Selasa, 08 Januari 2013

Diam-Diam Lelaki Juga Suka Membaca Majalah Wanita

Minggu, 6 Januari 2013 
Pundakku memikul tas hitam yang lebih berat dari biasanya karena di dalamnya ada laptop, aku pergi dibekali uang jajan dari ibuku hasil jerih payah ayah bekerja. Motorku ada sedikit masalah sehingga terdengar suara benturan antara rantai dan besi tapi itu tidak membuatku kalah sebelum berperang di jalanan. Hari ini ada janji tertulis tapi tidak terucap untuk bertemu dengan Bayu di Perum Damri Soekarno Hatta, ia tidak ada uang sama sekali sehabis lulus jadi sarjana masih mengais-ngais pekerjaan.

Sepanjang jalan peredaran anak-anak punk berkaos hitam bertambah banyak. Kehadiran mereka tidak lain untuk menonton acara konser musik metal. Hitam menjadi warna pengukuh identitas. Aku melihat seorang pasangan dari kelompok ini berjalan saling berdampingan, mereka berdua sama-sama mengenakan kaos hitam, kesannya kumuh dan sang lelaki berpotongan rambut layaknya personil band metal. Sejak musim hujan kondisi jalan raya banyak dipenuhi oleh lubang ditambah dengan genangan air. Jika aku terlalu cepat melaju dan tidak hati-hati bisa berakibat kecelakaan. Motor dan mobil bagaikan kendaraan harapan menuju tempat tujuan.

Metro Soekarno Hatta sudah aku lewati artinya Perum Damri telah dekat. Sampai di depan Perum Damri aku menunggu di persimpangan jalan. Puluhan tukang ojek tengah bersantai sambil menunggu penumpang. Mungkin Bayu sudah melihat sosokku dari jauh sehingga tidak perlu lagi susah mencariku. Ia tampil menawan dengan kemeja kotak-kotak biru dan celana jeans cokelat. Aku mengendalikan laju motor dengan arah tujuan menuju asrama dua saudara. Dari belakang ada motor yang mendekat ke arahku pengemudi motor itu berteriak, aku menengok ke belakang wajahnya kukenali dengan baik, dia Salman. Kini dua motor melaju bersamaan, liburan semester ganjil membuat suasana terasa tepi itu terasa ketika aku sampai di Asrama Dua Saudara.

Salman bercerita kalau dirinya berkumpul bersama para jomblo di malam minggu kemarin di rumah Pradi. Baginya masih ada sisa kasih sayang yang tercurahkan lewat tayangan FTV. Lain dengan Bayu yang mengenalkan produk goodie bag produksinya bersama Aziz. Produk ini dipasarkan di Museum KAA sebagai marchandise dengan harga Rp 35.000,- ia mengaku desain goodie bag karyanya lebih banyak yang memesan daripada desain buatan Aziz. Sebelum hujan turun di waktu sore, kita bertiga langsung melesat pergi ke Gramedia.

Toko buku Gramedia Bandung terletak di lokasi yang strategis tapi masih belum bisa menarik banyak anak muda untuk berkunjung ke toko buku ini. Aku pertama kali melempar tatapan kedua mata ini ke arah rak berisikan majalah-majalah edisi terbaru. Dari setiap sampul tertuang berjuta keindahan, aku seperti menemukan kesegaran perawajahan media di tahun ini. Wajah-wajah cantik dan populer tercetak sempurna, bagi lelaki yang ingin lebih memahami wanita seharusnya membeli majalah untuk wanita. Alasannya karena apa yang wanita inginkan semua ada disana.

Aku dan Salman menyukai desain apalagi Bayu, kita bertiga sekarang berdiri di depan rak buku-buku impor tentang arsitektur rumah dan desain. Semua buku tertutup rapat oleh plastik tipis, aku menyentuhnya pelan-pelan, sayangnya buku semahal ini tidak bisa aku miliki. Malam datang menandai berakhirnya kunjungan kita bertiga di toko buku Gramedia.

Malam ini perutku belum terisi makanan, bunyinya berkoar-koar seperti aksi demontrasi mahasiswa terhadap kebijakan pemerintah. Aku melangkah masuk ke Angkringan di jalan Ganesa berdekatan dengan kampus ITB. Sambil menikmati makanan yang sudah dipesan, kita bertiga mulai mengobrol. Awal tahun ini AddictedArea akan hadir dengan tampilan baru dan Bayu resmi bergabung sebagai bagian creative marketing. Setelah perut terisi dan ide-ide terlontarkan, aku kembali pulang ke tempat peristirahatan. Bintang perlu gelap untuk bisa bersinar dan manusia perlu waktu untuk berisrirahat.

Keesokan harinya, aku pergi ke toko buku Gunung Agung untuk membeli majalah Go Girl! edisi Januari 2013 secara diam-diam tanpa Salman dan Bayu. Ketertarikanku tertuju pada ulasan bulan ini tentang pop writing. Diam-diam lelaki juga suka membaca majalah wanita.

3 komentar: