Kamis, 24 Mei 2012

Mengejar Hijaber

Ini bukan cerita tentang perlombaan lari maraton, estafet atau jenis lari lainnya.Sore tadi, aku bertemu dengan temanku Opik dari jurusan Ilmu Hukum, dia berpakian rapi layaknya pemerhati politik atau seperti asisten dosen yang baru pulang mengajar. Opik bertanya banyak hal padaku lalu aku bertanya sedikit hal kepadanya. Aku menangkap bahwa Opik suka menulis walau tidak berdasarkan teori. Hal terpenting menulis bisa menjadi kegiatan untuk mengisi waktu luang dan itu benar.

Hari kemarin, aku mengikuti seminar konvergensi media yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurnalistik dalam rangka memeriahkan ulang tahun yang ke-14. Di seminar itu aku mendapat banyak ide baru dari para pembicara seperti Yudha (Praktisi Citizen Journalism), Heri Ruslan (Redaktur Republika Online), dan Enjang Muhaemin. Saat seminar sudah berlangsung, aku ingin mengajak seseorang yang biasanya aku godai. Senyum indahnya sudah lama tidak melintas di telingaku, suaranya tidak bisa aku raba, itulah alasan mengapa aku ingin dia ada. Fatia, aku memanggilmu untuk datang bersamaku.

Sapaan lain datang ketika telepon genggamku mulai berdering seperti jeritan halilintar, aku berbicara dengan suara wanita yang masih asing. Asing bukan karena belum pernah bertemu karena belum aku ketahui maksud dan tujuannya meneleponku. Kini percakapan antara kita sudah terjalin, wanita itu adalah panitia dari Hijab Fest 2012 yang ingin menyampaikan kalau kampus UIN mendapatkan kesempatan untuk menampilkan komunitas hijabers di acara nanti. Penampilan bisa dengan berbagai macam seperti fashion show, penampilan kreasi seni, kampanye, dll. Setahuku di kampus belum ada komunitas hijaber tapi ada beberapa orang yang mahasiswi yang aktif di komunitas hijaber luar kampus. Setelah telepon berakhir, aku harus langsung mencari dan menemukan komunitas hijaber itu. Momen pertama yang sayang untuk dilewatkan.

Tidak mudah jika aku hanya diam dan tidak mencari komunitas hijaber untuk mewakili kampus. Langkah awal adalah bertanya kepada teman. Dari banyaknya teman yang aku tanyai tidak seorangpun yang tahu bahkan berbalik tanya tentang apa itu hijab? Pencarian berlanjut lewat jejaring sosial twitter darisana mulai muncul mention dari followers yang berbagi banyak informasi. Aku menemukan seorang mahasiswi bernama Putri Imaniar @putri_imaniar jurusan psikologi yang aktif di komunitas Hijaber Bandung. Menurutnya kegiatan dari komunitas ini teramat banyak seperti tugas yang ditumpuk Mulai dari pengajian, workshop, personality class, sampai hijab tutorial.

Saat ditemui aku harus menerima kenyataan kalau memang Putri adalah anggota hijaber yang totalitas. Terlihat dari pakaian dan kerudung yang digunakan, dipadu dengan polesan make up menjadikan dirinya seorang pejuang hijaber. Itu nyata dan tidak ada rekayasa. Jadwal padat menjadikan obrolan siang itu harus padat berisi. Selama aktif di komunitas hijaber, hanya sedikit dari mahasiswi UIN yang tertarik untuk bergabung. Jadi untuk di kampus sendiri tidak ada komunitas hijaber. Isi otakku berkata, harus ada perwakilan dari kampus UIN yang tampil di acara Hijab Fest bulan Juni nanti. Putri mencoba membantuku dengan menghubungi teman hijabernya yang lain. Memang sedikit dari UIN yang ikut komunitas jadi untuk bisa ngobrol sulit sekali. Ada beberapa anggota lainnya seperti Alawiyah dan Rere.

Jadi, selain aktif di komunitas Putri juga mempunyai sebuah butik dan menjadi personil dari grup musik islami Fatira. Fatira beranggotakan Putri, Yora dan Atifah biasa bernyanyi minus one lagu "Muhasabah Cinta". Jika dirasa tepat Fatira akan mewakili kampus untuk tampil di Hijab Fest 2012. Namun itu belum diputuskan karena mengejar hijaber lainnya dirasa perlu dan tidak bisa dilewatkan. Hijab tidak lagi menjadi penutup kepala. Tapim kini ada nilai lain yang diangkat yaitu gaya hidup dan status.

1 komentar: