Rabu, 21 November 2012

Pencurian Motor Bisa Terjadi Kapan Saja

Usiamu kini genap 21 tahun. Selamat ulang tahun untuk Nabila semoga apa yang menjadi harapanmu kemarin malam dikabulkan oleh Tuhan. Terima kasih telah membuat perutku kenyang. Rasa kuenya enak, cuma sayang ayam bakarnya kurang banyak. Semoga perayaan kecilmu berkesan. Bahagia itu sederhana sama seperti mencintai seseorang.

Dari hari ke hari Bandung terus dihujani oleh air dari langit. Pada malam berakhirnya perayaan kecil itu, aku mencoba menjaring kehangatan. Tubuhku sedikit menggigil. Sisa angin malam menjelajahiku dari ujung rambut hingga ujung kaki. Motorku terperangkap gelap, suara gas yang khas terdengar saat tanganku menyalakan mesin. Ritual malamku berlanjut bersama Hapeuk menuju Al-Jawami, Ozan dan Jawa sudah berangkat terebih dulu.

Jarak tempuh ke Al-Jawami yang dekat membuat waktu terbuang sedikit di perjalanan. Aku baru pertama kalinya menginjakan kaki di tempat ini. Belum terlihat Ozan sampai ke tempat hanya pesan pendek yang aku dapati darinya.

“Bray, dagoan heula hareupeun Al-Jawami sakedeung. Urang nganter si Jawa,” begitulah isi sms singkat darinya.

Motorku berhenti persis di depan pintu masuk Al-Jawami. Ada satu pintu terbuka lebar, aku sendiri belum berani untuk masuk. Dinginnya malam semakin menjadi-jadi. Aku dan Hapeuk berjalan mendekati gelap di sisi pojok gedung untuk menghangatkan diri. Beberapa menit pendek telah kita lewati, terdengar suara motor mendekat. Jelas sekali aku mengenal wajah sang pengendara, ia adalah mang Kerewed. Motornya diparkir di pojok sebelah kiri tidak terlihat dari tempatku duduk karena terhalang oleh tembok. Selesai memarkirkan motoronya, mang Kerewed mempersilahkan kita berdua masuk.

Aku memasuki ruangan cukup luas beralaskan keramik. Terbentang karpet biru untuk duduk kita bertiga. Mang Kerewed bertanya keberadaan Ozan dimana, kita berdua menjawab ia masih diperjalanan menuju kesini bersama Jawa. Malam itu kita akan membicarakan acara launching antologi buku sajak Sunda. Sambil menunggu Ozan datang, mang Kerewed bercerita banyak hal utamanya apa yang sudah terjadi pada dirinya selama beberapa hari kemarin.

Ozan telah datang bersama Jawa. Obrolan tentang launcing langsung kita mulai. Acara launcingnya sendiri akan digelar bulan Desember awal di DPR kampus. Sementara kita mengobrol di samping beberapa lelaki malam bersiap untuk menyantap makanan yang sudah tersaji. Ajakan untuk bergabung makan tak berhentinya menghampiriku. Tawa lepas mengalir deras, beban pikiran seketika terhempas. Apa saja yang dibutuhkan mulai dari pembicara, pengisi acara sampai pembawa acara Ozan tentukan satu persatu. Mang Kerewed menyetujui setiap pilihannya. Terlihat nasi dan laup pauknya sudah habis dilahap oleh mereka tapi obrolan kami masih berlanjut.

Dalam waktu seketika tawa berubah menjadi keramaian ketika motor salah seorang teman mang Kerewed dibobol. Lubang kunci penutup berhasil dibuka oleh maling. Motor Satria yang tadinya di parkir diluar dibawa masuk ke dalam. Obrolan terhenti sejenak, semua dari kita mendekat ingin tahu apa yang terjadi. Motornya benar baru saja dibobol, sang pemilik beruntung karena maling belum berhasil menggasak motornya. Rasa penasaranku mulai muncul. Beraninya maling datang padahal keadaan di dalam malam itu sedang ramai. Setelah kejadian itu terjadi pengawasan diperketat dan kewaspadaan ditingkatkan. Semua motor yang di parkir di depan Al-Jawami dipindahkan masuk ke dalam ruangan. Pencurian motor sekarang rawan sekali terjadi.

Aku, Hapeuk, Ozan, Jawa dan Mang Kerewed tak habis pikir sang maling punya keberanian cukup tinggi untuk datang dan membobol motor Satria tadi. Sebelumnya pernah terjadi pencurian motor ninja di tempat ini kata Mang Kerewed. Obrolan kita kembali dilanjutkan, satu persatu batang rokok dinyalakan. Asap rokok lebih dulu keluar daripada kata. Tanpa komando Mang Kerewed menyuruh temannya untuk membeli kopi sebagai pelengkap kebersamaan. Lelaki itu bertanya

“Mang ari motorna mana,” katanya

“Ieu koncina motorna anu REVO aya di tukang,” kata mang Kerewed menjawab

Lelaki berjaket kuning itu berjalan keluar meninggalkan kita. Aku duduk dalam penantian pada secangkir kopi hangat. Belum lama, lelaki itu datang lagi. Apa yang keluar dari mulutnya kali ini membuat kita terbujur kaku katanya motor Honda REVO yang diparkir dibelakang tidak ada. Mang Kerewed bergegas mengecek keluar seperti dihujani ketidakpercayaan. Aku dan yang lainnya masih menunggu tentang kebenaran berita itu. Dengan berat hati mang Kerewed mengatakan kalau motornya sudah dibobol maling. Untuk kedua kalinya kita dibuat takut oleh maling bukan maling yang takut oleh kita. Malam sunyi diramaikan oleh orang-orang yang berkumpul karena penasaran dan bertanya-tanya. Seingatku motor honda REVO memang diparkir di belakang karena terhalang oleh tembok jadi tidak terpantau dari dalam ruangan. Motor itu kini pergi menghilang dibawa oleh bukan pemiliknya.

Kejadian kehilangan motor di Al-Jawami malam itu membekas dihatiku.Tertulis lewat catatan ini. Setiap komentar yang keluar dari kita berbeda-beda-misalnya Ozan yang berencana membeli gembok untuk motornya. Aku harus lebih waspada menjaga motor milkku satu-satunya. Semoga mang Kerewed diberi kesabaran karena motor Honda REVO yang dibobol maling bukan miliknya sendiri. Berhati-hatilah pencurian motor bisa terjadi kapan saja tidak mengenal waktu. Semakin maraknya motor keluaran baru semakin mudah didapatnya tidak hanya bagi para pengendara motor tapi juga maling. 19 November 2012

2 komentar:

  1. a hamdan keren ih, tambah enakeun gini nulisnya.

    BalasHapus
  2. mesti lebih waspada, karena kejahatan terjadi setiap ada kesempatan.

    BalasHapus