Minggu, 14 Juli 2013

Mimpi Kirana

Aku berdiri menahan serangan angin sore yang cukup mengganggu, di depan mataku berdiri sebuah panti asuhan yang kondisinya sudah seperti pemukiman kumuh. Suara keceriaan anak-anak yang seharusnya menggema tidak terdengar sedikit pun. Tempat untuk berlindung dan termenung nasibnya kini bagai daun yang berguguran tidak jelas arahnya kemana.

Menurut cerita dari masyarakat disini panti asuhan ini dulu seperti surga bagi anak-anak. Mulai dari pagi hingga malam tidak pernah sepi. Di waktu pagi sampai siang anak-anak biasa belajar membaca dan menulis. Sore harinya jadi waktu untuk bermain dan bernyanyi dengan riang. Malam harinya mereka semuanya mengaji di saksikan oleh bintang-bintang dan sang rembulan. Namun sejak seseorang pergi, tempat ini berubah menjadi sunyi dan sepi. 

Semua perubahan ini pasti ada penyebabnya kemudian rasa penasaranku mulai hadir pada sosok seseorang.

“Siapakah orang itu?” ucapku dalam hati.

Orang itu pasti punya pengaruh besar untuk panti asuhan ini. Aku memang hanya seorang mahasiswa yang belum menjadi siapa-siapa tapi setidaknya aku pernah beberapa kali singgah disini sampai berkenalan dengan anak-anak panti seperti Eko, Molen dan Rama mereka bertiga itu selalu bersama-sama kemana pun pergi.

Pada sebuah kesempatan Molen pernah mengajakku untuk bertemu dengan seorang wanita, katanya dia itu orangnya cantik, manis, pintar juga hatinya baik. Sempat ada juga niat usilnya untuk menjodohkanku dengan wanita itu. Sampai sekarang keinginan Molen untuk mempertemukanku dengannya belum dikabulkan oleh Tuhan.

Beberapa menit setelah ingatan itu muncul, aku ingin menggali lebih dalam informasi tentang wanita itu. Wanita yang sepertinya punya tempat spesial di hati anak-anak.Wanita yang mampu menerbitkan senyuman mereka. Wanita itu pasti berbeda dan punya pesona.  

Malam datang lebih awal dari biasanya, aku kemudian mengambil langkah perlahan untuk pulang ke rumah. Usahaku untuk mencari identitas wanita itu akan dimulai esok hari.

Sisa-sisa tenagaku hari ini aku gunakan untuk berpikir sejenak dan menangkap apa yang melintas di pikiran ini. Aku terbaring di kasur sambil menatap ke atas langit-langit rumah. Sekilas ada bayangan seorang wanita cantik yang menari-nari dimataku. Wajah cantiknya belum aku kenali sama sekali. Wanita itu mengisyaratkanku untuk segera berlayar menuju pulau mimpi.

Siapakah sebenarnya wanita cantik itu? Apakah benar dia Kirana!
Kelanjutan cerpen ini bisa dibaca di Buku #12 #ProyekMenulis 'Kejutan Sebelum Ramadhan' dari nulisbuku. Untuk pemesanan bukunya bisa lewat link ini

Selain cerpen Mimpi Kirana masih ada 23 cerpen dari penulis lainnya dengan cerita yang tidak kalah menarik. Hasil penjualan dari buku ini nantinya akan digunakan untuk kegiatan amal. Jadi buat kamu yang mau menambah pahala di bulan Ramadhan, ayo segera pesan bukunya di nulisbuku.com.

Senin, 24 Juni 2013

Tiga Wejangan Sakti Bagi Lelaki Sejati

Minggu, 23 Juni 2013
Hari ini, aku sekeluarga sepakat untuk makan malam diluar karena ayah baru saja mendapat honor dari kantor. Sore itu senja menyala-nyala, aku sekeluarga berangkat dari rumah menuju tempat makan terdekat yaitu sate Cilampeni yang letaknya di daerah Katapang. Warung sate ini bersebelahan dengan tukang bajigur durian. Di sepanjang perjalanan mulut ibuku tidak pernah lelah bicara, ada saja topik yang disiarkannya kepada kita. Lain halnya dengan ayah yang bicara seperlunya saja. Jadi tidak perlu dijelaskan lagi siapa yang lebih sering bicara ketika ada di rumah. 

Walaupunn ayah sedikit bicara, sekalinya memberi wejangan bisa panjang dan bercabang. Pada kesempatan kali ini, ia pelan-pelan memaparkan tiga hal yang harus dimiliki oleh orang Sunda yaitu Paseug, Fisik dan Pesak. Aku tangkap dan simpan baik-baik ketiga wejangan ini, ayah kemudian menjelaskannya satu persatu.
Wejangan pertama adalah Paseug kata ini diambil dari bahasa Sunda yang punya arti pondasi. Sebagai contoh rumah yang mewah tanpa pondasi kuat akan mudah roboh begitu juga hidup agar hidup kita tidak kehilangan arah perlu adanya pondasi. Salah satu pondasinya adalah agama. Apabila keimanan kita kuat maka di mana pun kita berada akan ingat selalu kepada Tuhan. Kewajiban seperti shalat dan puasa tidak akan ditinggalkan karena sudah menjadi sebuah kebutuhan. 

Melangkah ke wejangan kedua yaitu Fisik, fisik seorang lelaki harus kuat. Bagaimana caranya supaya fisik kuat? Yaitu dengan membiasakan diri hidup sehat, berolahraga dan tidak sering makan makanan yang mengandung bahan pengawet kimia. Makanan yang sehat adalah makanan yang berasal dari alam. Dengan menjalani hidup sehat maka fisik kita akan terjaga dan tidak mudah sakit. Berolahraga di waktu pagi juga bisa membuat tubuh sehat dan pikiran cemerlang.

Wejangan terakhir adalah Pesak, apabila hal satu ini belum bisa terpenuhi semua hal yang kita lakukan bisa kehilangan gairah dan tidak jarang malah kacau. Pesak adalah bahasa Sunda yang artinya saku. Apa yang biasanya ada di dalam saku adalah dompet  atau uang. Uang memang bukan segala-galanya tapi tanpa uang tidak bisa membeli apa-apa. Untuk apa manusia bekerja keras, salah satu alasannya pasti untuk mendapatkan uang. Ayah mencontohkan dari ayam dan burung yang pagi-pagi sudah bangun untuk mencari makan, apabila manusia tidur di waktu pagi dan bermalas-malasan maka rezekinya akan dipatuk oleh ayam dan dimakan oleh burung.

Kalau ingin hidup bahagia dan lebih daripada orang lain, ketiga wejangan itu harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Ayah dengan baik hatinya mengulangi tiga wejangan sakti itu pertama Paseug, kedua Fisik dan ketiga Pesak. Tidak terasa perjalanan ke Sate Cilampeni sudah sampai, aku tidak sabar untuk menyantap sate sapi di tempat ini yang dikenal empuk dan bumbu kacangnya yang sulit dilupakan oleh lidah. 

Sabtu, 22 Juni 2013

Pembalap Jalanan

Aku Regi terlahir dari keluarga kaya yang sudah bosan dengan hidup mewah maka dari itu aku ingin mencari sesuatu yang bisa membuatku menjadi lelaki sejati seutuhnya. Menurutku jalanan adalah tempat yang tepat. Jalan berlubang, kerikil, kemacetan, debu dan polusi udara sudah akrab denganku seperti teman dekat. Ketakutan yang mengancam aku gilas lebih dulu sebelum aku dicemooh oleh sang juara.

Jutaan kali cedera tidak bisa menghentikan keliaranku untuk terus bermain-main dengan kecepatan. Jangan heran ketika melihatku bertelanjang dada banyak sekali bekas luka goresan, sayatan, memar bahkan beberapa kali aku hampir menyerahkan nyawaku satu-satunya ke jalanan. Ini semua demi menjadi orang nomor satu di jalanan.

Di akhir tahun ini akan menjadi pertarunganku paling sengit menghadapi pembalap jalanan dari berbagai latar belakang. Balapan motor itu tidak bisa ditebak hasilnya kadang bisa terang bagi kita bahkan bisa tidak ada cahaya sama sekali. Konon nama jalannya adalah jalan Keresahan, aneh terdengarnya bukan memang jalan itu menyimpan misteri walaupun tak ada buktinya satu pun.

Motor kebanggaanku adalah Kawasaki Ninja warna hitam bisa mejalu sekencang angin dengan kekuatan keberanian. Bahkan tanpa bensin pun, motorku masih bisa berjalan. Jaket kulit tebal dan sarung tangan tidak bisa lepas dariku. Suara knalpot motor adalah irama terindah yang menyegarkan telingaku. Kala malas untuk bicara aku cukup menarik gas saja karena darisanalah kata-kata hatiku keluar.

Satu-satunya lawan terkuatku di jalanan adalah Bima cuma entah di mana dia sekarang. Jalan sesulit apa pun sanggup dilaluinya dengan mudah, baginya nyawa sudah tidak berarti lagi. Bima semoga dirimu bisa ikut bertanding nanti di jalan Keresahan. Satu kelemannya dia tidak bisa balapan motor kalau tubuhnya belum dipenuhi kafein bisa itu dari minuman atau rokok dia anti sekali untuk meneguk alkohol jahanam.

Pada malam tanpa bintang, aku dilanda rindu menggebu-gebu pada wanita ini. Dekapan eratnya memberi  kehangatan yang sulit aku gilas dari otak ini. Sanda itulah nama wanita bergaya lepas tapi pantas kelebihannya menurutku bukan dari fisiknya tapi dari cara dia melayani lelaki. Dia biasa aku temui malam menjelang pagi di salah satu kedai kopi. Dia punya panggilan tersendiri padaku yaitu Gila, katanya dia baru bertemu lelaki segila aku. Dasar Sanda kenapa aku bisa menyimpan rasa suka pada wanita seperti dia.

Waktunya untukku mengusik jalanan, aku mulai memainkan gas motor terdengar suara keras keluar dari knalpot, beberapa pasang mata liar melirik padaku seakan merasa terganggu keheningannya oleh motorku. Sarang tempatku berlindung berada diantara lorong-lorong gelap, dari sinilah aku bisa melihat jelas kejamnya kehidupan. Preman-preman saling berebut kekuasaan, anak-anak jalanan disiksa jika tidak memberi setoran, para pencopet beraksi mencari mangsa. Rasanya tidak ada celah bagi sang pahlawan yang ingin berbuat kebaikan di daerah ini. Satu lagi jika ada anak gadis yang melewati lorong ini bersiaplah untuk menyerahkan keperawannanya pada para preman bengal dan sadis.

Motoku melaju kencang kecepatannya diatas rata-rata, setiap tikungan tajam aku lewati seperti jalan lurus lalu apabila ada jalan yang terus lurus aku malah memilih untuk menikung. Firasatku mengatakan berhentilah di depan karena disana ada pembalap tangguh yang akan menantangmu dan bahkan ia bisa membunuhmu di jalanan. Aku penasaran maka gas kutarik lebih cepat sampai akhirnya aku melihat segerombolan orang dengan menggunakan motor besar berhenti di tengah jalan.

“Ini dia penantangku malam ini,” kataku berucap dalam hati.

“Kita kedatangan penantang baru yang nekad datang menyerahkan nyawanya,” kata lelaki botak meremehkanku.

Lima motor berbeda warna berjejer rapih. Pandangan sinis dari mereka tidak aku tanggapi sama sekali bahkan aku tetap santai seperti tidak ada rasa takut. Satu orang berambut panjang dari mereka melangkah ke arahku, tatapan matanya bengis, kedua bola matanya adalah bara api yang membara-bara sekan ingin menghanguskanku menjadi abu. Dia tidak bicara apa-apa hanya aku bisa membaca bahasa tubuhnya yang jelas ingin menantangku balapan.

Aku jawab tantangan itu dengan kesiapan, motorku langsung bergabung sebagai tanda balapan liar akan segera bergulir. Syarat dari balapan liar ini siapa yang ada di garis depan, dialah yang memenangkan balapan. Bagi yang kalah harus menuruti keinginan dari yang menang termasuk juga harus rela menjadi budak. Seorang wanita berkaki jenjang yang memakai rok mini keluar dari persembunyiannya. Dialah yang memberi apa-apa kapan balapan harus dimulai.

“Satu....., duaaaa......tiga......,” balapan pun dimulai.

Aku menarik gas dengan cepat, posisiku masih berada di urutan paling belakang dari enam orang pembalap liar. Lelaki berambut lebat itu memimpin di urutan paling depan.

“Lumayan cepat juga motornya,” kataku.

Jangan sebut aku pembalap jalanan liar kalau belum bisa melewati satu persatu dari mereka, motorku sudah menyusul motor tiger milik si botak, posisiku kini berada di urutan kelima. Kecepatan motorku melesat kembali melewati dua motor sesekali decit suaranya menghampiri kedua telingaku. Langit malam mungkin saja menyimpan rasa ketakutan melihat tingkah laku dari para pembalap jalanan. Aku harus segera menyusul dan berada di urutan pertama. Posisi kedua aku raih dengan mudah, aku tidak tahu apa mereka bisa menyusulku kembali.

Balapan belum berakhir sebelum ada yang keluar sebagai pemenang. Aku kini berada di posisi saling bersampingan dengan motor lelaki berambut panjang itu. Kami sama-sama punya kecepatan diatas rata-rata hampir menyamai kecepatan angin. Jalanan di depan mata kini banyak dipenuhi oleh manusia inilah tempat pusat keramaian dimana kehidupan benar-benar terasa. Aku mulai kesulitan menghadapi jalanan yang dipenuhi oleh pejalan kaki juga pedagang kaki lima.

Beda sekali dengan lelaki berambut panjang itu, setiap orang yang menghalanginya akan menjadi korban tabrak lari. Seorang kakek tua yang menyebrang dia tabrak lalu digilasnya tanpa mengenal rasa bersalah. Melihat itu semangatku terbakar ingin segera menyusulnya lalu memberi pelajaran atas apa yang dia telah lakukan.

“Jahanam sekali lelaki tengil itu,” kataku meluapkan kekesalan padanya.

Entah kenapa tiba-tiba saja lelaki itu memperlambat laju motornya sehingga mudah bagiku untuk menyusulnya. Aku tidak menyimpan pikiran apa-apa padanya malah aku senang diberi jalan menuju juara. Kemenangan sudah di depan mata, aku berada di posisi pertama dan terus mempertahankan posisi ini. Jalanan tanpa manusia sudah terlewati kini aku bebas untuk bermain-main dengan keseimbangan. Gas semakin aku kencangkan tidak karuan . Dalam dunia balap, jangan pernah lengah sedetik pun jika tidak ingin terselip orang lawan kita. Pertarungan belum berakhir, aku terus melaju, melesat dan menghilangkan kesempatan lawanku untuk menyusul.

Sampai hal yang tidak aku inginkan pun terjadi, kecurangan dari belakang tidak bisa aku lewati. Lelaki berambut panjang itu menikamku dari belakang dengan pentungan besi. Kesadaranku direnggut dengan mana, keseimbanganku terkikis, jalanan penuh kerikil kini menampung tubuhku yang tersungkur dari motor.

Gubrakkk.......motorku  terjatuh dengan keras, tubuhku terlempar, darah mulai bercucuran dari keningku, aku mengaduh sambil menjerit-jerit, kulitku mengelupas parah sampai tulang putihnya terlihat. Belum puas menikam dari belakang, dia kemudian menyiksaku yang terlihat tak bisa berbuat apa-apa. Aku kalut empat orang temannnya juga turut andil. Mengijak tubuhku dengan sepatu.

“Awwww.........kalian semuanya bangsat,” kata-kata itu aku keluarkan sebagai bentuk perlawanan ketika lemah.

“Perlu kamu tahu, kita adalah pembalap yang dikenal tidak segan membuhuh demi menang dalam balapan,” kata si botak tertawa bagaikan preman yang sedang menindas.

“Oke kawan-kawan, waktunya kita menghabisi satu nyawa lelaki paling tidak beruntung sedunia ini. Lihatlah lemah sekali dia,” kata lelaki bengis itu.

Lelaki itu memasukan tangan kanannya ke dalam jaket, aku kehilangan kekuatan untuk bicara. Darah terus bercucuran. Kematian rasanya sudah hampir dekat karena aku kehilangan setengah rasa sakit. Pisau tajam dikeluarkannya dari balik jaket, mata pisaunya menyilaukan kedua mataku. Kemudian dengan sekejap tanpa jeda jantungku ditusuk-tusuk olehnya. Inilah akhir hidup dari seorang pembalap jalanan yang dilindah dengan piciknya. Hilanglah sudah nyawaku demi mengejar gelar juara jalanan.

Kamis, 20 Juni 2013

Akta Kelahiran

Ayah jarang sekali menyuruhku, ia memanggilku ketika membutuhkan sesuatu. Rentetan keperluannya selalu aku ingat. Misalnya saja tolong masak air hangat untuk ayah, tolong ambilkan air minum, tolong siram tanaman, tolong belikan lampu, dan tolong bantu ayah mencuci mobil. Satu permintaannya yang belum bisa aku penuhi adalah lulus kuliah dan menjadi sarjana pendidikan. Kulewati sore di rumah bersama ayah, sehabis pulang kerja ia memanggilku.

“Aa... turun dulu sebentar bapak mau nyuruh,” kata ayah.

Kamarku yang letaknya di atas membuatku tidak langsung bergegas mangambil langkah untuk turun ke bawah, aku masih menerka apa yang ayah suruh padaku.

“Iyaaaa pak,” aku jawab panggilannya dengan berteriak.

Aku turun ke bawah lewat tangga yang terbuat dari kayu, ayah sudah ada tepat di depan meja makan sambil tangannya membawa sebuah map. Dipegangnya erat map biru itu, mulutnya mulai komat-kamit merajut kata-kata perintah untuk aku jalankan. Setelah penjelasan berakhir, map biru itu dipindah tangankan padaku. Lantas aku bergegas pergi ke luar rumah untuk menuju tempat yang dituju.

Sore itu, aku melihat awan tersenyum cerah, aku pikir suasana hatinya sedang bahagia. Kini aku sudah sampai di sebuah rumah yang pagarnya dibiarkan terbuka lebar. Aku melangkahkan kaki tanpa ragu mencari orang yang dituju. Pemilik rumah pasti gemar sekali mengoleksi tanaman bonsai. Seorang lelaki mengahampiriku, ia bertanya maksud tujuanku datang kesini.

“Bisa ketemu sama pak Ramlan,” kataku

Seakan mengerti keinginanku, lelaki berkaos hitam itu memanggil pak Ramlan agar keluar rumah menemuiku. Aku melihat lelaki berkacamata sudah berdiri dihadapanku dan masih asing melihat wajahku, rambutnya hampir semuanya sudah memutih. Belum bicara apa-apa kedua matanya menatapku, ia bertanya lebih dulu tentang apa keperluanku padanya.

“Saya anaknya pak Agus mau ketemu sama yang kerja disini namanya Ndi,”

Pak Ramlah sepertinya tidak pernah mengenal Ndi itu terlihat dari gelagatnya yang sedikit bingung.
“Disini nggak ada yang namanya Ndi,” katanya.

Lalu, ia mencoba memanggil salah seorang lelaki dengan nama aa di dalam rumah.

“Aa.......Aaaa...... kesini sebentar,” teriaknya dari pelataran rumah.

Lelaki bertubuh kurus dan berkulit sawo matang itu menghampiriku. Ia memenuhi panggilan dari pak Ramlan. Map biru yang sedari tadi aku dekat erat, perlahan aku berikan pada lelaki itu bukan Ndi tapi kakaknya yang belum aku ketahui namanya. Aku memberi penjelasan singkat, kertas di dalam map ini harus ditanda tangan oleh orang yang bersangkutan dan dua lagi oleh saksi mata.

Seakan sudah mengerti pak Ramlah dan lelaki itu masuk kembali ke dalam untuk untuk menandatangani kertas yang ada di dalam map. Aku berdiri menunggu dengan perasaan tenang. Tawaran untuk masuk ke dalam rumah mulai dilancarkan oleh pak Ramlan, namun aku menolak dengan halus sambil sesekali tersenyum.

Kertas putih dalam map biru sudah dikembalikan padaku dengan tanda tiga buah tanda tangan, lelaki itu dan pak Ramlah mengucapkan terima kasih. Aku pamit pulang untuk mengembalikan map biru itu pada ayah.
Ayah kemudian bercerita kalau kertas yang ada di map biru itu adalah akta kelahiran seorang anak laki-laki dengan nama Rizky Aditya anak dari kakaknya Ndi yang sehari-hari bekerja menarik becak atau jadi tukang kebun di rumah pak Ramlan. Yang jadi herannya anak-anak tukang becak sekarang punya nama yang keren-keren, ayah juga mengumpulkan data-data untuk anak dari tukang becak. Kalau untuk perempuannya sendiri nama yang sering digunakannya adalah Nazwa.

Ayah sudah tahu nama-nama itu pasti diambil dari nama para pemain sinetron yang setiap hari menjadi hiburan setelah menarik becak. Mungkin ibu mereka menamai nama yang sama punya harapan kelak ketika sudah besar bisa menjadi tampan seperti pemain sinetron atau ada harapan lain yang dirahasiakan dalam hati yang Kelak jika sudah besar nanti bisa diberi tahu kepada anaknya.

Nama-nama seperti Entis, Asep, Ujang, dll mungkin akan sulit ditemukan lagi. Akta kelahiran bukan hanya selembar kertas saja tapi ini adalah bukti perjalanan awal dari seorang anak. Menjelang masuk SD, mengurus pekerjaan di Instansi pemerintahan sampai dengan pergi naik haji.

Rabu, 12 Juni 2013

Membongkar Kenangan Cinta Dalam Kardus

“Acaranya udah mulai ya mas?” tanyaku pada salah seorang panitia lalu ia menjawab

“Iya mas ini baru aja pembukaan” jawabnya singkat sambil menujukan mukanya yang sedikit gelisah.

Aku belum diperbolehkan masuk ke Aula Pascasarjana UNPAD karena setiap peserta harus menunjukan tiket terlebih dahulu, aku berdiri melebarkan dada menunggu temanku keluar membawakan tiket seminar.  Dari balik pintu keluarlah wanita berkerudung, pancaran auranya menyapaku dari dekat. Lalu ia menunjukan potongan tiket ke panitia acara untuk menegaskan aku adalah temannya. Aku masuk ke dalam aula dibekali makanan snack dan air minum gelasan. Duduk di kursi paling belakang bukan pilihanku karena hampir semua tempat duduk sudah ditempati. Aku tidak kecewa karena kursi yang aku duduki sama empuknya dengan kursi-kursi lainnya. Inilah salah satu keunggulan Aula di kampus UNPAD.

Suara riuh dan teriakan memecah kesunyian di dalam ruangan yang terasa sekali intimnya. Saat pembicara pertama Salman Aristo dipanggil oleh pembawa acara, sambutannya hanya terdengar puluhan suara saja berbeda ketika Raditka Dika hadir dengan topi khas yang menutupi kesendirian hatinya sejuta sambutan terdengar lebih meriah. Salman Aristo mengawali kisah dibalik pembuatan film Cinta Dalam Kardus, pada awalnya ia bertemu dengan Raditya Dika kemudian ada obrolan tentang membuat sebuah karya. Saat mendengar cerita dari Dika tentang 21 satu barang dari mantan gebetan yang di simpan di dalam kardus kemudian dia tertarik untuk membuat filmnya.

Film berawal dari cerita dalam hal membuat sebuah cerita harus ada premisnya dulu. Premis itu apa yang ingin kita bicarakan atau apa yang ingin kita cob angkat. Dalam film Cinta Dalam Kardus sendiri yang ingin kita bicarakan adalah tentang seorang lelaki yang menyimpan kenangan bersama 21 orang mantan gebetannya dalam sebuah kardus.

Salman Aristo menuturkan uniknya dari film ini ada di divisi art director yang merancang setting tempat dengan menggunakan kardus. Tidak terhitung berapa banyak kardus yang dihabiskan untuk menggarap film ini. Untuk mendalami film ini ia dan Raditya Dika sampai masuk ke dalam kardus. Sayangnya budget total keseluruhan film dan sumber pendanaan tidak dibeberkan disini.

“Kita bisa saksikan seperti apa kardus-kardus itu ditata sedemikian rupa di filmnya nanti,” katanya.

Aku sendiri heran pada moderatornya setiap pertanyaan yang dilemparkannya terlalu berbelit-belit sampai muncul kesan membingungkan. Mungkin maksudnya ingin kritis tapi cara komunikasinya malah melelahkan tidak singkat, padat dan jelas. Itu terus berlanjut sampai giliran Raditya Dika yang berkisah tentang proses kreatifnya.

“Mungkin dari Raditya Dika sendiri gimana proses kreatifnya,” kata moderator bertanya

Lalu Raditya Dika menjawab “Super sekali, gila dia sampai gak nafas satu setengah menit cuma buat  nanyain gue aja haha,” suara kocaknya terdengar lepas sampai ke telingaku.

“Mungkin disini masih ada yang sampai sekarang nyimpen barang dari mantannya mau itu baju atau sepatu dan gue yakin itu barang masih loe simpen nggak dibuang”

Sendirian demi sindiran terus dilemparkan terlebih pada orang-orang yang jomblo

“Ada yang jomblo seumur hidup nggak? Kalau ada keluar sekarang itu hina sekali,” katanya dengan penuh kepuasan.

Dalam film ini ia akan bercerita tentang 21 mantan gebetannya dalam bentuk Stand Up Comedy, setiap mantan-mantannya itu punya cerita tersendiri. Dika menulis skenarionya tidak sendiri tapi dibantu oleh Salman Aristo. Pada waktu itu hadir juga Anizabella Lesmana salah seorang aktris di film tersebut.

Pada kenyataannya materi tentang creative writing minim sekali yang akan hanya beberapa komedi Raditya Dika yang terus diulang-ulang. Menulis itu adalah proses pembiasaan diri menuangkan gagasan itu bisa dilatih dari hari ke hari. Bagi yang ingin jadi penulis sebaiknya sejak awal acara sudah keluar dari Aula Pascasarjana UNPAD dan langsung menulis.

Video dibalik layar Cinta Dalam Kardus turut dipertontonkan ke semua peserta sudah jelas alasannya sebagai bentuk promosi film. Tidak lupa beberapa potongan adegan dalam bentuk foto diperlihatkan diawali foto Miko (Raditya Dika) bersama Putri (Anizella Lesmana) duduk saling bersebelahan menatap jauh ke langit yang dilintasi oleh pesawat terbang dan foto-foto adegan filmnya lainnnya. Hanya lewat foto saja para peserta sudah dibuat tertawa tanpa beban melihat wajah dari Miko ditambah mendengar komentar lucu dari Raditya Dika tentang fotonya sendiri.

Memang bukan perkara mudah untuk membongkar kenangan 21 satu mantan gebetan dan menceritakan satu persatu barang pemberian dari mereka semua. Namun kardus mampu menampung cinta yang bersarang dalam hati untuk bisa disimpan dan kelak suatu hari nanti akan menjadi kenangan yang utuh.

Kamis, 30 Mei 2013

Membongkar Rahasia Cinema Ciromedo

Sudah lama aku menyimpan rasa penasaran ini darimana sebenarnya film-film baru itu didapatkan. Aku dibuat kaget setiap kali membuka folder bertuliskan Cinema Ciromedo didalamnya dipenuhi oleh puluhan film baru, dari sekian banyaknya judul selalu terselip folder bertuliskan X-Art mungkin itulah puncak klimaks dari itu semua. Adanya poster adalah sebagai bentuk gambaran sebagian isi dari film dan sebuah totalitas dari Cinema Ciromedo.

Tidak butuh waktu lama dari Cileunyi untuk pergi ke Ciromed jarak tempuhnya dekat ditambah jalan menuju kesana tidak padat oleh kendaraan. Salah satu kampus negeri terkenal di daerah Jatinangora aku lewati, sekilas pandanganku tertuju pada kehidupan malam disana yang tidak pernah sepi. Dari kegagalan membeli martabak untuk mang Omed aku belajar bahwa membeli sesuatu itu lebih baik ketika sang penjual itu ada di depan mata dan jangan menunggu nanti.

Melewati jalanan terjal dan menungkik menjadi tantangan terberat untuk menuju Ciromed disamping jalannya yang licin, aku sendiri khawatir pada kondisi ban motor yang karetnya sudah menipis. Akhir dari perjalanan membawaku pada sebuah rumah sederhana disekelilingnya dipenuhi oleh pepohonan rimbun rasanya sejuk sekali. Suara-suara dari alam mengalun indah dengan jujur.

Aku berdiri tepat di depan pintu rumah, Ozan mengetuk pintu rumah itu sambil mengucapkan salam dan berteriak pelan nama “Omed” belum ada jawaban dari pemilik rumah. Aku menunggu sebentar sambil berharap pintu segera dibuka. Sampai akhirnya keluarlah sosok lelaki bertubuh besar dengan tatapan genit layaknya seorang tante muda atau bisa dibilang mamah muda dalam bahasa kerennya mahmud. Ia mempersilahkan kita masuk dan langsung menuju kamarnya.

Disinilah aku melihat kamar dari seorang lelaki lajang kesepian yang sehari-hari mengumpulkan film demi menuntaskan hasrat dan mengusir kegelisahan. Dalam keadaan haus berlebih, aku disuguhi minuman hangat yang pas yaitu segelas teh tarik belum lagi ada ali agrem makanan manis yang bentuknya menyerupai donat. Terlihat satu film di komputer yang belum habis ditonton. Aku masih belum tahu darimana film-film baru itu didapatkan karena rahasianya belum terbongkar.

Obrolan tentang mahmud menjadi penting sebagai pembuka karena hampir semua dari kita terkagum-kagum setiap kali melihat sepak terjang mereka, aku misalnya lebih suka melihat mahmud di pusat perbelanjaan, mang Omed suka melihat mahmud di pasar-pasar dekat rumahnya dan Ozan lebih suka mengincar mahmud di undangan perkawinan atau acara sunatan.

Kembali lagi ke tujuan awal, kedatanganku kali ini lebih tepatnya untuk meminta koleksi film-film terbaru dari Cinema Ciromedo sambil sedikit ingin tahu perkembangan film-film di Eropa kepada pengamat film terkemuka yaitu mang Omed. Ketika itu di ruang produksi Cinema Ciromedo sedang heboh dengan film bergenre komedi romantis yang diperankan oleh Cameron Diaz berjudul “Gambit”. Cukup dengan satu modem dan kesabaran satu film bisa selesai di waktu malam itulah sedikit rahasia yang mulai aku ketahui.

Aku merasa perut ini belum disesaki oleh makanan apa pun. Tanpa perlu isyarat dan permintaan mang Omet pergi meninggalkan kita berdua untuk memasak mie di dapur. Tidak lama dua mangkuk mie kuah tersaji, aku tidak menyangka ia bisa memasak mie rebuh dalam waktu sesingkat itu. Sebuah teko yang isinya teh hangat dituangkan dengan penuh kelembutan. Aku dan Ozan sendiri jadi terharu dan ingin meneteskan air mata ketika itu. Keinginan untuk meneteskan air mata seakan sirna saat semangkuk mie kuah menghampiri lidahku rasa nikmatnya melupakan segalanya. Terima kasih tante genit Omed atas nikmatnya malam dalam semangkuk mie dan secangkir teh.

Malam sudah semakin larut tiba waktunya untukku pergi meninggalkan ruang pertunjukan Cinema Ciromedo, tiga film baru sudah aku simpan dengan baik di sebuah flashdisc hitam milik Ozan. Aku pulang dengan perut kenyang dan hati riang.

Sabtu, 16 Februari 2013

Daily Inspiration From Qur'an

"Katakanlah, 'Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)."
(QS Al-Kahfi (18); 109).

Rabu, 13 Februari 2013

Skenario Penjebakan Iqbal

Sudah sejak lama lelaki itu memelihara rambutnya untuk tetap panjang, mengikatnya dengan karet demi membuat  rambutnya tertata rapih membentuk gelembung di kepalanya. Tercipta kesan santai dari setiap gerak geriknya. Hari ini, aku tidak lagi melihat rambut keriting sepanjang dulu. Penampilannya kini sudah seperti pegawai kantoran. Tidak hanya aku yang keheranan tapi juga teman-temannya yang lain di kampus.

Aku dibuat terkejut ketika mendengar cerita dari Norman tentang kegiatannya selama magang di salah satu bank syariah. Bukan tentang nominal uang yang ia ceritakan tapi malah menyebutkan satu persatu nama pegawai wanita disana seperti Ibu Novi, Ibu Endah, dll. Temanku ini magang sebagai bagian marketing yang tugasnya mempromosikan setiap layanan, membagikan brosur dan mengikuti kemana manager pergi misalnya datang ke sebuah acara di hotel Savoy Homan. Berada di lingkungan pegawai bank membuat uangnya cepat habis untuk nongkrong dan membeli konsumsi. Aku menulis kali ini bukan dalam rangka promosi Bank Syariah Mandiri. Setiap pagi sebelum bekerja harus membaca ayat-ayat Al-Qur’an terlebih dahulu dan mendengarkan tausiah yang disampaikan oleh manager atau dari pegawai sendirinya. Sebagai kampus islam mahasiswa UIN dipercaya bisa untuk menyampaikan ceramah sampai-sampai ia mendapat kesempatan untuk ceramah.

Bank Syariah mandiri punya layanan tabungan priority yaitu tabungan untuk nasabah dengan saldo awal sekitar 500 juta. Kelebihannya bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Untuk meningkatkan pelayanan tidak jarang ada pelatihan untuk customer service. Di kantor ada ruangan untuk tenis jadi sehabisa jam kerja biasanya para pegawai langsung bermain tenis.

Cerita beralih pada surat pengunduran diri bertuliskan sebuah nama Penny, dia menjabat sebagai bagian sekretaris umum di kepengurusan tahun ini. Pengunduran diri ini terjadi belum begitu lama, ada tiga alasan yang sempat aku baca salah satunya adalah sudah tidak fokus dan produktif lagi. Penny yang aku kenal adalah seorang wanita yang lembut itu terlihat dari caranya bicara pelan dan temponya tidak pernah secepat laju detak jantung ketika berdegup kencang. Untuk memastikan berita itu, aku sampai bertanya ke Norman tiga kali dengan pertanyaan yang sama. Obrolan sengit sempat terjadi antar sesama anggota SUAKA karena Penny mengundurkan diri.

Seorang lelaki biasanya punya rencana terpendam untuk membuat temannya ikut merasakan kepedihan hatinya. Hal ini terjadi secara nyata tidak pernah didasari oleh apa pun. Salman mengenal baik seorang Iqbal itu dibuktikan dari setiap smsnya yang dikirimnya ke Alin sampai hafal secara detail. Pradi punya rencana untuk membuat Iqbal menjadi khawatir pada pacarnya. Mungkin selama di lokasi KKM bisa saja terjadi cinta lokasi mengingat dibalik uniknya wanita berkacamata ini ada semacam magnet yang bisa mengundang cinta untuk datang. Pradi telah membuat skenario untuk menjebal Iqbal, dia membuat kabar kalau Alin terlibat cinta lokasi bersama teman sekelompoknya. Tujuan penjebakan ini Cuma satu ingin membuat Iqbal patah hati.

Iqbal sudah berdiri dari luar dan mulai masuk menyapa semua yang ada di sekre. Ia mendapat serangan pertanyaan awal tentang kabar terbaru seputar KKM?

“Bal, kamu tahu nggak selama Alin di Sukabumi kegiatannya apa aja?” tanya Salman

Dari dalam suara sorak tidak berhenti untuk meruntuhkan keyakinan cinta Iqbal. Aku, Pradi, Norman, Salman dan Ozan. Belum sampai ke tahap selanjutnya, Alin sudah datang dibalik pintu itu artinya rencana Pradi untuk membuat Iqbal patah hati gagal. Untuk meluapkan kegagalan bersama ini, kita terus berteriak-teriak dan mengeluarkan pertanyaan yang tidak bisa dikontrol oleh pikiran. Jangan pernah bayangkan bagaimana ekspresi dari wajah Alin ketika itu. Ia sengaja pulang ke Bandung dari Sukabumi untuk pergi ke Jakarta menghadiri acara Indonesia Fashion Week 2013.

KKM dijalani tidak sendiri tapi berkelompok dimana setiap kelompoknya diisi oleh orang yang berbeda-beda. Alin bercerita kalau semua anggota wanita di kelompoknya pernah menangis karena dibentak oleh ketua kelompok alasannya sederhana karena makan sendiri-sendiri. Apa yang dibutuhkan bukan hanya bicara tapi tindakan nyata.Konfilik bisa saja terjadi silih berganti tapi kebersamaan antar kelompok itulah yang sulit dilupakan untuk menjadi cerita di kemudian hari.

Tidak lama Iqbal pergi untuk mengantar Alin, pada akhirnya juga rencana Pradi telah berhasil digagalkan oleh Alin sendiri. Kini giliran kita untuk menggoyahkan keyakinan cintanya pada Wulan. Pradi senang di kelompok KKM wulan tidak ada yang ganteng kekhawatiran akan cinta baru itu sedikit tersingkir. Aku bisa melihat betapa gelisahnya Pradi membalas setiap sms dari pacarnya. Sampai-sampai ia bilang kalau Wulan membalas smsnya dengan marah dan bilang

“Bagus ya sekarang udah gampang lupa”

Kamis, 31 Januari 2013

Melepas Urat Kemaluan Demi Dua Snack Kotak

Rabu, 30 Januari 2013
Sama seperti hati, tidak ada seorang pun yang bisa menebak apa isi dari sebuah kotak. Bisa saja kotak itu berisi pertanyaan atau pesan bukan dari manusia. Aku telah dibuat tidak berdaya dan hati ini seakan luluh demi mendapatkan satu kotak di dalam plastik besar yang tersusun rapih. Ternyata sebelum aku sudah ada orang lain yang mencicipi isi kotaknya. Saat kupegang beratnya tidak seberapa. Tidak lama setelah itu, aku malah menyimpan kotaknya di sudut ujung yang tidak terjamah oleh mata elang. 

Selasa, 08 Januari 2013

Diam-Diam Lelaki Juga Suka Membaca Majalah Wanita

Minggu, 6 Januari 2013 
Pundakku memikul tas hitam yang lebih berat dari biasanya karena di dalamnya ada laptop, aku pergi dibekali uang jajan dari ibuku hasil jerih payah ayah bekerja. Motorku ada sedikit masalah sehingga terdengar suara benturan antara rantai dan besi tapi itu tidak membuatku kalah sebelum berperang di jalanan. Hari ini ada janji tertulis tapi tidak terucap untuk bertemu dengan Bayu di Perum Damri Soekarno Hatta, ia tidak ada uang sama sekali sehabis lulus jadi sarjana masih mengais-ngais pekerjaan.

Sepanjang jalan peredaran anak-anak punk berkaos hitam bertambah banyak. Kehadiran mereka tidak lain untuk menonton acara konser musik metal. Hitam menjadi warna pengukuh identitas. Aku melihat seorang pasangan dari kelompok ini berjalan saling berdampingan, mereka berdua sama-sama mengenakan kaos hitam, kesannya kumuh dan sang lelaki berpotongan rambut layaknya personil band metal. Sejak musim hujan kondisi jalan raya banyak dipenuhi oleh lubang ditambah dengan genangan air. Jika aku terlalu cepat melaju dan tidak hati-hati bisa berakibat kecelakaan. Motor dan mobil bagaikan kendaraan harapan menuju tempat tujuan.

Metro Soekarno Hatta sudah aku lewati artinya Perum Damri telah dekat. Sampai di depan Perum Damri aku menunggu di persimpangan jalan. Puluhan tukang ojek tengah bersantai sambil menunggu penumpang. Mungkin Bayu sudah melihat sosokku dari jauh sehingga tidak perlu lagi susah mencariku. Ia tampil menawan dengan kemeja kotak-kotak biru dan celana jeans cokelat. Aku mengendalikan laju motor dengan arah tujuan menuju asrama dua saudara. Dari belakang ada motor yang mendekat ke arahku pengemudi motor itu berteriak, aku menengok ke belakang wajahnya kukenali dengan baik, dia Salman. Kini dua motor melaju bersamaan, liburan semester ganjil membuat suasana terasa tepi itu terasa ketika aku sampai di Asrama Dua Saudara.

Salman bercerita kalau dirinya berkumpul bersama para jomblo di malam minggu kemarin di rumah Pradi. Baginya masih ada sisa kasih sayang yang tercurahkan lewat tayangan FTV. Lain dengan Bayu yang mengenalkan produk goodie bag produksinya bersama Aziz. Produk ini dipasarkan di Museum KAA sebagai marchandise dengan harga Rp 35.000,- ia mengaku desain goodie bag karyanya lebih banyak yang memesan daripada desain buatan Aziz. Sebelum hujan turun di waktu sore, kita bertiga langsung melesat pergi ke Gramedia.

Toko buku Gramedia Bandung terletak di lokasi yang strategis tapi masih belum bisa menarik banyak anak muda untuk berkunjung ke toko buku ini. Aku pertama kali melempar tatapan kedua mata ini ke arah rak berisikan majalah-majalah edisi terbaru. Dari setiap sampul tertuang berjuta keindahan, aku seperti menemukan kesegaran perawajahan media di tahun ini. Wajah-wajah cantik dan populer tercetak sempurna, bagi lelaki yang ingin lebih memahami wanita seharusnya membeli majalah untuk wanita. Alasannya karena apa yang wanita inginkan semua ada disana.

Aku dan Salman menyukai desain apalagi Bayu, kita bertiga sekarang berdiri di depan rak buku-buku impor tentang arsitektur rumah dan desain. Semua buku tertutup rapat oleh plastik tipis, aku menyentuhnya pelan-pelan, sayangnya buku semahal ini tidak bisa aku miliki. Malam datang menandai berakhirnya kunjungan kita bertiga di toko buku Gramedia.

Malam ini perutku belum terisi makanan, bunyinya berkoar-koar seperti aksi demontrasi mahasiswa terhadap kebijakan pemerintah. Aku melangkah masuk ke Angkringan di jalan Ganesa berdekatan dengan kampus ITB. Sambil menikmati makanan yang sudah dipesan, kita bertiga mulai mengobrol. Awal tahun ini AddictedArea akan hadir dengan tampilan baru dan Bayu resmi bergabung sebagai bagian creative marketing. Setelah perut terisi dan ide-ide terlontarkan, aku kembali pulang ke tempat peristirahatan. Bintang perlu gelap untuk bisa bersinar dan manusia perlu waktu untuk berisrirahat.

Keesokan harinya, aku pergi ke toko buku Gunung Agung untuk membeli majalah Go Girl! edisi Januari 2013 secara diam-diam tanpa Salman dan Bayu. Ketertarikanku tertuju pada ulasan bulan ini tentang pop writing. Diam-diam lelaki juga suka membaca majalah wanita.

Jumat, 04 Januari 2013

Perayaan Tahun Baru Mereka

Selamat tahun baru 2013

Aku harus membuka kembali ingatan tahun lalu, diceritakan ada dua anak magang SUAKA punya kedekatan lain dari biasanya. Hubungan keduanya masih sebatas teman waktu itu, tapi tidak tahun ini. Ada cerita cinta baru lahir dari SUAKA. Apa yang menonjol dari keduanya adalah sama-sama memakai kacamata tapi berlainan jenis kelamin. Setahuku tidak pernah ada panggilan sayang, keromantisan mereka berdua tidak pernah ditunjukan kepada publik. Pada malam perayaan tahun baru keduanya saling berjauhan, aku mengetahuinya dari tulisan di blog recycle bin no right click. no empty recycle bin would be.

Alin dialah wanita yang dimaksud menulis di blognya dengan judul “New Years Eve. So What?” isi tulisannya menceritakan tentang perayaan tahun baru bersama keluarga. Ia tidak suka mengikuti kebiasaan orang lain merayakan tahun baru dengan pergi ke sebuah tempat dan ia tidak ingin membiasakannya. Apa yang menarik dari tulisan Alin adalah seseorang bernama Kryptonite, Tuhan mempertemukan mereka berdua tahun ini. Kryptonite yang dimaksud adalah Iqbal dia mahasiswa jurusan jurnalistik aktif di sebuah lembaga pers mahasiswa. Ia rela memotong rambutnya yang panjang untuk berkunjung ke rumah Alin mungkin yang terbesit di otaknya waktu itu tipe menantu idaman mertua adalah lelaki berambut pendek dan rapih.

Setiap orang punya harapan masing-masing di tahun baru ini contohnya Alin yang berharap bisa fokus KKN, proposal, skripsi dan lulus tahun ini benar-benar gambaran tepat mahasiswi tingkat akhir. Harapan lainnya adalah setelah lulus nanti bisa bekerja dan menikah tanpa harus menunggu berlama-lama. Alin ingin berat badannya kembali ke semula di angka 40 sedangkan Iqbal akan kembali berkunjung ke rumahnya sesuai dengan waktu yang telah direncanakan olehnya.

Cerita lain tentang tahun baru aku dapatkan dari seorang wanita yang usianya genap 20 tahun, aku bisa merasakan masih ada sisa kenangan lama pada dirinya. Hatinya belum terobati sepenuhnya, sisa jahitan luka tidak tampak tapi kepedihannya bisa dirasakan. Wanita itu merayakan tahun baru di tengah-tengah hangatnya sebuah keluarga, berkumpul dan menonton TV. Ia tidak pernah merasakan malam tahun baru bersama seseorang yang spesial.

Sentuhan lembutnya di malam tahun baru, ia berikan pada blog miliknya dengan nama Bukan Tulisan Luar Biasa tercatat tulisan terakhirnya di blog pada bulan September tahun 2012. Rasa sesal menghinggapi dirinya karena dalam satu tahun tidak mencapai 20 tulisan sama sekali. Waktunya terbuang dengan mengenaskan. Kemalasan mengalahkan segalanya. Ia menulis sebuah harapan yaitu “aku harus mampu menulis dan mengisi blog ini lebih banyak dan berbobot dibandingkan tahun 2012,” seperti itulah harapannya yang di tulis di blog. 

Cerita ketiga masih berlanjut, Desti pertama kalinya merayakan tahun baru bersama teman sekelasnya. Bagi wanita manis ini tahun 2012 dilalui dengan banyak kenangan indah, ia mengikuti ajang putri jurnal dan selain itu RINTIS mulai terbentuk. Awal terbentuknya sendiri berawal dari obrolan-obrolan ringan penuh impian dan harapan. RINTIS beranggotakan dua orang mahasiswa yaitu Saepul Hamdi, Fahmi Islami dan satu orang mahasiswi yaitu Desti Puspaningrum.

Kosan Opa menjadi tempat berkumpulnya Desti dan teman-temannya, ia datang bersama Lele pukul 13.00 Faqir, Oma dan Omet sudah ada di kosan lebih dulu. Menjelang sore Desti dan Oma mulai memperiapkan ayam untuk dimasak, satu persatu teman yang lain mulai berdatangan menambah semarak perayaan seperti Ojak dan Mamang. Langsung menuju kesimpulan, acara makan, melihat pesta kembang api dari luar pagar, bermain Uno sampai subuh itu semua terjadi pada Desti dan teman-temannya. Mungkin itulah manisnya pertemanan di semester-semester awal.

Untuk cerita keempat ini, aku seharusnya masuk ke dalam cerita dari empat orang pria yang merayakan tahun baru di Asrama Dua Saudara. Sejak hujan menahanku di rumah, aku memutuskan untuk tidak pergi kemana-mana. Salman memberitahuku kalau di SUAKA tidak ada acara sama sekali baik dari pengurus atau pun anggota magang. Ia bercerita di malam tahun baru melihat pesta kembang api gratis di gunung Manglayang. Momen ini bisa dibilang spesial karena kehadiran Efrin, Andika dan Dodi di malam tahun baru untuk saling menukar cerita cinta bersama wanita pujaan mereka. Salman beruntung bisa mendengar kisah cinta Efrin dan Dodi. 

Postingan pertamanya di tahun ini membuat Salman kalut, dia dipaksa menjalani hari-hari yang berantakan. Semoga kalut tidak berubah menjadi kemelut. Dosen dan mata kuliah adalah dua hal yang membosankan, kini yang tertanam di kepalanya hanyalah mengejar karir. Mungkinkah dia akan meninggalkan aktivitas seperti mengobrol, nongkrong dan percintaan. Aku tidak bisa menjawab, silahkan tanyakan langsung pada dia. Salman tidak mungkin menolak ajakan wanita apalagi wanita itu punya nilai spesial di hatinya. 

Itulah empat cerita berbeda tapi ada sedikit kesamaan tentang perayaan tahun baru. Semua cerita ini aku ambil dari blog temanku. Sekali lagi aku mengucapkan selamat tahun baru 2013.

PS: Mulailah menulis dari hal yang kamu ketahui