia segala sesuatu harus ada yang mengawali. Kemacetan total semakin menjadi-jadi. Mobil dan motor sulit untuk bergerak sudah tidak ada ruang kosong lagi. Punclut sore itu macet total. Kita dan orang-orang yang ada disanalah yang jadi saksinya.

Nasi, ayam, tahu dan tempe ditambah sambel sudah tersaji dengan rapi di depan mataku. Alhamdulillah sudah adzan maghrib walau belum terdengar karena aku tahu itu dari twitter @infobandung dengan twitnya “Selamat berbuka puasa untuk warga Bandung dan sekitarnya” . “Kamu lebih percaya ke twitter daripada adzan maghrib,” kata Isman. Aku tersenyum sambil mulai minum segelas teh manis hangat. Lette dan HVK sudah sibuk dengan gorengannya. Prediksi mereka berdua tepat. Gorengan yang sudah dibeli jadi konsumsi kita semua. Kemacetan di Punclut jadi pemandangan pelengkap buka puasa.
Tidak perlu diceritakan seperti apa aku makan. Cukup bayangkan saja bagaimana nikmatnya makan nasi, ayam bakar, tahu-tempe dan sambal. Buka puasa bersama FKPM sore itu tidak lengkap yg tidak bisa datang diantaranya Gandjar Daun Djati, Aziz Birama UNIKOM, Pimen Jumpa, Teta Djatinangor, Ucayy Gema Suara, dll.

Selesai makan satu-persatu pers mahasiswa mulai menceritakan permasalahannya masing-masing. SUAKA misalnya yang sekarang sedang menggarap majalah tapi para anggota barunya tidak kuat untuk rapat berlama-lama. Suara Mahasiswa (SM) baru saja punya pimpinan umum yang baru namanya Ujang. Tidak lupa kelanjutan forum ini dibicarakan. FKPMB sekarang kehilangan sosok figur tidak seperti Gandjar. Sekjen FKPMB, Ucayy masih belum bisa merangkul anggota pers lain itu curhanan hati para senior FKPMB. Untuk website saja yang diusulan dari jauh-jauh hari belum sama sekali dibuat. Ozan bilang paling tidak gunakan layanan gratis dulu seperti blogspot lalu nanti baru dijadikan website. Aku sendiri merasa FKPMB sudah tidak berapi-api lagi. Setiap persma yang tegabung di forum terutama sekjen berperan besar untuk membuat api itu tetap menyala. Regenerasi harus tetap ada jangan biarkan ketika satu orang hilang semuanya menghilang.

Dari kejauhan terlihat cahaya lampu di kota Bandung sudah semakin terang, itu menunjukan malam semakin terasa gelap. Masih ada banyak mobil dan motor yang menuju Punclut. Aku bersama yang lainnya kembali pulang. Perjalanan pulang terasa lebih cepat daripada ketika pergi. Pasti ada cerita lain di hari esok bukan lagi tentang Punclut dan kemacetannya.

Sabtu, 11 Agustus 2012

Mesin-Mesin tak Bernyawa

Aku tidak suka memulai menulis dengan kata 'tapi', 'terkadang' dan kata-kata yang punya arti ketidakpastian. Jadi biarkan aku menempatkan kata yang pas di paragraf pertama ini. Pernahkan terpikir kenapa di bumi ini harus ada mesin, listrik dan teknologi? Semua jawaban pasti terpusat pada satu kata yaitu 'perubahan' gagasan perubahan tentu muncul dari orang-orang yang tidak ingin menjalani kehidupan yang sama secara terus menerus. Jika dulu orang-orang ingin berkomunikasi dengan teman, saudara, dan tetangga mereka biasanya bertatap muka  di rumah atau tempat yang sudah dijanjikan. Berbeda dengan sekarang perkembangan teknologi yang pesat mempermudah jalur komunikasi lewat pesan pendek atau telepon genggam. Serba mudah hanya cukup menggerakan jari sambil memijit angka-angka atau nomor.

Perubahan demi perubahan terus terjadi. Manusia-manusia digital tidak perlu lagi bersusah payah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ingin pergi ke suatu tempat cukup gunakan kendaraan bermotor bisa itu mobil atau motor. Ingin mengusir rasa lapar cukup memesan makanan siap saji yang diantar langsung ke tempat. Ingin menghubungi teman di luar kota tidak perlu lagi kesana cukup sms atau telepon dengan handphone. Semua hal tentang dunia bisa didapatkan lewat internet yang sudah mudah diakses dimana-mana. Jadi, apa lagi yang dirasa masih kurang?

Jika melihat apa yang terjadi di Indonesia kepemilikan barang-barang yang sekarang menjamur seperti BlackBerry, Handphone canggih, iPad, iPhone, dll menjadi sebuah kebanggan tersendiri. Para produsen dari luar sana optimis negeri ini menjadi pasar yang empuk untuk memasarkan produk-produk mereka. Produk lokal tidak pernah sama sekali dilirik oleh pasar. Alasannya tentu karena banyaknya kekurangan dari produk itu. Permasalahan kemacetan terjadi karena kendaraan bermotor semakin banyak. Tidak ada undang-undang yang jelas. Tidak ada pembatasan produksi kendaraan. Jebakan kredit dengan tawaran manis di awal dan pahit di akhir menjadi straategi pemasaran ampuh. Masyarakat yang ingin mendapatkan gengsi banyak menjadi korbannya.

Alur kehidupan manusia sekarang tidak sepenuhnya diatur oleh jiwa masing-masing. Ada energi lain yang bisa mengubah kepribadian yaitu mesin-mesin tak bernyawa. Bayangkan tanpa ada perintah mobil dan motor rajin dirawat kadang jika sedikit tergores sedikit membuat hidup tidak tenang. Panggilan nyata sering dilupakan karena suara-suara bising dari telepon genggam. Berlama-lama menghabiskan waktu dengan handphone lebih menyenangkan daripada harus bertemu dengan teman. Ada apa sebenarnya? Apakah ini perubahan yang dimaksud!

Musuh yang sebenarnya sudah muncul ke permukaan. Mesin-mesin tak bernyawa mencoba mengambil sebagian dari nyawa manusia. Tujuan untuk mempermudah kehidupan telah meleset jauh. Memang tidak semua seperti itu merupakan sebuah alasan pembelaan. Manusia sudah bersahabat baik dengan mesin. Haruskan jalan perang dipilih jika perlu memusnahkannya. Silahkan memilih karena disini tidak ada paksaan sama sekali.

Jumat, 03 Agustus 2012

Proses Panjang Demi Sebuah Kualitas

Waktu telah membawaku sampai menuju bulan Agustus bertepatan juga dengan bulan Ramadhan. Tiada hentinya aku berusaha untuk menemukan judul skripsi dengan berbagai cara. Mulai dari pergi ke perpustakaan, membaca artikel dan mengobrol bersama teman. Pada waktu pagi, aku datang ke kantor jurusan untuk daftar Semester Pendek mata kuliah Pendalaman Bahasa Inggris. Pada waktu itu, ibu Lia bilang kalau pendataran SP sudah ditutup. Seharusnya aku daftar dari beberapa hari sebelumnya. Ada sistem baru yang diterapkan untuk mengikuti SP dari pihak birokrat  termasuk dalam hal biaya SP seharga Rp 150.000,- pembayaran dilakukan melalui bank BRI. Quota SP adalah 20 orang untuk satu kelas, dengan mendaftarkan diri sebelumnya ke jurusan masing-masing.

Saat ini, aku kehilangan kesempatan untuk mengikuti SP karena terlambat daftar ke jurusan. Aku terbilang mahasiswa yang jarang berkunjung ke jurusan. Ibu Lia bilang aku terlalu sibuk diluar sehingga melupakan akademik “Organisasi itu tidak bisa membantu dalam hal nilai akademik,” katanya.

Aktif di organisasi adalah jalan yang kuambil. Buatku keilmuan tidak hanya didapatkan di kelas tapi bisa lewat proses pencarian. Betapa menyenangkan bisa bertemu dengan orang-orang baru, mendengarkan setiap cerita dari mereka dan belajar apa yang belum aku ketahui dari mereka. Beberapa temanku yang lain satu angkatan sudah mengikuti sidang komprehensif beberapa dari mereka dikabarkan lulus dan ada yang lulusnya ditangguhkan. Jadi, ketika sidang kompre nilai dari 3 orang penguji harus keluar. Untuk mengikuti sidang kompre semua nilai mulai dari semester awal sampai akhir harus keluar. Jika ada nilai ‘E’ tentu saja harus mengulang paling tidak ‘D’ sudah bisa ikut.

Sejak berlakunya peraturan baru, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) tidak mempermasalahkan lagi sampai berapa kali seorang mahasiswa harus mengikuti sidang kompre karena untuk mengikuti sidang setiap mahasiswa harus membayar Rp 150.000,-. Lagi-lagi harga yang cukup mahal untuk dunia pendidikan. Aku belum membandingkan seperti apa sidang kompre yang terjadi pada seniorku dulu. Apakah sama atau ada perbedaan.

Aku ingin terbentuk sebagai mahasiswa tangguh yang tidak membangga-banggakan nilai. Proses panjang demi sebuah kualitas lebih baik aku jalani. Sebagai mahasiswa, aku sendiri jangan pernah merasa benar lalu lupa untuk intropeksi diri. Jangan pernah merasa puas teruslah mencari dan banyak belajar dari pengalaman. Aku percaya skripsi pasti selesai. Semangat perjuangan harus lebih aku kobarkan. Agustus mengingat jasa-jasa para pahlawan Indonesia. Bisa, bisa dan bisa. Semangat!