Kamis, 31 Mei 2012

Membangun Bisnis Lewat Komunitas

Sering kali sebelum memulai sesuatu orang Indonesia lebih suka dengan kata permintaan maaf walaupun belum jelas apa kesalahan yang dibuat. Maaf menjadi jalan pembuka dalam menghadapi tantangan kehidupan.Maaf, aku telah meracuni diri dengan sengatan kata dari motivator yang membisikan ajakan untuk tidak bekerja. Wirausaha itu lebih baik daripada karyawan. Mengapa harus wirausaha? karena banyak waktu luang dan tidak perlu diatur oleh orang lain. Alasan paling jujurnya adalah ingin kaya dan bisa berbagi tidak ada alasan lain. Aku memang sengaja datang ke sebuah seminar bisnis berbasis komunitas di gedung Graha Bakti Pos lantai 10.

Belum masuk ke ruang seminar sudah tersaji berbagai macam kreatifitas anak muda kreatif. Mulai dari lukisan sketch, kaos, makanan, sampai ada yang menamakan diri Doktor Promo dengan konsep menjual ide sampai desain untuk bisnis bisa apapun itu. Ada jejak kaki dalam bentuk stiker berwarna-warni menuju tempat seminar merupakan hasil karya mereka juga.

Semua yang terjadi mulai dari pembukaan sampai seminar berakhir semua diceritakan disini. Ada banyak ideide baru dari pembicara, pelaku usaha, peserta, dll

Djoeragan Tempe
Aku baru mendengar dan belum pernah merasakan seperti apa rasa tempe yang dimaksud. Pemilik dari bisnis Tempe Gila memulai bisnis dengan menjadi sales pembalut. Semua perubahan terjadi ketika sudah dekat dengan Tuhan lebat ibadah-ibadah seperti shalat dhuha, sedekah, dll.

myOyeah
Berawal dari sebuah situs www.myoyeah.com mulai muncul pada tahun 2008 dengan satu kata BEDA dari tahun ke tahun terus melakukan inovasi termasuk mendukung industri kreatif anak muda dalam dunia wirausaha.Sekarang menjadi wadah untuk wirausahawan muda yang kreatif dalam hal memasarkan produknya. Tidak hanya sekedar komunitas myOyeah juga punya Sharing Card kartu yang digunakan untuk identitas dan interaksi antar komunitas di myOyeah. Ada sebuah wadah dengan nama Subterrestrial yang diperuntukan bagi musisi yang ingin memulai usaha dengan menjual marchandise band, kuliner, sampai kursus musik.

Doktor Promo 
Dengan baju batik coklat dan gaya yang santai, lelaki bertubuh gempal itu mempresentasikan bisnis yang tengah ia geluti bersama teman-temannya. Doktor Promo itulah bisnis yang bisa dibilang unik dan kreatif karena menjual ide, konsep, dan desain untuk promo produk secara kreatif. Bisa dibilang sebuah konsultan jasa yang menangani juga percetakan untuk promosi lewat flyer, x-banner, billboard, poster, dll. Doktor Promo punya motto "Ide Kami Mahal, Namun Gratis!" jangan takut lagi untuk pergi ke doktor karena doktor promo tidak menyuntik dengan cairan tapi menyuntik kamu dengan ide-ide kreatif untuk promosi produk bisnis. Klik www.doktorpromo.com

Bong Chandra
Motivator termuda se-Asia ini banyak menarik perhatian peserta seminar. Telah menulis buku Unlimited Wealth banyak bercerita tentang bisnis yang digeluti tentang perumahan yang dibangun di daerah gersang di Tangerang.







Selasa, 29 Mei 2012

Sosok Lain Jelmaan Malaikat

7 hari dalam seminggu kulalui dengan berbagai macam kegiatan darisana tercipta jutaan cerita. Tidak ada yang tahu kapan kegelisahan bisa muncul di hari-hari yang telah dilewati. Jika setiap hari Selasa, aku harus masuk kuliah itu bukan sebuah kegelisahan, tapi itu sebuah kecerdikan dari dosen yang mencoba menghindar dari kejamnya hari Senin. Ketika itu duduk seorang lelaki pecandu rokok dengan kumis dan jenggot yang tumbuh subur di mukanya. Aku yakin dia hadir dengan membawa kegelisahan, itu tercermin dari setiap kobaran kata-kata yang keluar dari mulutnya. Fazar Fauzan, kenapa nama itu harus melekat pada dirinya. Jangan tanya diriku, tanyalah pada kedua orangtuanya.

Sesuatu yang tidak pernah terjadi bisa saja terjadi di waktu yang tidak pernah diperkirakan sebelumnya. Siang tidak seharusnya panas, Ozan (sapaan akrab Fajar Fauzan) telah berhasil menjelma menjadi malaikat tanpa sayap. Kedudukannya telah melebihi pemuka agama di Indonesia, ia berbicara banyak tentang islam dan bagaimana islam sekarang telah terjadi banyak perubahan. Mulai dari organisasi islam seperti NU, islam tradisionalis, sampai aksi penolakan artis lewat pemberitaan di sebuah media televisi dikupas habis-habisan. Jadi, aku, Pradi, Herton, Aad, dan Iqbal telah terbawa menjadi jemaah khutbah di hari Selasa. Jangan heran, kalau tiba-tiba diantara kami ada keinginan untuk shalat dan berbuat baik setelah itu.

"Aku jemput Siti Mariam dulu," ucap Ozan

Dengan sigap, ia melangkah keluar dari ayam Hesti dengan membawa helm untuk menjemput sesosok wanita cantik. Aku duduk menunggu datangnya mereka berdua sambil mencoba mengurai rasa sepi. Kali ini telah datang wanita jelmaan bidadari dengan sayap yang tidak terlihat. Wajahnya putih, suaranya indah, senyumnya manis melebihi manisnya gula. Aku mengerti mengapa Ozan ingin membawanya kesini. Suasana sudah cair, tapi pertanyaan demi pertanyaan terus dilancarkan kepada Siti dengan maksud untuk menciptakan sebuah rasa. Keinginan untuk memiliki sebuah jalinan rasa. Sajian makanan sudah menanti, aku langsung memulai dengan minuman cappucino dingin dilanjutkan dengan nasi ayam penyet begitu juga dengan mereka berdua duduk di kursi yang saling berdekatan.

Makan siang kali ini merupakan ritual berbagi hasil dari uang beasiswa. Selesai makan, Ozan langsung mengantar Siti Mariam untuk pulang kembali ke kampus. Inilah jembatan untuk melanjutkan lewat berbagai macam jalan karena berbagai kemungkinan bisa terjadi tidak hanya di hari Selasa,bisa saja di hari Rabu, Kamis, Jumat, atau Sabtu.

Kamis, 24 Mei 2012

Mengejar Hijaber

Ini bukan cerita tentang perlombaan lari maraton, estafet atau jenis lari lainnya.Sore tadi, aku bertemu dengan temanku Opik dari jurusan Ilmu Hukum, dia berpakian rapi layaknya pemerhati politik atau seperti asisten dosen yang baru pulang mengajar. Opik bertanya banyak hal padaku lalu aku bertanya sedikit hal kepadanya. Aku menangkap bahwa Opik suka menulis walau tidak berdasarkan teori. Hal terpenting menulis bisa menjadi kegiatan untuk mengisi waktu luang dan itu benar.

Hari kemarin, aku mengikuti seminar konvergensi media yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurnalistik dalam rangka memeriahkan ulang tahun yang ke-14. Di seminar itu aku mendapat banyak ide baru dari para pembicara seperti Yudha (Praktisi Citizen Journalism), Heri Ruslan (Redaktur Republika Online), dan Enjang Muhaemin. Saat seminar sudah berlangsung, aku ingin mengajak seseorang yang biasanya aku godai. Senyum indahnya sudah lama tidak melintas di telingaku, suaranya tidak bisa aku raba, itulah alasan mengapa aku ingin dia ada. Fatia, aku memanggilmu untuk datang bersamaku.

Sapaan lain datang ketika telepon genggamku mulai berdering seperti jeritan halilintar, aku berbicara dengan suara wanita yang masih asing. Asing bukan karena belum pernah bertemu karena belum aku ketahui maksud dan tujuannya meneleponku. Kini percakapan antara kita sudah terjalin, wanita itu adalah panitia dari Hijab Fest 2012 yang ingin menyampaikan kalau kampus UIN mendapatkan kesempatan untuk menampilkan komunitas hijabers di acara nanti. Penampilan bisa dengan berbagai macam seperti fashion show, penampilan kreasi seni, kampanye, dll. Setahuku di kampus belum ada komunitas hijaber tapi ada beberapa orang yang mahasiswi yang aktif di komunitas hijaber luar kampus. Setelah telepon berakhir, aku harus langsung mencari dan menemukan komunitas hijaber itu. Momen pertama yang sayang untuk dilewatkan.

Tidak mudah jika aku hanya diam dan tidak mencari komunitas hijaber untuk mewakili kampus. Langkah awal adalah bertanya kepada teman. Dari banyaknya teman yang aku tanyai tidak seorangpun yang tahu bahkan berbalik tanya tentang apa itu hijab? Pencarian berlanjut lewat jejaring sosial twitter darisana mulai muncul mention dari followers yang berbagi banyak informasi. Aku menemukan seorang mahasiswi bernama Putri Imaniar @putri_imaniar jurusan psikologi yang aktif di komunitas Hijaber Bandung. Menurutnya kegiatan dari komunitas ini teramat banyak seperti tugas yang ditumpuk Mulai dari pengajian, workshop, personality class, sampai hijab tutorial.

Saat ditemui aku harus menerima kenyataan kalau memang Putri adalah anggota hijaber yang totalitas. Terlihat dari pakaian dan kerudung yang digunakan, dipadu dengan polesan make up menjadikan dirinya seorang pejuang hijaber. Itu nyata dan tidak ada rekayasa. Jadwal padat menjadikan obrolan siang itu harus padat berisi. Selama aktif di komunitas hijaber, hanya sedikit dari mahasiswi UIN yang tertarik untuk bergabung. Jadi untuk di kampus sendiri tidak ada komunitas hijaber. Isi otakku berkata, harus ada perwakilan dari kampus UIN yang tampil di acara Hijab Fest bulan Juni nanti. Putri mencoba membantuku dengan menghubungi teman hijabernya yang lain. Memang sedikit dari UIN yang ikut komunitas jadi untuk bisa ngobrol sulit sekali. Ada beberapa anggota lainnya seperti Alawiyah dan Rere.

Jadi, selain aktif di komunitas Putri juga mempunyai sebuah butik dan menjadi personil dari grup musik islami Fatira. Fatira beranggotakan Putri, Yora dan Atifah biasa bernyanyi minus one lagu "Muhasabah Cinta". Jika dirasa tepat Fatira akan mewakili kampus untuk tampil di Hijab Fest 2012. Namun itu belum diputuskan karena mengejar hijaber lainnya dirasa perlu dan tidak bisa dilewatkan. Hijab tidak lagi menjadi penutup kepala. Tapim kini ada nilai lain yang diangkat yaitu gaya hidup dan status.