Rabu, 27 Agustus 2014

Siapa Yang Pertama Kali Menemukan Cappucino Cingcau?

Mahasiswa yang hidup di era smartphone setiap obrolan mereka pasti ada kaitannya dengan dunia sosial media. Kali ini giliran Path yang jadi keriuhan dalam obrolan di kantor redaksi SUAKA siang itu. Berawal dari Salman yang sibuk dengan smartphone barunya yang memancing Rama untuk iseng mengomentari kalau dia pasti sedang ngepath. Salman malah menjawab kalau Path miliknya sudah di delete. Rama bilang kalau Path itu kebanyakan digunakan untuk eksis. Setiap kali pergi pasti cek in dulu, pas lagi nongkrong update Path, nonton film dan dengerin musik juga ngepath, sampai-sampai sebelum tidur juga update Path dulu. Kalau Rizal mengomentari para pengguna Path itu sebagai orang yang alay. Aku sendiri tidak berkomentar apa-apa cukup menjadi pendengar yang ingin tahu saja.

Keriuhan tentang Path tidak bertahan lama sebatas komentar itu-itu saja. Rama mulai mengeluhkan kalau dia saat ini butuh admin dan meminta infonya padaku. Aku jawab saja tidak punya karena teman-teman di jurusanku rata-rata bekerja sebagai pengajar bimber dan guru di sekolah. Aku akan tercengang kalau ada lulusan dari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) yang jadi pemadam kebakaran, pemburu hantu atau barista. Ah mana mungkin juga leluconku ini terlalu mengada-ngada. Kalau pun mungkin itu bisa terjadi pasti akan menjadi sesuatu yang baru di tengah kebiasaan yang terjadi.

Menurutku untuk bisa bekerja di luar jurusan yang kita pilih perlu dukungan soft skill yang mumpuni karena dunia kerja/industri benar-benar membutuhkan tenaga yang profesional. Soft skill itu bisa didapatkan lewat proses yang dijalani berdasarkan apa yang menjadi passion dari seseorang. Contoh terdekat adalah teman kita sendiri, ada yang sejak awal menggeluti dunia fotografi pada akhirnya, ia bisa menjadi seorang fotografer dengan skill yang dimilikinya.

Saat tenggorokan mulai menjerit-jerit kehausan maka yang terbayang saat ini juga adalah Cappucino Cingcau. Aku ingin meminumnya tapi cuaca yang panas membuatku malas untuk keluar ruangan. Melihat ada gelas yang berisikan cappucino aku langsung meminumnya tanpa permisi.Sungguh tragis galon di sekre SUAKA tidak terisi air jadilah tidak ada seorang pun yang membuat kopi ketika itu.

Tiba-tiba saja muncul pertanyaan, siapa sebenarnya orang yang pertama kali menemukan Cappucino Cingcau?  Dari semua teman yang aku tanyai tidak ada yang bisa menjawabnya dengan penuh keyakinan. Mungkin bagi mereka pertanyaan ini jauh lebih sulit dari soal-soal UAS. Pari peneliti dari kalangan akademisi harusnya bisa meneliti juga tentang hal ini. Sudah saatnya para inovator di bidang kuliner harusnya mendapat juga pengakuan yang layak.

Masih banyak lagi inovasi di bidang kuliner seperti cireng isi, es krim goreng, mocilok, dll. Mereka yang telah membuat inovasi itu pasti bersusah payah untuk bisa membuat sebuah racikan makanan yang nikmat di lidah. Indonesia sendiri kayak akan makanan yang nikmat dari soto saja ada beberapa macam seperti soto betawi, soto lamongan, soto madura dan masih banyak lagi. Setahuku belum ada yang membukukan para penemu makanan dari masa ke masa. Kalau ini bisa diwujudkan maka para pembacanya akan tahu kalau makanan ini ternyata punya sejarahnya tidak sebatas makanan saja.

Anisa bilang pada kita semua, kalau kakek buyutnya adalah penemu dari Goyobod yang terkenal di jalan Kliningan, Buah Batu. Ia bercerita yang menjadi ciri khas dari Goyobod yang dirintis kakek buyutnya adalah bahannya yang terbuat dari sagu. Seiring berjalannya waktu usaha kakek buyutnya itu kemudian berkempang dan diwariskan ke semua cucu-cucunya. Ibunya Anisa adalah salah seorang dari cucunya. Saudaranya yang ada di Garut juga berjualan Goyobod, yang membedakan kalau di Garut gulanya terbuat dari gula aren yang dicampur dengan gula putih.

Nisa berkali-kali bilang kalau dia tidak bisa bisnis. Di akhir cerita ia mempromosikan kepada kita semua  bagi yang ingin memesan goyobod untuk pesta pernikahan bisa menghubunginya. Untuk soal harga bisa murah sekitaran Rp 500.000,- untuk seribu gelas. Ada yang tertarik untuk memesannya? Kembali lagi ke pertanyaan awal, Siapa yang pertama kali menemukan Cappucino Cingcau?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar