Jumat, 03 Agustus 2012

Proses Panjang Demi Sebuah Kualitas

Waktu telah membawaku sampai menuju bulan Agustus bertepatan juga dengan bulan Ramadhan. Tiada hentinya aku berusaha untuk menemukan judul skripsi dengan berbagai cara. Mulai dari pergi ke perpustakaan, membaca artikel dan mengobrol bersama teman. Pada waktu pagi, aku datang ke kantor jurusan untuk daftar Semester Pendek mata kuliah Pendalaman Bahasa Inggris. Pada waktu itu, ibu Lia bilang kalau pendataran SP sudah ditutup. Seharusnya aku daftar dari beberapa hari sebelumnya. Ada sistem baru yang diterapkan untuk mengikuti SP dari pihak birokrat  termasuk dalam hal biaya SP seharga Rp 150.000,- pembayaran dilakukan melalui bank BRI. Quota SP adalah 20 orang untuk satu kelas, dengan mendaftarkan diri sebelumnya ke jurusan masing-masing.

Saat ini, aku kehilangan kesempatan untuk mengikuti SP karena terlambat daftar ke jurusan. Aku terbilang mahasiswa yang jarang berkunjung ke jurusan. Ibu Lia bilang aku terlalu sibuk diluar sehingga melupakan akademik “Organisasi itu tidak bisa membantu dalam hal nilai akademik,” katanya.

Aktif di organisasi adalah jalan yang kuambil. Buatku keilmuan tidak hanya didapatkan di kelas tapi bisa lewat proses pencarian. Betapa menyenangkan bisa bertemu dengan orang-orang baru, mendengarkan setiap cerita dari mereka dan belajar apa yang belum aku ketahui dari mereka. Beberapa temanku yang lain satu angkatan sudah mengikuti sidang komprehensif beberapa dari mereka dikabarkan lulus dan ada yang lulusnya ditangguhkan. Jadi, ketika sidang kompre nilai dari 3 orang penguji harus keluar. Untuk mengikuti sidang kompre semua nilai mulai dari semester awal sampai akhir harus keluar. Jika ada nilai ‘E’ tentu saja harus mengulang paling tidak ‘D’ sudah bisa ikut.

Sejak berlakunya peraturan baru, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) tidak mempermasalahkan lagi sampai berapa kali seorang mahasiswa harus mengikuti sidang kompre karena untuk mengikuti sidang setiap mahasiswa harus membayar Rp 150.000,-. Lagi-lagi harga yang cukup mahal untuk dunia pendidikan. Aku belum membandingkan seperti apa sidang kompre yang terjadi pada seniorku dulu. Apakah sama atau ada perbedaan.

Aku ingin terbentuk sebagai mahasiswa tangguh yang tidak membangga-banggakan nilai. Proses panjang demi sebuah kualitas lebih baik aku jalani. Sebagai mahasiswa, aku sendiri jangan pernah merasa benar lalu lupa untuk intropeksi diri. Jangan pernah merasa puas teruslah mencari dan banyak belajar dari pengalaman. Aku percaya skripsi pasti selesai. Semangat perjuangan harus lebih aku kobarkan. Agustus mengingat jasa-jasa para pahlawan Indonesia. Bisa, bisa dan bisa. Semangat!

2 komentar:

  1. "Aku ingin terbentuk sebagai mahasiswa tangguh yang tidak membangga-banggakan nilai. Proses panjang demi sebuah kualitas lebih baik aku jalani. Sebagai mahasiswa, aku sendiri jangan pernah merasa benar lalu lupa untuk intropeksi diri. Jangan pernah merasa puas teruslah mencari dan banyak belajar dari pengalaman."
    Keren mas Hamdi :D

    BalasHapus
  2. Oh, ternyata benar. Ungkapan Bu Lia mengenai “Organisasi itu tidak bisa membantu dalam hal nilai akademik” telah menyebabkan the chakiman bersalto.
    Tetap semangat, akhirnya mereka akan tahu, siapa yang lebih baik.

    BalasHapus