Sabtu, 18 Oktober 2014

Lika Liku Belanja Bahan Untuk Produksi Tote Bag

Bagi yang sedang merintis sebuah usaha terutama di bidang fesyen tentu belanja bahan untuk keperluan produksi sudah menjadi sesuatu yang tidak asing lagi. Baru-baru ini saya menerima pesanan tote bag dari  Jakarta dengan jumlah yang cukup banyak. Hari Sabtu ini akan saya gunakan untuk membeli bahan tepatnya di Pasar Baru setelah itu baru ke Cigondewah. Saya masih sebatas tahu dua tempat itu untuk referensi belanja kain di Bandung

Pukul 10 lebih, saya berangkat dari rumah menuju tempat yang dituju. Di tengah perjalanan, saya memutuskan untuk pergi ke Cigondewah dulu. Belum sampai ke sana, saya malah tertimpa kesialan. Motor hitam saya dihentikan oleh polisi karena siang itu sedang ada razia. Kelengkapan surat surat saya pun diperiksa, saya hanya bisa menyerahkan SIM yang ada di dompet dan STNK tidak ada karena tertinggal di rumah.

Akibat dari STNK tertinggal, saya disuruh untuk turun dari motor dan mengikuti polisi tadi ke ujung jalan yang sepi. Saya sempat dicurigai dan ditanya dengan beragam pertanyaan. Ada dua pilihan ketika itu, ingin damai di tempat atau damai di kantor polisi. Kalau ingin damai di tempat, saya harus mengeluarkan uang Rp 250.000,- mendengar nominal itu saya memilih untuk tidak berdamai di tempat. Lagi pula untuk apa uang sebesar itu diberikan kepada polisi yang jelas-jelas mata duitan. Apa mau dikata surat tilang mulai ditulis, motor saya terancam akan diangkut ke kantor. Dengan benar-benar terpaksa sebuah negoisasi pun terjadi, uang saku pribadi saya sebesar Rp 30.000 harus keluar untuk berdamai dengan polisi. Saya pun melanjutkan perjalanan menuju Cigondewah.

Bagi yang belum pernah ke Cigondewah, di sepanjang jalan menjual berbagai macam jenis kain. Seperti katun, batik, jeans, denim, polyester, dll. Dari apa yang saya tahu dan orang orang bicarakan, kalau harga kain disini terbilang murah. Untuk kualitasnya tergantung dari kepintaran kita memilah dan memilih mana bahan kain yang bagus. Tujuan saya siang ini adalah mencari weebing, bahan loreng digital juga motif zebra. Weebing itu tali yang digunakan pada tas biasnaya bahannya dari katun dan polyester. Tidak banyak yang menjual weebing jadi perlu berkeliling-keliling untuk bisa menemukan yang saya cari. 

Di sebuah toko dengan penjual yang sudah terlihat tua renta, saya berhenti sejenak untuk membeli weebing.Selain sudah tua ciri khas dari pemilik toko ini adalah berpeci putih juga berjenggot panjang. Dari cara bicaranya menunjukan kalau dia berasal dari Padang. Orang-orang Padang dikenal sebagai orang yang pandai bergadang. Saya mencari-cari weebing warna putih tapi tidak menemukannya. Kebanyakan weebing yang dijual sudah berdebu karena memang sulit mememukan yang masih baru. Saya pun mencari warna lain yaitu hitam, warna hitam pun tidak ada yang membuat saya ingin membelinya pilihan terakhir tertuju pada weebing cokelat yang akhirnya saya beli dua roll. Dua roll weebing dihargai dengan Rp 80.000 seharusnya Rp 81.000 saya mendapat potongan harga seribu saja.

Pak tua tadi sempat bercerita, kalau ia ingin berhenti berdagang karena sudah lelah dan bosan. Beberapa kali terlihat kesehatannya sudah terganggu dengan menguap dengan cara tidak biasa juga agak sedikit aneh. Tapi, jangan salah kemampuannya dalam hal merayu dan membujuk pembeli tidak bisa diremehkan.

Membeli resleting murah adalah tujuan saya selanjutnya. Hanya melangkahkan kaki beberapa langkah saja, saya sudah sampai di toko sleting. Cerita dari pegawainya, pemilik toko sleting ini masih sekeluarga dengan toko yang menjual weebing. Sama-sama dari Padang, saya awalnya mengira harga sleting di sini murah tapi nyatanya masih ada yang lebih murah. Toko yg menjual sleting dengan harga yang lebih murah letaknya berhadapan dengan toko ini. Di toko ini saya membeli sleting selusin harganya Rp 15.000 tapi di toko depan harganya Rp 10.000 selusin dan mereknya YKK. 

Belanja bahan di Cigondewah selesai, selanjutnya perjalanan berlajut ke Pasar Baru mungkin Tamim lebih tepatnya. Tamim adalah nama sebuah Jalan yang letaknya berdekatan dengan Pasar Baru daerah ini dikenal sebagai tempat pembuatan jeans satuan, celana chino, jaket, dan kemeja untuk anak muda. Harga yang ditawarkan terbilang cukup murah. Di Tamim saya masuk ke toko Indah Mas untuk mencari bahan kanvas motif zebra. Saat bertanya ke salah satu pegawainya, dia menjawab kalau motif zebra tidak ada dan datangnya barang pun jarang sekali. 

Belanja bahan itu memakan lelah tapi yang terpenting apa yang saya cari bisa didapatkan. Saya senang saat menemukan bahan loreng digital dengan motif sesuai pesanan. Dari pasar baru saya berhasil membawa oleh-oleh lima meter kain loreng digital. Harga per meternya Rp 45.000,- saya harus mengingatkan diri sendiri untuk mencatat setiap pengeluaran saat belanja. Belanja hari ini dicukupkan saja, ada saja lika liku belanja bahan baik itu di Cigondewah atau Pasar Baru. Tapi itulah bagian dari kejutan kehidupan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar