Minggu, 02 Desember 2012

Desember

Laju waktu perharinya terhenti pada angka dua puluh empat. Bulan tetaplah berjumlah dua belas tidak bisa bertambah menjadi lebih. Desember sudah ditakdirkan Tuhan untuk menjadi bulan penutup. Hujan masih setia datang setiap hari atau selang beberapa hari menuntaskan kerinduan akan kesejukan di setiap tetesannya. Semester adalah kerangka kehidupan mahasiswa yang terancang dengan apik. Mata kuliah dan SKS berujung pada pertemuan di lembah IP. Menyelami setiap semester membuat waktu merekam banyak ingatan. Memasuki masa akhir, menemui dosen tidak lagi di kelas tapi bisa dimana saja. Sidang demi sidang menjadi momok demi sebuah kelulusan dan gelar. 

Coba perhatikan hujan, kedatangannya tidak pernah disangka-sangka. Aku sering merasakan gerimis kala siang merasa lelah karena terbakar panas matahari yang menyengat. Mendekati tahun 2013 dan 2014 kursi jabatan dari Gubernur sampai orang nomor satu Indonesia banyak diburu. Berbagai kalangan muncul sebagai seseorang yang menawarkan perubahan. Tanpa menunggu komando, partai-partai politik sudah pintar memoles rasa manis dan menaburkan janji-janji lewat iklan di televisi. Tidak ada lagi kepercayaan masyarakat kepada para pemimpin mereka karena belum ada untaian-untaian masalah yang bisa diselesaikan dengan baik.

Masih ingatkah dirimu padaku saat kita pertama kali bertemu di sebuah lorong gelap tanpa lampu. Aku ingin mengajarimu mengupas buah mangga dengan baik. Aku tidak ingin pisau tajam itu melukai tangan mungilmu yang halus. Rasa manismu tertuang pada secangkir teh, aku menenguknya setiap pagi atau kala senja mulai menampakan diri. Lepaskanlah rasa takutmu dan perihara rasa cinta itu. Temui diriku kapan pun dirimu merinduiku.

Desember bangkit dan berjuang. Membuat karya segila adalah caraku keluar dari jeratan ketidakpastian. Tindakan besar tidak bisa ditunda-tunda menulislah demi perubahan nyata.

1 komentar: