Minggu, 08 April 2012

Tindak Lanjut Untuk Diklat Bersama FKPMB

Sebagai mahasiswa tingkat akhir jadwal kuliahku tidak terlalu padat sehingga banyak waktu kosong. Sore hari tepatnya aku bersama Ozan pergi menuju ISOLA POS, UPI ada pertemuan antara Pimpinan Umum seluruh pers mahasiswa di Bandung untuk membicarakan agenda Diklat Bersama. Beberapa sudut jalan di Bandung terlihat basah, aku bisa merasakan segarnya udara sore sehabis hujan. Setiabudi menjadi pusat lokasi factory outlet, dan kuliner yang terkenal di Bandung. Laju akhir motor berhenti di depan pintu masuk kampus Universitas Pendidikan Indonesia.

Sampai di sekretariat ISOLA POS aku bertemu dengan Isman, Siti dan seorang wanita berkacamata yang wajahnya masih asing. Koran KOMPAS dan majalah TEMPO berserakan di lantai. Ruangan tidak tertata dengan rapi banyak sisa bungkus makanan dan minuman. Gelas menjadi asbak sudah menjadi pemandangan biasa. Sudah bisa ditebak pasti ada perokok yang menghinggapi tempat ini.

Ruangan yang tidak memadai membawaku ke sebuah ruangan yang cukup luas untuk pertemuan sore itu. Satu persatu para pemimpin mulai berdatangan. Ada dari Media Parahyangan, E-Pers, Birama, Gema Suara, Daunjati, dan Suara Mahasiswa pertemuan membicarakan tentang rencana diklat bersama FKPMB. FKPMB merupakan sebuah Forum Komunikasi Pers Mahasiswa Bandung didirikan pada bulan Mei 2011 sebagai sebuah forum untuk menjalin komunikasi antar pers mahasiswa di Bandung. Sudah diputuskan Diklat Bersama akan dilaksanakan pada tanggal 13 - 15 April 2012 di kampus II UNISBA, di daerah Ciburial. Setiap persma wajib membayar Rp 100.000,- untuk biaya acara dan mengirimkan 3-5 anggotanya. Setiap anggota wajib membayar Rp 35.000,-

Ada persolan yang belum selesai yaitu menentukan penannggung jawab konsumsi untuk acara nanti. Konsumsi dipercayakan kepada Aziz, pembayaran dan konfirmasi diklat kepada Suara Mahasiswa dan Daunjati, lalu acara seluruhnya pada ISOLA POS, dan Humas oleh SUAKA dibantu oleh Gema Suara. Malam semakin tidak bersahabat karena membawa kegelapan dan menyebar angin bercampur es. Pertemuan harus berakhir secepat kata penutup dari ISOLA sebagai tuan rumah.

Malam menjadi surga bagi mereka penikmat kehidupan malam. Sulit menemukan lokasi yang tidak terjamah oleh lampu. Mobil-mobil mewah terparkir dengan rapih, pemilknya terlihat duduk santai menikmati makanan dan minuman di cafe. Aku sempat menyambangi sebuah Cafe bernama Madtari yang terletak di bilangan jalan Tamansari. Cafe itu hasil rekomendasi dari Ozan, ia dulu pernah pergi kesana. Makanan tersaji dengan cepat, Madtari terkenal dengan taburan kejunya yang menumpuk seperti daun-daun berguguran. Malam ini aku menikmati mie goreng jumbo keju dan es milo. Nikmat sungguh rasanya.

2 komentar: