Kamis, 30 Mei 2013

Membongkar Rahasia Cinema Ciromedo

Sudah lama aku menyimpan rasa penasaran ini darimana sebenarnya film-film baru itu didapatkan. Aku dibuat kaget setiap kali membuka folder bertuliskan Cinema Ciromedo didalamnya dipenuhi oleh puluhan film baru, dari sekian banyaknya judul selalu terselip folder bertuliskan X-Art mungkin itulah puncak klimaks dari itu semua. Adanya poster adalah sebagai bentuk gambaran sebagian isi dari film dan sebuah totalitas dari Cinema Ciromedo.

Tidak butuh waktu lama dari Cileunyi untuk pergi ke Ciromed jarak tempuhnya dekat ditambah jalan menuju kesana tidak padat oleh kendaraan. Salah satu kampus negeri terkenal di daerah Jatinangora aku lewati, sekilas pandanganku tertuju pada kehidupan malam disana yang tidak pernah sepi. Dari kegagalan membeli martabak untuk mang Omed aku belajar bahwa membeli sesuatu itu lebih baik ketika sang penjual itu ada di depan mata dan jangan menunggu nanti.

Melewati jalanan terjal dan menungkik menjadi tantangan terberat untuk menuju Ciromed disamping jalannya yang licin, aku sendiri khawatir pada kondisi ban motor yang karetnya sudah menipis. Akhir dari perjalanan membawaku pada sebuah rumah sederhana disekelilingnya dipenuhi oleh pepohonan rimbun rasanya sejuk sekali. Suara-suara dari alam mengalun indah dengan jujur.

Aku berdiri tepat di depan pintu rumah, Ozan mengetuk pintu rumah itu sambil mengucapkan salam dan berteriak pelan nama “Omed” belum ada jawaban dari pemilik rumah. Aku menunggu sebentar sambil berharap pintu segera dibuka. Sampai akhirnya keluarlah sosok lelaki bertubuh besar dengan tatapan genit layaknya seorang tante muda atau bisa dibilang mamah muda dalam bahasa kerennya mahmud. Ia mempersilahkan kita masuk dan langsung menuju kamarnya.

Disinilah aku melihat kamar dari seorang lelaki lajang kesepian yang sehari-hari mengumpulkan film demi menuntaskan hasrat dan mengusir kegelisahan. Dalam keadaan haus berlebih, aku disuguhi minuman hangat yang pas yaitu segelas teh tarik belum lagi ada ali agrem makanan manis yang bentuknya menyerupai donat. Terlihat satu film di komputer yang belum habis ditonton. Aku masih belum tahu darimana film-film baru itu didapatkan karena rahasianya belum terbongkar.

Obrolan tentang mahmud menjadi penting sebagai pembuka karena hampir semua dari kita terkagum-kagum setiap kali melihat sepak terjang mereka, aku misalnya lebih suka melihat mahmud di pusat perbelanjaan, mang Omed suka melihat mahmud di pasar-pasar dekat rumahnya dan Ozan lebih suka mengincar mahmud di undangan perkawinan atau acara sunatan.

Kembali lagi ke tujuan awal, kedatanganku kali ini lebih tepatnya untuk meminta koleksi film-film terbaru dari Cinema Ciromedo sambil sedikit ingin tahu perkembangan film-film di Eropa kepada pengamat film terkemuka yaitu mang Omed. Ketika itu di ruang produksi Cinema Ciromedo sedang heboh dengan film bergenre komedi romantis yang diperankan oleh Cameron Diaz berjudul “Gambit”. Cukup dengan satu modem dan kesabaran satu film bisa selesai di waktu malam itulah sedikit rahasia yang mulai aku ketahui.

Aku merasa perut ini belum disesaki oleh makanan apa pun. Tanpa perlu isyarat dan permintaan mang Omet pergi meninggalkan kita berdua untuk memasak mie di dapur. Tidak lama dua mangkuk mie kuah tersaji, aku tidak menyangka ia bisa memasak mie rebuh dalam waktu sesingkat itu. Sebuah teko yang isinya teh hangat dituangkan dengan penuh kelembutan. Aku dan Ozan sendiri jadi terharu dan ingin meneteskan air mata ketika itu. Keinginan untuk meneteskan air mata seakan sirna saat semangkuk mie kuah menghampiri lidahku rasa nikmatnya melupakan segalanya. Terima kasih tante genit Omed atas nikmatnya malam dalam semangkuk mie dan secangkir teh.

Malam sudah semakin larut tiba waktunya untukku pergi meninggalkan ruang pertunjukan Cinema Ciromedo, tiga film baru sudah aku simpan dengan baik di sebuah flashdisc hitam milik Ozan. Aku pulang dengan perut kenyang dan hati riang.